Lebih Cerdas Membaca Buku dengan Bantuan Post-It

Konten dari Pengguna
9 Mei 2018 17:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadira Aliya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
"Ikatlah ilmu dengan tulisan." -Pepatah bijak.
Sebagai pencinta buku, ada kebiasaan-kebiasaan yang saya lakukan sehingga setiap kalimat atau hal menarik dari sebuah buku bisa selalu saya ingat. Salah satunya adalah dengan cara menuliskan kalimat menarik tersebut, kemudian menempelkannya di jendela kamar. Kenapa jendela? Sederhana sebetulnya, sebab buku adalah jendela dunia. Adalah Post-It yang merupakan produk 3M betul-betul membantu saya untuk hal ini.
Sebelumnya, saya mau cerita sedikit mengenai sejarah si kertas warna-warni yang banyak membantu saya dalam proses belajar, terutama ketika membaca buku. Post-It sendiri merupakan salah satu produk dari perusahaan 3M, dengan ciri khas kertas yang dilengkapi lem dengan kekuatan sedang yang tidak akan membekas ketika kertas ditempelkan ke sebuah media. Membaca dari berbagai sumber, ternyata Post-It ini memiliki sejarah yang cukup unik, sebab ketika pertama kali ditemukan, bisa dibilang produk ini bermula dari ketidaksengajaan, dan orang pun belum cukup percaya menggunakannya ketika pertama kali produk diluncurkan.
ADVERTISEMENT
Awalnya, ide tentang lem Post-It yang bisa melekat tanpa meninggalkan bekas tersebut merupakan sebuah ketidaksengajaan Spencer Silver, seorang karyawan 3M yang ditugaskan untuk membuat lem super kuat yang akan digunakan untuk industri dirgantara. Alih-alih menghasilkan lem yang bisa digunakan untuk sebuah pesawat, yang ia hasilkan justru lem dengan kekuatan lemah, yang tingkat kelekatannya bisa bergantung pada tekanan yang diberikan. Tentu saja pada tahun 1968, lem dengan sebutan Acrylate Copolimer Microspheres ini tidak menarik perhatian perusahaan, sebab tidak sesuai dengan produk yang diinginkan.
Walaupun begitu, perusahaan melihat bahwa produk 'gagal' ini memiliki dua keunikan yang berpotensi dikembangkan, yakni :
ADVERTISEMENT
Walau begitu, perusahaan belum terpikir bagaimana memasarkan produk tersebut. Barulah bertahun-tahun kemudian, tepatnya pada 1973, Silver kemudian menghubungi manager pengembangan produk 3M, setelah lem tersebut digunakan di kalangan internal perusahaan sebagai pengisi papan buletin yang tadinya menggunakan kertas dan selotip. Karena kemampuan lem untuk melekat dan tidak meninggalkan bekas ini, Silver merasa bahwa produk tersebut sebetulnya masih bisa dikembangkan dan nantinya dipasarkan.
Hampir 10 tahun setelah ditemukan, barulah kemudian Post-It diujicoba untuk dijual ke pasaran, tepatnya pada tahun 1977. Namun tetap saja belum banyak orang tertarik membeli karena tidak yakin Post-It ini bisa berguna untuk aktivitas sehari-hari. Tidak ingin menyerah, perusahaan 3M pun akhirnya mencoba untuk membagikan sampel gratis. Setelah mencoba sampel tersebut, ternyata kemudian banyak orang, terutama dari perkantoran yang kembali memesan produk tersebut karena dirasa sangat berguna. Setelahnya, penjualan meningkat pesat dan pada tahun 1980, penjualan telah meluas hingga ke seluruh negara bagian Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Memaksimalkan Manfaat Post-It Ketika Membaca
Sejarah yang unik tersebut kemudian mengantarkan Post-It menjadi produk 3M yang dikenal masyarakat luas. Kita bisa dengan mudah mencarinya di toko buku atau toko alat tulis terdekat. Manfaatnya begitu banyak dirasakan, terutama untuk para akademisi serta untuk urusan bisnis. Untuk saya pribadi yang merupakan pencinta buku, dalam proses membaca sebuah buku, saya suka menandai bagian-bagian yang menurut saya menarik. Buat saya ini penting, karena jika setelah selesai membaca ingin membuat ulasan mengenai buku tersebut, agar lebih komprehensif saya paling tidak akan mengingat-ingat kembali isi buku sambil mengambil kutipan dari kalimat di beberapa halaman buku tersebut.
