Hentikan Bullying dan Jadilah Teman yang Baik

Nadhira Khalifatun Nisa
Mahasiswi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
Konten dari Pengguna
7 Maret 2023 18:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadhira Khalifatun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak menghentikan bully. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Anak menghentikan bully. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini mungkin kita sering melihat atau mendengar berita tentang sebuah perlakuan penindasan terhadap orang yang lebih lemah atau bisa juga diartikan sebagai perilaku bullying. Perilaku ini dapat terjadi dengan siapa pun dan dimana pun. Salah satunya yang terjadi pada anak usia yang masih sekolah.
ADVERTISEMENT

Apa sih bullying itu? Bagaimana bullying itu?

Bullying merupakan suatu tindakan berupa penindasan atau kekerasan yang dilakukan suatu individu maupun sekelompok terhadap individu lainnya yang dianggap lebih rendah darinya. Terkadang sebagian orang ada yang berpendapat bahwa ini sebuah tindakan biasa serta wajar dilakukan apalagi pada anak-anak. Faktanya mengenai hal ini jika dilakukan berulang kali dapat merugikan korban bullying.
Seiring berjalannya waktu, dari tahun ke tahun tingkat bullying di masyarakat semakin tinggi baik secara fisik maupun psikologis. Hal ini perlu dipahami dan diatasi agar tidak terulang kembali. Beberapa anak melakukan bullying terhadap temannya yang lebih rendah kemampuannya.
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku merupakan segala aktivitas manusia yang mencakup luas tentang bagaimana manusia berjalan, berkomunikasi, bekerja, menulis atau membaca dan dan lain-lain. Disimpulkan bahwa perilaku dapat disaksikan langsung maupun tidak langsung oleh orang lain. Skinner menjelaskan, bahwa interaksi antara stimulus dan tindakan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar manusia. Apabila manusia sudah berhasil menanggapi suatu peristiwa yang terjadi, maka dapat dinyatakan manusia itu telah belajar.
ADVERTISEMENT
Perilaku dapat dikaitkan dengan hubungan pengaruh komunitas dengan lingkungan sosial seseorang. Sel yang terdapat di dalam tubuh juga dapat mempengaruhi pola perilaku seseorang. Sel tubuh memiliki fungsi menerima stimulus luar kemudian meneruskannya serta dianggap sebagai sel penerima stimulus. Sistem syaraf juga berperan dalam hal ini melalui otak dengan cara sederhana serta dipengaruhi oleh bagian tubuh lainnya. Sebaiknya, bagi orang tua perlu ditingkatkan lagi rasa peduli serta perhatian kepada anak agar lebih paham dan mengerti etika dalam menjalani kehidupan sosial bermasyarakat.
Hasil study Universitas Cambridge menyatakan, bahwa anak remaja akhir menuju dewasa awal yang mengalami penindasan, kemungkinan besar akan berpikiran untuk melakukan pembalasan kepada orang yang telah melakukan hal ini terhadap dirinya. Kejadian ini berhubungan dengan kejadian nyata seperti, melamun, berkhayal untuk menyakiti atau membunuh orang lain. Pada awalnya keinginan korban untuk membalas dendam hanya terlintas dipikirannya saja, tetapi kemungkinan sesuatu pikiran itu dapat terwujud melalui balas dendam di kawasan sosial.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sudah terdapat di Indonesia, dan dialami oleh seorang siswa yang telah diwawancarai merupakan pelaku bullying yang sebelumnya pernah. Dia mengaku membully temannya atas dasar balas dendam terhadap kejadian masa lalunya. Selain bertujuan untuk balas dendam, motif dari tindakan bullying ini disebabkan efek dari teman yang sebelumnya melakukan bullying dan kemudian disaksikan pelaku. Korban bullying bisa saja merasa tidak senang, akan marah, bahkan akan balas dendam lebih kejam dari yang dialaminya.

Bagaimana sih perilaku anak dapat terpengaruh?

Ilustrasi anak di-bully. Foto: Shutter Stock
Perilaku seorang anak bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor biologis

Berkaitan dengan seluruh aktivitas yang dilakukan di kawasan sekitar. Interaksi yang dilakukan seseorang anak dengan orang lain dapat mempengaruhi perilakunya. Faktor ini mencakup kebutuhan manusia seperti makan, minum, waktu istirahat, dan kebutuhan menjaga kesehatan tubuh.
ADVERTISEMENT

2. Faktor sociopsikologis

Manusia tidak terlepas dari orang lain serta membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Faktor ini bahkan berkaitan dengan faktor biologis, dengan alasan terlibat pada aktivitas manusia.

3. Sikap

Sikap yang diberikan orang lain kepada anak menghasilkan stimulus melalui dorongan motivasi di kawasan sekitarnya. Cara setiap orang dalam menghadapi kehidupan pasti berbeda. Sikap dapat mendorong rangsangan seseorang dalam menghadapi suatu hal yang ada di sekitarnya.

4. Faktor emosi

Emosi merupakan suasana hati serta pikiran dalam aspek biologis maupun psikologis dan akan menimbulkan sebuah tindakan. Emosi dapat mempengaruhi mood aktivitas yang kita lakukan.

5. Komponen kognitif

Berhubungan dengan kepercayaan seseorang atas sesuatu hal yang menurut kita benar atau salah. Kemampuan kognitif dapat mempertimbangkan perilaku yang baik ataupun buruk.

Bagaimana upaya untuk mencegah bullying pada anak?

Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menciptakan komunikasi efektif dengan anak. Ketika anak dirumah ajaklah untuk bercerita secara terbuka mengenai kehidupannya di sekolah serta tentang perasaan hati seorang anak. Bantulah anak dalam proses kepercayaan dirinya dengan belajar di luar sekolah atau melakukan kegiatan di kawasan terbuka. Selain itu, anak akan memiliki relasi pertemanan yang luas dan memiliki kegemaran yang sama dengan temannya.
ADVERTISEMENT
Cara selanjutnya untuk mencegah adanya bullying pada anak dengan memberi pemahaman serta mengadakan acara edukasi di sekolah. Melakukan sosialisasi tentang bullying agar anak paham akan dampak yang ditimbulkan. Mengetatkan peraturan agar terciptanya rasa aman di kawasan sekolah maupun rumah serta mengurangi terjadinya bullying. Hal ini orang tua dan guru berperan penting untuk membantu berkomitmen menghentikan tindakan bullying. Menerapkan sikap positif kedisiplinan pada anak.

Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak dapat melihat, merasakan, meniru serta mempraktikkan sebuah perilaku yang dialami dirinya maupun orang lain. Tindakan bullying dapat dapat dicegah orang tua dengan memberikan perhatian lebih serta mengajarkan sopan santun beretika kepada anak.