11 Buku 'Candu' yang Saya Baca di 2018

Najelaa Shihab
Pendidikan adalah belajar, bergerak, bermakna. Pendidik adalah kita, Semua Murid Semua Guru
Konten dari Pengguna
30 Desember 2018 0:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najelaa Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Wanita Membaca Buku. (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wanita Membaca Buku. (Foto: Pexels)
ADVERTISEMENT
Cinta di dunia nyata selalu tidak rela bila dibagi dua, apalagi ke sebelas yang berbeda. Saya tahu, satu-satunya yang tidak mungkin cemburu adalah cinta di atas kertas, yang dinyatakan pada penulis-penulis berkelas.
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2018, saya menghabiskan banyak sekali waktu untuk menulis buku, tetapi lebih banyak lagi waktu untuk membaca buku dari penulis lain. Buku selalu menjadi 'candu', menambah ilmu baru, dan membawa petualangan seru.
Sejak awal Desember ini saya sudah merenung mendalam tentang daftar buku favorit yang selalu saya keluarkan di penghujung tahun. Sejak dulu sadar betul, beratnya tanggung jawab pemberi rekomendasi. Apalagi, saya membahas fiksi maupun nonfiksi, penulis lama maupun baru dari berbagai lokasi, genre yang beragam sekali.
Akhirnya, saya dapat jalan keluar yang mumpuni: membaca ulang buku-buku yang masuk daftar dan membuktikan sekali lagi bahwa lembaran yang penuh makna bisa membawa pengalaman yang berbeda dan membuat kita jatuh cinta berulang kali padanya.
ADVERTISEMENT
1. When: The Scientific Secrets of Perfect Timing (Daniel H. Pink)
Sengaja saya tempatkan di urutan satu, bukan saja karena ini buku pertama yang saya tamatkan di 2018, tetapi karena pertanyaan tentang 'kapan' termasuk salah satu yang paling jarang kita bicarakan padahal sangat penting dibiasakan. Buku ini meyakinkan saya untuk mengubah banyak praktik saya di tahun ini: dari jadwal pilates pagi sampai jadwal jam masuk sekolah di Cikal Secondary. 😀
Daniel Pink memang penulis yang sudah teruji, kemampuannya mensintesa riset dalam bentuk narasi, sampai buku keenamnya ini, masih sangat saya kagumi. Kutipan favorit: “What ultimately matters, then, is that type, task, and time align--what social scientist call ‘the synchrony effect’.”
ADVERTISEMENT
2. GMorning, GNight!, Little Pep Talks for Me and You (Lin-Manuel Miranda)
Pernah menulis sesuatu yang sebenarnya tujuannya untuk refleksi diri sendiri? Hampir setiap pengalaman saya dengan pena serupa dengan ini. Jadi, sewaktu mendengar bahwa Lin-Manuel Miranda, penulis drama musikal favorit saya 'Hamilton', mulai menyapa setiap hari di media sosialnya dengan kata-kata yang penuh inspirasi, saya langsung tahu bahwa kumpulan puisi dan rima karyanya akan sangat penuh rasa.
Kutipan favorit (ditulis oleh Miranda untuk Anthony Bourdain sesaat setelah mengetahui sang koki bunuh diri):
“Gmorning. You are so loved and we like having you around.
ADVERTISEMENT
*Ties one of this sentence to your heart, the other end to everyone who loves you, even the ones you haven’t heard from for a while*
*check knots*
There. Stay Put, You."
3. The Coddling of The American Mind: How Good Intentions and Bad Ideas are Setting Up a Generation for Failure (Greg Lukianoff dan Jonathan Haidt)
Mendengar tentang banyak krisis di pendidikan, dari usia dini sampai perguruan tinggi, adalah bagian dari pekerjaan dan percakapan saya dengan banyak teman. Buku ini mengeksplorasi perubahan yang terjadi pada anak dan mahasiswa, terutama di era media sosial.
Pembahasannya menjadi unik karena lensanya adalah konteks budaya dan polarisasi masyarakat yang juga menjadi bagian dari permasalahannya. Beberapa faktanya penuh kontroversi dan mendorong saya membaca jurnal-jurnal tambahan untuk melihat data lanjutan, tetapi argumen penulis dalam buku ini penting dipahami banyak orang tua maupun pemangku kebijakan.
ADVERTISEMENT
Kutipan favorit: “That means seeking out challenges (rather than eliminating or avoiding everything that ‘feels unsafe’), freeing yourself from cognitive distortions (rather than always trusting your initial feelings), and taking a generous view of other people, and looking for nuances (rather than assuming the worst about people within a simplistic us-versus-them morality)”.
