Zulkifli Hasan Prihatin Politik Jadi Alat Mengkotak-kotakan Bangsa

21 Agustus 2017 16:01 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rakernas PAN  (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rakernas PAN (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Dalam acara Rakernas III PAN, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyampaikan keprihatinan bahwa kontestasi politik sengaja digunakan untuk memberi label sekaligus memisah-misahkan kelompok dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Salah paham kedua tak kalah seriusnya. Kontestasi politik digunakan untuk memberi label sekaligus memisah-memisahkan kelompok dalam masyarakat. 'Kami toleran' dan 'kalian intoleran'. 'Kami perawat kemajemukan' sementara 'kalian perusak kebhinekaan'. 'Kami penjaga Pancasila' dan 'kalian berkhianat pada Pancasila'. 'Kami cinta NKRI' sementara 'kalian menjauh dari paham NKRI'," kata Zulkifli dalam pidatonya di Hotel Grand Asrilia, Bandung, Senin (21/8).
Kekalahan atau kemenangan dalam kontestasi politik, kata Zulkifli, adalah hal biasa dalam demokrasi. Menurutnya, kalah atau menang itu dijadikan alat untuk mengkotak-kotakkan kelompok-kelompok dalam masyarakat seperti itu.
"Demokrasi menuntut siapapun untuk siap menang secara layak dan kalah secara terhormat. Walhasil, kontestasi atau kompetisi politik semestinya disikapi dalam suasana rekonsiliasi bukan pemecah-belahan. Kita tak bisa biarkan pemberian label dan pengkotak-kotakan kelompok dengan menggunakan identitas pro-Pancasila, kemajemukan, toleransi dan kesetiaan pada NKRI itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Secara khusus, kata Zulkifli, umat Islam akhir-akhir ini menjadi sasaran dalam pelabelan dan pengkotak-kotakan ini.
"Jelas ini salah paham yang sungguh berbahaya. Sejarah republik ini sudah membuktikan bahwa umat Islam sudah khatam toleransi. Umat Islam adalah pembela dan pecinta NKRI dan perawat kemajemukan. Umat Islam adalah pemberi sumbangan terbesar bagi terjaga dan terawatnya Pancasila," tutupnya.
Reporter: Ferio Pristiawan