Mengenal Pribadi Introvert dari Buku ‘Quite’

Nada Shofura
SEO Writer Intern at Kumparan
Konten dari Pengguna
13 April 2021 17:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nada Shofura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi introvert yang suka menyendiri. Foto: Anthony Tran/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi introvert yang suka menyendiri. Foto: Anthony Tran/Unsplash
ADVERTISEMENT
Mungkin, jika diperbolehkan untuk memilih menjadi introvert atau ekstrovert, saya akan memilih menjadi ekstrovert karena memang dunia ini menuntut kita untuk menjadi seorang ekstrovert agar dapat bertahan hidup. Saat bersekolah dahulu, saya harus menjadi siswa yang aktif agar memperoleh nilai yang cukup baik dan dapat bersaing dengan teman-teman lainnya karena adanya penilaian keaktifan. Begitu pula ketika bekerja, kita semua dituntut untuk aktif mengemukakan ide dan pendapat demi mendapat kredibilitas di kantor.
ADVERTISEMENT
Buku karya Susan Cain yang berjudul "Quite, The Power of Introvert in a World That Can’t Stop Talking" ini menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang kenapa orang suka berbicara sedangkan yang lain suka diam dan bagaimana introvert dapat menalukkan dunia yang sangat ramai ini.

Apa Itu Introvert?

Sebelumnya saya akan menjelaskan apa itu introvert dan ekstrovert. Dari buku "Quite" yang saya baca, istilah itu pertama kali dikemukakan oleh psikolog bernama Carl Jung. Introvert adalah orang yang suka menyendiri untuk mengembalikan energinya sedangkan ekstrovert akan merasa kembali bersemangat saat dia berada di pesta atau keramaian. Selain itu, introvert adalah seseorang yang suka berpikir mendalam dibandingkan dengan berpikir atau memutuskan sesuatu dengan cepat.
Susan Cain juga menuliskan jika populasi introvert terbanyak ada di Asia dan populasi ekstrovert ada di Eropa dan Amerika. Mungkin inilah yang membuat Indonesia diam saja dan tidak bersuara ketika dijajah Eropa.
ADVERTISEMENT

Bagaimana Orang Bisa Menjadi Introvert dan Ekstrovert?

Bagaimana orang bisa menjadi seorang yang ekstrovert dan introvert? Apakah terbentuk dari lingkungan masa kecil? Dalam buku ini, Susan Cain telah menjelaskan beberapa hasil penelitian bahwa introvert dan ekstrovert ada dalam diri.
Penelitian pertama adalah yang dilakukan oleh Jerome Kagan, di mana dia meneliti 500 bayi dengan mendengarkan bayi-bayi tersebut suara balon pecah. Hasilnya adalah beberapa bayi memberikan reaksi seperti menendang hingga menangis kencang (dikelompokkan dalam grup reaktif tinggi) dan beberapa yang lainnya tetap tenang (reaktif rendah). Bayi reaktif tinggi ini yang nantinya akan menjadi seorang pendiam yang kita sebut dengan introvert.
Penelitian lebih lanjut dilakukan Kagan dan timnya yang kemudian mereka menyebutkan jika setiap manusia memiliki amigdala dalam otaknya. Amigdala yang mengatur emosi manusia. Sehingga, karena amigdala orang introvert reaktif tinggi, mereka mudah merasa cemas ketika mendapat rangsangan dari luar seperti keramaian atau konflik.
ADVERTISEMENT

Introvert Dapat Bersaing dengan Ekstrovert

Lalu, bagaimana jika kita memang telah ditakdirkan untuk menjadi seorang yang pendiam? Susan Cain melanjutkan pencariannya hingga dia bertemu psikolog bernama Hans Eysenck. Eysenck menemukan struktur otak yang disebut ascending reticular activating system (ARAS). ARAS berfungsi sebagai pengatur keseimbangan antara rangsangan yang terlalu tinggi dengan mengontrol jumlah stimulasinya.
Dalam buku ini saya mendapatkan hal yang sangat menarik, jika kita seorang introvert yang selalu merasa gugup ketika berpresentasi maka ARAS adalah jalan keluarnya. ARAS akan bekerja dengan baik jika kita melatihnya. Saya langsung teringat dengan quote terkenal dari Malcolm Gladwell, “berlatihlah 10.000 jam maka kamu akan menjadi ahli.”
Vincent Rompies seorang introvert. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Tidak hanya untuk seorang introvert, berlatih 10.000 jam juga harus dilakukan oleh ekstrovert jika dia ingin menjadi seorang ahli. Seperti, pembawa acara terkenal dari Indonesia, Vincent Rompies. Acaranya yang tayang setiap hari dan digemari oleh banyak orang dapat membuktikan jika dia ahli dalam membawakan sebuah acara.
ADVERTISEMENT
Vincent Rompies yang menurut pandangan saya adalah seorang introvert garis keras bahkan orang yang sering dipercaya untuk membacakan ad-lib iklan dibanding dengan pembawa acara lain di acara tersebut. Tidak perlu diragukan lagi, jam terbangnya menjadi seorang pembawa acara sudah berlangsung sejak tahun 2005, mungkin jika dihitung sudah lebih dari 10.000 jam.
Bagi teman-teman yang merasa introvert seperti saya, saatnya menunjukkan diri kalian. Tidak perlu takut, cukup melatih kemampuan kalian sesering mungkin maka kalian akan menjadi ahli. Jangan berkecil hati jika Anda seorang introvert, tidak akan ada cerita Harry Potter jika tidak ada introvert di dunia ini.

Menghadapi Seorang Introvert

Dalam buku ini pun juga dijelaskan bagaimana jika kita memiliki pasangan seorang introvert yang tidak asik dan bagaimana jika anak kita seorang introvert.
ADVERTISEMENT
Ingat, introvert bukanlah orang yang tidak bisa bersosialisasi, dia bisa bersosialisasi mungkin lebih hebat jika dibanding seorang ekstrovert, tetapi jika kalian memiliki pasangan introvert sebaiknya untuk tidak terlalu sering mengajaknya keluar atau mengunjungi pesta. Seminggu sekali atau dua kali mungkin cukup untuk kalian menghabiskan waktu bersama di luar, mengunjungi pesta atau menonton konser.
Jika, anak kalian seorang introvert, tidak perlu takut akan kemampuan sosial mereka. Tidak harus kalian paksa mereka untuk berteman dengan banyak orang, beberapa teman cukup untuk membuat anak kalian melatih sosialisasinya. Ingatlah, seorang introvert adalah orang yang berpikir mendalam, mungkin kemampuan akademik mereka akan menonjol jika diarahkan dengan baik.
Semoga bermanfaat!