Djarot: Diamond Karaoke Tutup Permanen

16 September 2017 13:22 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Djarot di acara peringatan hepatitis sedunia. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot di acara peringatan hepatitis sedunia. (Foto: Johanes Hutabarat/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menegaskan Diamond Karaoke harus ditutup permanen. Hal ini menyusul ditangkapnya politikus Partai Golkar Indra J Piliang bersama dua temannya karena kedapatan mengonsumsi sabu.
ADVERTISEMENT
Apalagi, sabu tersebut rupanya didapatkan dari salah satu pegawai Diamond Karaoke, lengkap dengan alat pengisapnya.
"Tutup permanen dan tidak boleh digunakan lagi untuk fungsi yang sama. Kemarin Satpol PP saya panggil. Tidak usah ba bi bu (lama), tutup. Sudah tutup kan semalam," kata Djarot di Taman Menteng, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9).
Ia menyatakan Pemprov DKI akan langsung bertindak tegas dengan tempat hiburan yang ketahuan memasok narkoba. Penutupan akan langsung dilakukan tanpa surat peringatan begitu tempat tersebut terbukti membiarkan adanya praktik peredaran narkoba.
Suasana karaoke Diamond. (Foto: Dok. Adim Mugni)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana karaoke Diamond. (Foto: Dok. Adim Mugni)
"Kalau mereka main-main itu tempat pesta narkoba, peredaran narkoba, langsung tanpa peringatan satu dua tiga, langsung tutup. Enggak usah lama-lama kalau begini. Langsung tutup," tegasnya.
Diamond Karaoke memang sudah tutup setelah tertangkapnya Indra Piliang. Berdasarkan pantauan di lokasi, pintu kaca tertutup rapat dan tidak ada aktivitas apapun. Namun, tidak ada tanda-tanda penyegelan yang dilakukan Satpol PP. Di sekitar lokasi terpantau sejumlah petugas kepolisian dan Satpol PP yang berjaga.
ADVERTISEMENT
Kasus ditemukan narkoba di tempat karaoke bukan yang pertama kali. Ketika Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memimpin, di Diamond Karaoke juga pernah ditemukan narkoba.
Diamond menjadi tempat hiburan ketiga di Jakarta yang ditutup karena penemuan narkoba saat operasi penggerebekan sejak zaman kepemipinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, setelah Stadium dan Milles.