Memulai Bisnis dengan Mediv, Bikin Dompet Tebal Tanpa Modal

Nabilla DP
blogging at www.bundabiya.com
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2019 9:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabilla DP tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Roadshow Mediv di Dyandra Convention Center, Surabaya (dokumen pribadi).
Pasca Ramadan, saya banyak mendapat undangan pernikahan. Ada yang di dalam kota, bahkan ada yang dari negara tetangga. Alhamdulillah. Melihat teman-teman yang bersemangat menggenapkan iman, saya turut senang. Sebagai perempuan yang sudah menikah 4 tahun, kadang saya suka menerka-nerka, apa kira-kira langkah mereka selanjutnya?
ADVERTISEMENT
Biasanya setelah menikah, perempuan banyak yang mendadak berjualan online untuk menambah pundi-pundi tabungan. Mungkin karena mulai tersadar bahwa kehidupan pasca menikah perlu banyak biaya. Saya mengapresiasi hal ini karena menurut saya perempuan yang berbisnis itu keren dan menunjukkan bahwa mereka mampu berpikir kompleks.
Namun, di sisi lain, sering saya lihat banyak yang dilupakan para pebisnis pemula. Akibatnya, sepi pembeli atau toko online yang dikelolanya di media sosial terlalu membosankan untuk dilihat.
Saya sebetulnya bukan seorang expert dalam bisnis. Tetapi, saya pernah berada di posisi ibu rumah tangga yang nyambi berjualan online dan berbisnis fesyen hijab selama 4 tahun. Setahun pertama saya menjadi reseller dan tiga tahun berikutnya saya menjadi produsen skala kecil. Pada rentang waktu tersebut, saya belajar satu hal penting dan sering saya berikan nasihat ini ke teman-teman yang sedang belajar bisnis. Kalau mau belajar bisnis tanpa modal, sebaiknya pilih yang tanpa resiko. Misalnya, jadi dropshiper dengan akad yang jelas dan dengan penyuplai barang yang aman. Yang penting sebagai langkah awal adalah kita mengenal dan mengetahui perilaku konsumen. Siapa konsumen kita, rentang usia berapa, tinggal dimana, apa saja yang disukai, dan lain sebagainya. Itu dulu saja.
ADVERTISEMENT
Dulu, saya mengalami sendiri susahnya mencari supplier. Ada supplier bagus, harga kurang cocok. Ada yang harganya cocok, tapi keamanannya masih diragukan. Belum lagi persaingan bisnisnya. Kalau bisnis fashion, seringnya sudah masuk ke kolam yang terlalu banyak pemain, terlatih sumpek. Saya dulu tidak tahu bahwa ada industri lain yang memiliki peluang bagus di masa depan, industri kesehatan misalnya. Saya selalu membayangkan berbisnis alat kesehatan dan kecantikan itu perlu dana yang besar. Harus stok barang, memperhatikan tanggal kadaluarsa, biaya perawatan, dan lain sebagainya. Sekarang, kekhawatiran itu langsung hilang seiring dengan hadirnya Mediv yang memberi pengalaman berbisnis di bidang kesehatan dengan cara yang jauh lebih mudah, cukup dengan jempol saja!
Bisnis Modal Jari dan Minim Resiko ala Mediv
ADVERTISEMENT
Pekan lalu tepatnya tanggal 26 Juli 2019, saya datang ke acara roadshow Mediv bersama Kumparan di Dyandra Convention Center Surabaya. Acara ini dihadiri oleh CEO Kumparan, Founder Mediv, CEO Kimia Farma Honesti Basyir, Digital Marketing Manager Ivan Aditya, serta Co-founder dan Co-CEO Wangsa Jelita Nadya Saib sebagai pembicara.
Para pembicara di acara Roadshow Mediv Surabaya (dokumen pribadi).
Sebelum datang, saya sempat membaca sekilas tentang Mediv dan rasa penasaran saya langsung terpantik. Menurut saya, Mediv memiliki peluang untuk bersaing di tengah era disrupsi ini. Sebab, belum banyak pemain bisnis di bidang kesehatan secara online (selain penjual di marketplace dan e-commerce) serta memberi peluang usaha untuk pemula, untuk pelajar, untuk mahasiswa, bahkan untuk ibu rumah tangga.
Mediv adalah platform pertama dan satu satunya dalam industri kesehatan di Indonesia yang memungkinkan mitra untuk berjualan alat kesehatan dan produk kosmetik hampir tanpa modal dan tanpa membutuhkan ruangan/gedung khusus. Kalau dulu cari supplier itu susah, sekarang semuanya bisa diperoleh dengan satu aplikasi saja. Mediv juga memberikan pengalaman bagi mitra untuk berbelanja alat kesehatan online seperti di dunia nyata dengan menggunakan teknologi Augmented Reality.
ADVERTISEMENT
Mediv sangat cocok digunakan sebagai sarana belajar bisnis untuk pemula, untuk pelajar, untuk mahasiswa, untuk ibu rumah tangga, serta untuk siapapun yang ingin memperoleh tambahan penghasilan dengan margin 5-10%. Sebagaimana yang saya tulis di atas, tahap awal yang terpenting adalah memahami target market. Mitra Mediv tidak perlu ragu dengan "stok" pembeli karena Bapak Honesti Basyir selaku CEO Kimia Farma menyampaikan bahwa menurut riset yang mereka lakukan, trend pencarian alat kesehatan di Indonesia terus meningkat. Hal ini barangkali juga dipengaruhi oleh kesadaran untuk hidup sehat dan pemahaman dasar tentang mengecek kesehatan diri sendiri. Nah, dari situlah ada peluang untuk menjual alat kesehatan melalui platform online.