4. Sea Prayer (Khaled Hosseini)
Di daftar ini setiap tahunnya saya selalu berusaha memasukkan satu bacaan yang bisa dibahas bersama oleh seluruh anggota keluarga, lintas usia. Tidak ada sedikit pun keraguan bahwa buku ini salah satu tulisan terbaik Hosseini.
ADVERTISEMENT
Berbentuk surat pendek dari seorang ayah yang penuh emosi, membahas isu yang menimpa keluarga pengungsi. Kekuatan ceritanya akan jadi memori yang melekat lama di benak dan di hati.
Kutipan favorit: “I wish you hadn’t been so young. You wouldn’t have forgotten the farmhouse, the soot of its stone walls, the creek where your uncles and I built a thousand boyhood dams.”
5. The Library Book (Susan Orlean)
Buku ini juga sebuah surat cinta untuk institusi yang jadi warisan sebuah kota, perpustakaan umum yang mengikat banyak warga. Kalau Anda pencinta buku sejati, sulit untuk tidak ikut tenggelam dalam investigasi Orleans tentang kebakaran dan pustakawan.
ADVERTISEMENT
Kita sekaligus menyadari bahwa perjuangan di balik menjaga lembar-lembar kertas yang sering kita lupakan sering kali lebih dari yang kita bayangkan.
Kutipan favorit: “Taking books away from a culture is to take away its shared memory. It’s like taking away the ability to remember your dreams. Destroying a culture’s books is sentencing it to something worse than death: It is sentencing it to seem as if it never lived.”
ADVERTISEMENT
6. Aroma Karsa (Dee Lestari)
Membaca buku yang Anda kenal penulisnya selalu jadi pengalaman yang berbeda. Sejak tahu topiknya, saya sudah menduga ini akan jadi karya yang berarti untuk dunia literasi. Dee hadir dengan sepenuh hati lewat rajutan ceritanya dan kita, yang membaca dengan seluruh indra, akan hadir dengan sepenuh tubuh setelah menamatkannya.
Saya selalu percaya bahwa jiwa dan raga bagian yang tidak terpisahkan dalam apapun yang kita lakukan, karenanya menyaksikan bagaimana seorang penulis berefleksi dalam proses kreatifnya di balik tirai, buat saya adalah salah satu pelajaran terpenting tahun ini.
Terima kasih Dee sudah jadi murid yang belajar bersama dan guru yang mengajar kita semua! Saya tidak mengatakan ini karya terbaiknya, atau yang mendekati 'sempurna', karena saya termasuk sebagian dari pembaca setianya yang ingin agar kisah Jati, Raras, dan Suma akan ada lanjutannya. ❤
ADVERTISEMENT
Kutipan favorit: "Penciuman adalah jendela pertama manusia mengenal dunia. Dunia ini sesungguhnya dunia aroma."
7. The Four: The Hidden DNA of Amazon, Apple, Facebook and Google (Scott Galloway)
Semua kita mengenal atau menggunakan paling tidak salah satu dari empat korporasi ini. Sebagian kita merasa memahami bagaimana mereka memengaruhi dunia di masa kini, tetapi membaca detail strategi yang digunakan untuk mendominasi yang diuraikan di buku ini akan membuat kita berpikir lagi.
Salah satu tanda bacaan berfaedah untuk saya adalah kemampuannya membuat kita mengajukan pertanyaan fundamental yang sulit dijawab, dari masa ke masa. Kalau pun buku ini tidak banyak berguna bagi bisnis atau karier Anda, setidaknya Anda akan jadi lebih berani untuk melihat dunia di masa depan dengan mata yang sedikit berbeda.
ADVERTISEMENT
Kutipan favorit: “Failure and invention are inseparable twins. To invent you have to experiment, and if you know in advance that it’s going to work, it’s not an experiment”.
8. Chanson Douce [The Perfect Nanny] (Leila Slimani)
Hubungan antara ibu dengan pengasuh anak adalah relasi kompleks yang punya banyak sisi. Misteri rumah tangga dan tuntutannya, ibu dan ketergantungannya, perempuan dan kesepiannya: semua diracik dalam buku yang mencampuradukan berbagai perdebatan tentang peran di dalam diri.
Ini pertama kalinya tetapi pasti bukan terakhir kalinya saya membaca Slimani, penulis dengan beragam penghargaan di Perancis yang kemampuan observasinya nyata terlihat dari eksplorasi karakter dalam novelnya.
ADVERTISEMENT
Kutipan favorit: “She thinks that she could stare at them for hours without ever getting bored. That she would be content to watch them live, working in the shadows so that everything was perfect, so that the mechanism never jammed. She has the intimate conviction now, the burning and painful conviction that her happiness belong to them. That she is theirs and they are hers.”
