Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bertahan dalam Hubungan Beracun
14 Desember 2022 18:48 WIB
Tulisan dari Nailasyifa Indraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
“Hubungan yang beracun itu seperti pasta enak yang sudah terlalu matang.” – Asa Don Brown
ADVERTISEMENT
Pernah gak, sih berpikir bahwa hubungan yang sedang kita jalani saat ini, makin lama membuat kita merasa tidak nyaman di dalamnya? Atau mungkin merasa bahwa hubungan saat ini justru memberi emosi negatif ke dalam diri kita? Entah itu perasaan tidak aman, merasa terkekang, atau mungkin lelah karena kita berjuang sendirian di dalam hubungan yang sedang dijalani. Kalau memang saat ini sedang berada di dalam hubungan yang seperti itu, berarti kemungkinan besar, kita sedang dalam hubungan yang beracun alias toxic relationship!
Bicara Tentang Hubungan Toxic
Zaman sekarang, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah toxic relationship. Eits, namun apakah kita sudah tau makna dari istilah itu? Toxic relationship berasal dari kata toxic yang artinya beracun. Hal itu menggambarkan bahwa toxic relationship merupakan suatu hubungan tidak sehat yang akan berdampak sangat buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang. Tanda-tanda khas dari toxic relationship ialah kemarahan, ketidakbahagiaan, frustrasi, dan gangguan yang dilakukan pada pasangannya (Sayed, 2015).
ADVERTISEMENT
Dr. Lillian Glass seorang ahli komunikasi dan psikologi sekaligus penulis buku Toxic People (1995) yang mendefinisikan “Toxic relationship adalah hubungan yang tidak saling mendukung satu sama lain”. Yang salah satu pihaknya berusaha memiliki kontrol yang besar terhadap pihak lain. Fakta tersebut tidak mengherankan karena di dalam hubungan pasti ada salah satu pihak yang egois dan tidak mau mengalah. Egonya itu sudah berkuasa di dalam dirinya, sehingga pihak lain merasa bingung untuk menghadapi situasi tersebut. Akibatnya, banyak pihak lain yang merasakan kecemasan pada hubungan yang dijalaninnya.
Jika kita saat ini sedang menjalankan hubungan yang toxic, dan merasa bahwa hubungan ini akan baik-baik saja, hentikan. Mungkin sulit untuk meninggalkan hubungan yang sudah lama kita jalankan. Namun kita juga harus berpikir bahwa hubungan ini sudah tidak sehat, tidak layak untuk dipertahankan. Please, sadar untuk sayang diri sendiri, hentikan semua pikiran bahwa toxic relationship akan baik-baik saja. No! Itu tidak akan baik-baik saja, ketika orang itu sudah menanamkan sifat itu di dalam diri mereka, itu tidak akan mengubah situasinya.
ADVERTISEMENT
Memperbaiki Hubungan Toxic
“Terus gimana dong kalo gue sudah terlanjur masuk ke dalam hubungan yang beracun alias toxic?”
Ternyata tidak semua hubungan yang toxic harus diakhiri kok. Faktanya, ada cara lain untuk mengatasi hal dalam hubungan ini. Pertama, pahami dulu apakah hubungan kita benar-benar bisa diperbaiki atau tidak? Cara ini adalah cara yang paling penting sebelum kita berusaha memperbaiki hubungan. Kenapa begitu? Karena di sini kita perlu memahami, apakah kita dan pasangan ingin berkomitmen untuk memperbaiki hubungan ini?
Kita bisa kok coba untuk mencatat hal-hal positif dan negatif, apa yang didapatkan ketika kita ingin memperbaiki hubungan itu. Ingat! Dalam proses memperbaiki hubungan, tidak boleh hanya dari diri sendiri saja yang ingin berusaha. Butuh kemauan serta usaha dari dua belah pihak itu penting, agar kita tidak lelah sendirian dalam proses ini. Lagipula, yang di dalam hubungan bukannya memang harus bersifat saling?
ADVERTISEMENT
Cara yang kedua, sebelum kita berusaha untuk memperbaiki hubungan, kita juga harus tahu bahwa jangan pernah memaksakan diri sendiri untuk bisa mengubah diri orang lain, bahkan itu pasangan kita sendiri. Ketika kita dan pasangan ingin berusaha untuk memperbaiki hubungan ini, silahkan perjuangkan itu secara bersama. Tapi ingat! Ketika sudah berusaha dan akhirnya memang tidak ada yang berubah, kita bisa kok berhenti dan mencoba untuk move on. Kita berhak untuk keluar dari hubungan yang memang sangat berbahaya untuk diri sendiri.
Cara selanjutnya belajar untuk bisa percaya sama diri sendiri. Hubungan yang beracun biasanya diwarnai dengan adanya ‘manipulasi’. Hal itu membuat kita sebagai pasangan yang dimanipulasi jadi tidak percaya sama diri sendiri, bahkan jadi merasa tidak berdaya. Dengan kita mencoba untuk percaya sama diri sendiri, berarti kita juga sedang percaya bahwa diri kita punya peran yang setara di dalam hubungan ini. Coba deh, apakah hubungan yang sehat itu sebenarnya buat kita justru jadi tidak berdaya? Tidak kan?
ADVERTISEMENT
Memang, untuk memperbaiki sebuah hubungan yang sudah beracun itu bukan hal yang mudah. Namun hal itu mungkin terjadi ketika kita dan pasangan ingin bersama-sama berusaha untuk itu. Tapi balik lagi, semua keputusan itu ada pada diri sendiri dan hubungan itu. Kalau memang merasa hubungan beracun yang kita sedang jalani memang tidak mungkin untuk dibenahi, kita berhak kok untuk keluar dari hubungan itu. Karena, tidak semua orang bisa bertahan dalam hubungan toxic. Kalau tidak merasa kuat untuk bertahan, silahkan hentikan semuanya! Kalau tetap ngeyel untuk melanjutkan hubungan itu, padahal diri kita tidak merasa baik-baik saja. Ya, sudah. Tetapi, apakah tidak kasihan sama diri sendiri?