Kepala Satpol PP DKI: Karaoke Diamond Sudah Disegel

16 September 2017 14:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karaoke Diamond. (Foto: Dok. Adim Mugni)
zoom-in-whitePerbesar
Karaoke Diamond. (Foto: Dok. Adim Mugni)
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap politikus Partai Golkar Indra J Piliang karena kedapatan mengonsumsi sabu bersama dua orang temannya. Setelah melalui hasil penyelidikan, sabu didapatkan dari salah seorang pegawai Diamond Karaoke, lengkap dengan alat hisapnya.
ADVERTISEMENT
Pegawai Diamond Karaoke sengaja menyediakan sabu beserta dengan alat hisapnya karena Indra dan rekannya memang sengaja memesan satu room senilai Rp 2 juta. Harga tersebut sudah sepaket dengan sabu beserta alat pakainya.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat pun sudah meminta Kepala Satpol PP DKI Jakarta Yani Wahyu untuk menutup tempat karaoke Diamond. Ia menegaskan pusat hiburan malam yang terbukti menjual narkoba akan ditutup.
Suasana karaoke Diamond. (Foto: Dok. Adim Mugni)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana karaoke Diamond. (Foto: Dok. Adim Mugni)
Yani pun membenarkan Diamond Karaoke sudah disegel pada Jumat (15/9) malam.
"Sudah semalam. Kan ada segelnya ditempel," kata Yani saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com) lewat pesan singkat, Sabtu (16/9).
Namun, pernyataan Yani berbanding terbalik dengan pada saat kumparan mendatangi Diamond Karaoke. Pintu kaca memang tertutup rapat dan tidak ada aktivitas apapun. Namun, tidak ada tanda-tanda penyegelan yang dilakukan Satpol PP. Di sekitar lokasi terpantau sejumlah petugas kepolisian dan Satpol PP yang berjaga.
Kondisi Karaoke Diamond. (Foto: Dok. Adim Mugni)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Karaoke Diamond. (Foto: Dok. Adim Mugni)
Kasus ditemukan narkoba di tempat karaoke bukan yang pertama kali. Ketika Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memimpin, di Diamond Karaoke juga pernah ditemukan narkoba.
ADVERTISEMENT
Diamond menjadi tempat hiburan ketiga di Jakarta yang ditutup karena penemuan narkoba saat operasi penggerebekan sejak zaman kepemipinan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama, setelah Stadium dan Milles.