UNDIP Mengabdi: Mahasiswa KKN Latih Warga Adaptasi dan Berinovasi Saat Pendemi

Nailul Maghfiroh
Penulis. Jurnalis. Mahasiswi
Konten dari Pengguna
9 Agustus 2020 11:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nailul Maghfiroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
doc.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
doc.pribadi
ADVERTISEMENT
Kudus (06/08/2020), serangkain kegiatan KKN Mahasiswa Universitas Diponegoro telah dilaksanakan selama 5 minggu di Kudus tepatnya di Desa Glagahwaru. Adanya pandemi covid-19 mengharuskan kegiatan KKN dilakukan secara mandiri di wilayah masing-masing dengan tema Pemberdayaan Masyarakat Di Tengah Pandemi Berbasis Pembangunan Berkelanjutan. Agar dapat memberdayakan masyarakat, hal yang harus dilakukan sebelumnya adalah memastikan masyarakat terhindar dari virus. Oleh karenanya, edukasi mengenai adaptasi new normal dipilih untuk menjadi program KKN pada minggu pertama dan kedua. Selanjutnya, pelatihan wirausaha kerajinan jerami dan pendampingan UMKM Tenun dijadikan program pemberdayaan untuk minggu ketiga sampai kelima.
ADVERTISEMENT
Di Desa Glagahwaru, setelah Mahasiswa KKN (Nailul Maghfiroh) melakukan survey singkat, banyak warga beranggapan bahwa ketika new normal, maka sudah bisa melakukan aktivitas sebagaimana pandemi belum terjadi sehingga mereka mulai abai dengan protokol kesehatan. Edukasi mengenai adaptasi new normal lantas dilakukan dengan 3 cara. Pertama, menyebarkan pamflet edukasi new normal secara online dan offline. Ada 4 pamflet berbeda yang disebar melalui media sosial dan ada 2 jenis pamflet yang disebar di lingkungan sekitar rumah. Kedua, menyediakan tempat cuci tangan dan masker umum bagi warga wilayah RT 002/ RW 001. Masyarakat, utamanya anak-anak mengaku senang dengan adanya penyediaan ini karena wilayah RT 002/ RW 001 belum tersedia tempat cuci tangan, sedangkan di RT lain sudah ada. Tambahan penyediaan masker untuk umum menjadi sebuah nilai lebih dalam kegiatan KKN ini. Ketiga, sosialisasi dan edukasi secara langsung mengenai new normal pada ibu-ibu rumah tangga yang memiliki anak usia sekolah.
ADVERTISEMENT
doc.pribadi
Kegiatan edukasi langsung dilakukan pada minggu kedua Juli dengan menggunakan media buku panduan new normal. Buku tersebut memuat protokol kesehatan untuk menjaga diri bagi anak saat ke sekolah, di pusat perbelanjaan (pasar), dan ketika bekerja. "Sekarang jadi tahu kalau Kudus balik ke zona merah lagi karena sosialisasi ini. Kemarin udah tenang, udah males keluar pakai masker karena ngira udah aman, mau new normal, eh sekarang merah lagi. Jadi ya ternyata, new normal bukan berarti corona hilang, tetap harus taat protokol kesehatan," ungkap salah satu ibu rumah tangga yang mengikuti sosialisasi.
Usai program pertama KKN selesai, maka dilanjutkan pelaksanaan program kedua yaitu pemberdayaan ekonomi. Pandemi covid-19, selain membatasi aktivitas gerak masyarakat juga membawa dampak buruk bagi perekonomian warga. UMKM Alfairuz Tenun adalah salah satu UMKM andalan Desa Glagahwaru karena distribusi tenunnya telah sampai ke berbagai kota, seperti Bali. Namun, usaha mikro kecil milik Bu Hadlirotul Qudsyiah sekarang ini menjadi UMKM yang terdampak corona. Distribusi kain tenun yang terpaksa berhenti akibat lock down membuatnya mengalami kerugian. Program pendampingan berupa pengajaran pemasaran secara online pun dilakukan. Akan tetapi, tetap belum bisa banyak menjual kain yang sudah menumpuk di gudang, sedangkan pemilik berkeinginan mengubah motif produksi sehingga membutuhkan tambahan modal. Oleh karenanya, Mahasiswa KKN membantu untuk mengajukan surat permohonan bantuan dana bagi UMKM pada pemerintah desa. P"as pandemi, penjualan tenun langsung berhenti padahal kain udah jadi ribuan meter. Promosi online membantu apalagi pas juga mahasiswa KKN bisa diminta buat bantu ngajuin dana ke pemerintah," ujar Bu Dliroh.
ADVERTISEMENT
doc.pribadi
Program pemberdayaan lain untuk masyarakat Desa Glagahwaru adalah Pelatihan Wirausaha Kerajinan Jerami. Inovasi ini muncul setelah melihat permasalahan desa yang sebagian besar merupakan wilayah persawahan yang mana pasti menghasilkan sampah alam yang berlimpah. Jerami menjadi salah satu sampah paling banyak dan membahayakan karena pembakaran jerami bisa menyebabkan kecelakaan. Adanya program ini menjadi solusi pemberdayaan ekonomi yang tepat. Pada minggu pertama Agustus, pelatihan dilaksakan menjadi 2 sesi dalam 2 hari karena alasan protokol kesehatan dan faktor lainnya. Dengan menggunakan media buku Booklet Wirausaha yang berisi panduan wirausaha online secara umum—mulai dari produksi, pemasaran di market place hingga pengaturan keuangan usaha menggunakan SI APIK dan tutorial kerajinan jerami berupa dompet dan boneka isi jerami—peserta yang terdiri dari perwakilan kelompok pemudi yang tergabung dalam organisasi IPPNU Glagahwaru diharapkan bisa terjun langsung berwirausaha online dan dapat mengajarkan teman-temannya. "Pelatihan ini cocok bangetlah buat kita yang terbilang nganggur di pandemi ini karena kita bisa mengkreasikan ini (kerajinan jerami) dan bahannya juga gak sulit, bisa dicari di sawah-sawah. Jadi, pelatihannya sangat bermanfaat," ujar Naimatun Nadhiroh, ketua IPPNU di akhir pelatihan. Sebagai kegiatan penutup KKN pada minggu ke-6 nanti, Mahasiswa KKN akan melakukan follow-up pada peserta pelatihan wirausaha untuk memastikan mereka mulai mengambil langkah nyata berwirausaha mandiri di tengah pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Penulis : Nailul Maghfiroh, Mahasiswa Ekonomi Islam Undip
Editor : Shary Charlotte, S.IP, MA, Dosen Pembimbing Lapangan KKN Universitas Diponegoro