ADVERTISEMENT
9. Educated: A Memoir (Tara Westover)
Kisah perempuan yang mulai bersekolah sesudah berusia 17 tahun sampai berhasil menyelesaikan PhD dari Cambridge University, tetapi kisah ini sama sekali bukan tentang ijazah dan gelar semata.
Cerita ini menyalakan harapan tentang pendidikan sepanjang hayat, tentang keberhasilan yang didefinisikan sebagai transformasi dari lingkungan yang terisolasi ke pemberdayaan diri. Pemahaman yang diceritakan dengan indah oleh Westover (lahir di September 1986 di Idaho, Amerika Serikat, dari keluarga yang menolak pendidikan) rasanya sangat dekat untuk kita berempati.
Kutipan favorit: “Everything I had worked for, all my years of study, had been to purchase myself this one privilege: to see and experience more truths than those given to me by my father, and to use those truths to construct my own mind. I had come to believe that the ability to evaluate many ideas, many histories, many point of views, was at the heart of what it means to self-create. If I yielded now, I would lose more than an argument. I would lose custody of my own mind. This was the price I was being asked to pay, I understood that now. What my father wanted to cast from me wasn’t a demon: it was me”.
ADVERTISEMENT
10. What School could be: Insights and Inspiration from Teachers across America (Ted Dintersmith)
Salah satu tantangan terbesar dunia edukasi adalah berinovasi, termasuk untuk guru-guru yang dengan kemuliaan intensi sudah memilih profesi ini. Amerika Serikat dengan sistem yang juga terdesentralisasi, punya banyak kemiripan dengan gawat darurat pendidikan yang Indonesia alami.
Bagian paling mengesankan dari buku ini: betapa perubahan kecil yang seolah 'biasa' punya makna besar yang tidak terduga dan berpengaruh luar biasa karena menular dari satu kelas ke kelas lainnya. Mengikuti perjalanan Dintersmith mencari praktik baik di penjuru negeri membuat saya jadi makin optimistis sekaligus realistis.
ADVERTISEMENT
Kita perlu terus menyebarkan cerita tentang guru-guru kita yang juga sudah jadi kunci reformasi pendidikan di Nusantara ini.
Kutipan favorit: “Across America, our kids study what’s easy to test, not what’s important to learn. It’s easy to test factual content and low-level procedures, so that defines the curriculum. It brings to mind a joke about a drunk trying to find his car keys under a streetlight. A helpful stranger stops to ask, 'So where do you think you lost your keys?' The drunk responds, 'A few blocks back.' 'So why are you looking here?' 'Well, this is where I can see.' We’d all agree that the drunk is wasting his time, but what about our students?”
ADVERTISEMENT
11. Cravings: Hungry for More (Chrissy Teigen)
Buku yang paling akhir masuk daftar bukan karena saya kurang yakin pada isinya, tetapi karena saya punya dua judul buku resep lainnya yang saya juga betul-betul suka. Sejujurnya, alasan utama kenapa ini yang terpilih karena saya juga suka judulnya.
Semua yang senang memasak pasti tahu bahwa sesaat setelah melihat tamu dan keluarga yang kekenyangan, kita sudah sibuk memikirkan menu masakan untuk kumpul-kumpul berikutnya. 😀
Untuk yang kurang hobi di dapur, buku ini menarik karena penulisnya, Chrissy Teigen, selebriti Hollywood yang paling populer saat ini. Kalau resolusi Anda tahun ini termasuk menjajal resep baru, maka 'Fluffy Popovers with Melted Brie & Blackberry Jam' mudah untuk langsung dicoba--cocok untuk 1 Januari, setelah begadang malam sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kutipan favorit (tentang resep Short Rib Curry, alias Beef Rendang): “Like, this baby is nottttt photogenic. But I know you know better than to let its appearance fool you.”
Oh ya, penting juga untuk dicatat, di buku ini Teigen menyatakan bahwa rendang berasal dari Malaysia ya, tapi jangan marah dan bikin batal baca. 😀
Ulasan tentang bacaan, juga pilihan bagian yang paling berkesan, tidak pernah mewakili utuh bukunya dan tidak pernah adil untuk penulisnya. Karenanya, tujuan utama saya berbagi adalah ekspektasi yang sedikit 'mementingkan diri sendiri'.
Semoga gambaran parsial dari saya akan jadi semakin utuh saat sesama pembaca juga membagi sudut pandangnya tentang buku yang sama. Atau, kalau Anda punya buku kesayangan yang berbeda, maka saran dan pesan Anda akan jadi bekal 2019 saya yang berharga.
ADVERTISEMENT
Selain tidak pernah ada cemburu antarbuku, satu hal yang saya juga yakini: tidak pernah ada rahasia antarsesama pencintanya.