Nah, disinilah Post-It sangat membantu saya untuk mengefektifkan waktu. Sambil membaca, saya biasanya sudah menyiapkan juga berbagai macam Post-It berwarna-warni dan berbagai ukuran untuk menandai halaman-halaman yang menarik. Jadi setelahnya, saat berjam-jam sudah saya habiskan untuk menuntaskan bacaan, saya bisa langsung mengetik ulasan dengan mengacu pada halaman-halaman yang saya tandai dengan Post-It tersebut.
Istilahnya, Post-It disini berperan sekali sebagai pembatas buku. Tapi kan biasanya kita hanya mendapatkan satu buah pembatas buku yang tujuannya untuk menandai halaman terakhir yang kita baca. Nah, supaya bisa menandai bab-bab yang penting, saya lebih suka menggunakan Post-It. Hal ini sebetulnya saya lakukan juga ketika kuliah. Terutama sewaktu ada ujian open book, maka saya akan buru-buru membatasi buku dengan Post-It sambil menuliskan rumus-rumus penting di kertas Post-It tersebut, sehingga tidak perlu lagi mencari terlalu lama di dalam buku.
ADVERTISEMENT
Selain menandai di halaman-halaman tertentu, jika misalnya ada kalimat yang betul-betul menggugah saya, biasanya saya pun juga menuliskan kalimat tersebut di Post-It yang menandainya. Seperti misalnya kalimat di buku karangan Ahmad Tohari di bawah ini, saya tandai sambil menuliskan kalimat ajaib di dalamnya : "Ya, kukira betul; Mata orang yang suka memberi memang enak dipandang."
Lalu setelah dituliskan di Post-It dan jika saya sudah selesai membuat ulasan, kalimat-kalimat yang memanusiakan dan menyentuh hati tersebut tidak saya buang begitu saja, melainkan juga akan saya tempelkan di jendela kamar, sehingga setiap pagi hari saya membuka jendela, saya akan secara refleks membaca kalimat-kalimat tersebut untuk memulai hari yang positif.
Sejauh ini, saya paling suka dengan Post-It yang warnanya cerah menyala. Apalagi buat saya yang orangnya sangat visual, menata Post-It dengan warna-warna aesthetic ini bisa menimbulkan kepuasan tersendiri. Selain itu, selain sebagai salah satu penambah energi semangat di pagi hari, mengatur tata letak Post-It di kamar ini bisa juga bikin kamar lebih memancarkan aura yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Terakhir, saya juga ingin membagikan tips untuk menggunakan Post-It supaya kertasnya tidak meliuk ketika ditempelkan. Ternyata selama ini, cara kita mengambil satu lembar Post-It bisa salah, lho. Hayo ngaku siapa yang terbiasa menarik kertas Post-It dari bagian bawah atau dari sisi yang tidak terkena lem sama sekali? Cara ini sebetulnya kurang direkomendasikan, soalnya ketika ditempelkan lagi, kertas jadi sedikit meliuk, terutama di bagian perbatasan bagian yang terdapat lem dan tidaknya.
Cara yang lebih baik adalah, kita bisa menarik lembaran Post-It dari sisi sampingnya. Kalau ditarik dari sisi samping, otomatis nanti ketika ditempelkan di buku atau di media manapun, kertas tidak akan meliuk dan akan terlihat lebih rapi. Karena nggak meliuk, nantinya kalau disusun di jendela seperti saya, akan terlihat lebih indah dan aesthetic. Apalagi kalau kamu juga mau memajang karya seni Post-It ini di instagram.
ADVERTISEMENT
Selamat mencoba!
#3MWritingCompetition #3Meverywhere #3Meveryaspect #3MIndonesia #ShareYourScience.