Tampilan halaman depan dan direktori pada aplikasi Mediv (dokumen pribadi).
Cara menjadi Mitra Mediv sangat mudah. Tinggal unduh aplikasinya dan daftar menggunakan alamat email. Sangat cepat, hanya perlu waktu sekitar 5 menit saja. Setelah login, mitra bisa melengkapi data lain yang diperlukan, misalnya alamat pelanggan dan mengisi medcash. Mitra bisa menjual barang-barang yang diperlukan via media sosial seperti Instagram, Twitter (Twitter, please do your magic!), dan Facebook. Mitra bisa juga memasarkan barang melalui marketplace.
ADVERTISEMENT
Apabila sudah ada pembeli, mitra bisa memesan barang via Mediv dan menginput data konsumen yang diperlukan. Selesai! Praktis banget, deh, definisi nyata dari bisnis modal jari!
Berbisnis bersama Mediv ini ada beberapa keuntungan. Pertama, sudah pasti aman dan terpercaya karena didukung penuh oleh Kimia Farma. Kedua, tidak perlu modal besar, hanya perlu smartphone dan kuota atau bisa juga menggunakan wifi di rumah. Ketiga, minim resiko karena mitra tidak perlu menyetok barang sehingga tidak ada biaya perawatan dan kerugian.
Trik berbisnis di Instagram dari Ivan Aditya (dokumen pribadi).
Karena bermodalkan jari saja, saran saya ada aspek lain yang perlu dikuasai oleh mitra Mediv yakni pemahaman dasar mengenai berbisnis pada era digital. Hal ini disampaikan oleh Ivan Aditya pada acara roadshow Mediv pekan lalu. Ivan menyampaikan dengan singkat nan padat, bahwa sebaiknya berjualan di media sosial tidak perlu promosi berlebihan karena akan membuat pelanggan kabur. Sebaiknya, mitra menggunakan teknik storytelling agar bisa melibatkan emosi pelanggan dan membuat mereka lebih terikat.
ADVERTISEMENT
Keseruan Roadshow Mediv di Surabaya
Saya tidak menyangka ada banyak peminat bisnis modal jari bersama Mediv. Sebagian besar anak muda, sisanya diisi oleh generasi milenial angkatan tua. Mereka rupanya sangat bersemangat ingin memperoleh tambahan penghasilan dari Mediv. Selain itu, daya tarik tidak hanya dari konten acara tetapi juga dari photobooth tempat peserta roadshow bisa mendapat foto gratis dan unlimited.
Photobooth yang menarik di acara Roadshow Mediv Surabaya (dokumen pribadi).
Acara yang berlangsung selama 2 jam ini bagi saya cukup menyenangkan, singkat namun insightful. Saya pribadi mengapresiasi apotek langganan saya, Kimia Farma, yang meluncurkan aplikasi dengan teknologi seperti ini. Aplikasi Mediv ini ringan dan cukup ramah untuk pengguna. Kategori yang ditampilkan sangat jelas dan memudahkan pencarian meskipun masih banyak data yang belum dapat ditampilkan karena masih dalam tahap penyempurnaan.
ADVERTISEMENT
Di Surabaya, Mediv menghadirkan entrepreneur perempuan dan seorang yang ahli di bidang pemasaran digital. Sharing session dari Nadya Saib dari Wangsa Jelita membuat saja teringat pada bisnis lama saya sekaligus memantik semangat untuk menjalankan bisnis baru yang sudah saya rencanakan. Beliau berpesan bahwa menjalankan bisnis tidak melulu membutuhkan modal yang besar, mulai saja dari apa yang kita punya.
Saya juga beberapa kali tertawa mendengar ledekan dari Ivan Aditya yang mengungkapkan realita serta suka-duka berjualan di media sosial. Beliau mengatakan banyak sekali penjual yang asal memasang foto, tidak memperhatikan estetika, caption, serta informasi produk yang memadai. Hal seperti ini yang sebaiknya dihindari ketika berjualan di media sosial. Penjual hendaknya menyambut pelanggannya melalui tokonya di media sosial dengan baik.
ADVERTISEMENT
Para pemenang games yang mendapat hadiah saldo medcash dari Mediv (dokumen pribadi).
Acara semakin semarak ketika memasuki sesi games yang memperebutkan medcash sebesar Rp 1.000.000 untuk juara pertama; Rp 750.000 untuk juara kedua dan Rp 250.000 untuk juara ketiga. Saldo medcash ini bisa langsung digunakan pemenang untuk modal awal berbisnis bersama Mediv. Seusai bertolak dari Surabaya, agenda Mediv selanjutnya adalah ke kota Makassar sekaligus menutup roadshow Mediv tahun 2019 ini.
Apabila kamu tertarik belajar bisnis nyaris tanpa modal sekaligus ingin dompet lebih tebal, saya sarankan kamu mulai menginstal Mediv sekarang juga!