Mengenal Nyonya Meneer, Ikon Jamu yang Kini Guncang

4 Agustus 2017 12:59 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nyonya Meneer (Foto: njonjameneer.com)
zoom-in-whitePerbesar
Nyonya Meneer (Foto: njonjameneer.com)
ADVERTISEMENT
Siapa tak kenal PT Nyonya Meneer, produsen jamu yang terkenal dengan tagline "berdiri sejak 1919"? Perusahaan yang berpusat di Semarang ini dinyatakan pailit karena terlilit utang oleh Pengadilan Negeri Semarang.
ADVERTISEMENT
Menyebut Nyonya Meneer berarti menyebut Lauw Ping No alias Menir. Dia adalah sosok di balik perusahaan Jamu Cap Potret Nyonya Meneer (PT Nyonya Meneer).
Mengutip website njonjameneer.com, Menir lahir di Sidoarjo pada tahun 1895. Menir merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.
Menir berasal dari beras menir yang merupakan sisa butir halus penumbukan padi. Saat mengandung, ibu Menir mengidam dan makan beras menir, sehingga saat bayi yang dikandungnya lahir, kemudian diberi nama Menir. Namanya pun berubah menjadi Meneer karena pengaruh ejaan Belanda.
Meneer pun kemudian menikah dengan seorang pria asal Surabaya dan mengikuti suaminya pindah ke Semarang. Sekitar 1900-an, suaminya tiba-tiba jatuh sakit. Berbekal akan pengetahuannya terhadap aneka tumbuhan obat dan rempah-rempah, dia pun meracik aneka tumbuhan dan rempah tersebut untuk diminum suaminya sebagai obat.
ADVERTISEMENT
Ramuan itu rupanya mujarab. Padahal berbagai metode pengobatan sudah dilakukan untuk mengupayakan kesembuhan suaminya. Karena keahliannya meracik jamu, sejumlah kerabat dekat Meneer mendekatinya untuk minta tolong dibuatkan racikan jamu untuk mereka yang demam, sakit kepala, masuk angin, dan terserang berbagai penyakit lainnya.
Jamu racikannya menyebar luas dan para kerabat yang telah mencoba jamu racikannya puas. Makin lama, makin banyak orang yang meminta agar Meneer meracik jamu dan mengantarnya ke rumah. Meneer pun kemudian mulai mengemas jamu racikannya itu.
Namun karena semakin banyak pemesanan, dia pun tidak sanggup untuk mengantar jamu tersebut ke pelanggannya. Sebagai ganti permintaan maafnya, dia menempelkan foto dirinya pada kemasan jamu buatannya. Tidak ada yang menyangka, foto dirinya dalam kemasan jamu racikannya menjadi ikon jamu yang melegenda hingga kini. Motto "berdiri sejak 1919" begitu merasuk kuat di ingatan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Seiring perjalanan waktu, perusahaan yang kemudian bernama PT Nyonya Meneer di tangan ibu-anak berhasil memperluas pemasaran jamu ke berbagai negara, seperti Taiwan, Malaysia, Brunei, Australia, Belanda, dan Amerika Serikat. Nyonya Meneer meninggal dunia tahun 1978 dan perusahaan dikelola generasi ketiga.
Merek-merek produk Nyonya Meneer yang tak jarang ditiru kompetitornya antara lain Galian Putri, Jamu Sariawan, Amurat, Sakit Kencing, Sehat Wanita, Pria Sehat, Galian Rapet, Bibit (supaya dapat hamil), Mekar Sari, Galian, Jamu Habis Bersalin, Awet Ayu, Gadis Remaja, Datang Bulan Tidak Cocok, Susut Perut, Bikin Gemuk, Jamu Langsing, Wasir, dan Minyak Telon.
Mengutip Wikipedia, kiprah bisnis Nyonya Meneer juga dibukukan sebagai studi kasus dengan judul "Bisnis Keluarga: Studi Kasus Nyonya Meneer, Sebagai Salah Satu Perusahaan Obat Tradisional di Indonesia yang Tersukses". Penerbitan buku ini kabarnya sempat ditentang oleh keturunan Nyonya Meneer karena secara jelas menceritakan strategi pemasaran produk jamu tradisional itu hingga merambah 12 negara.
ADVERTISEMENT
Konflik internal antar-cucu Nyonya Meneer sebagai penerus pengelola perusahaan juga pernah terjadi. Begitu sengitnya pertikaian di tubuh PT Nyonya Meneer, Menteri Tenaga Kerja Cosmas Batubara kala itu bahkan ikut turun tangan. Sebab pertikaian antar-keluarga itu sampai melibatkan ribuan pekerja perusahaan itu.