Cinta untuk Perempuan yang Tidak Sempurna: Mama, Pahlawan Super Dunia

Najelaa Shihab
Pendidikan adalah belajar, bergerak, bermakna. Pendidik adalah kita, Semua Murid Semua Guru
Konten dari Pengguna
22 September 2018 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najelaa Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hubungan anak perempuan dengan ibunya, adalah salah satu hubungan paling unik di dunia. Masing-masing kita pasti bisa menyebut dengan segera, momen kecil bersama ibu, yang sewaktu terjadi rasanya lewat begitu saja. Jauh setelahnya, baru kita sadari hal itu ternyata momen besar yang membekas selamanya.
ADVERTISEMENT
Untuk saya, wirid malam yang selalu dibisikkan ke telinga saat digendong sejak bayi hingga ditemani menjelang tidur di usia SD, jadi nada dan doa yang selalu menguatkan hati bahkan hingga saat ini. Bukan hanya melafalkannya kembali pada anak sejak dini, tetapi mengucapkannya dalam hati hingga saat ini. Setiap kali mata sulit diajak tidur lagi, saat terbangun di dini hari.
Di usia praremaja, salah satu transisi untuk kita semua, adalah menyadari bahwa orangtua tidak sempurna. Ini seringkali mengagetkan, terutama untuk banyak keluarga yang hubungannya kurang terbuka. Beruntungnya, saya dan mama terbiasa berbagi rahasia.
Kehidupan keluarga kami saat pindah ke Jakarta tidak mudah - kehabisan uang belanja, waktu Abi yang makin banyak tersita dan banyak tantangan lainnya. Sebagai anak tertua, saya berlatih mengendalikan diri, mencari solusi, memahami pentingnya fungsi ibu dan istri, dari semua yang dicontohkan mama sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kunci sukses mama menjalani semuanya? Silaturrahmi! Satu pesan yang bukan saja sering diucapkan, tapi selalu dipraktikkan: tunjukkan perhatian dengan kehadiran, apalagi terhadap teman yang dalam kondisi kesusahan.
Kencan kami berdua yang paling dinikmatinya sampai sekarang, lebih banyak diisi kegiatan menjalin persahabatan dan persaudaraan. Pilih menghadiri pernikahan keluarga sangat sederhana - bukan pesta mewah yang undangannya berlimpah ruah, menjenguk orang sakit dibanding orang yang melahirkan, begitu seterusnya - contoh bagaimana Mama mengajarkan tentang prioritas.
Mama orang paling peduli dan lembut hati yang saya kenal di dunia ini - bukan saja karena kami sama-sama hobi menangis saat melihat atau mendengar apapun yang menyayat hati, tetapi karena kemampuannya memahami saya, sering mencengangkan (meskipun spesialisasi saya psikologi). Diam-diam, sejak kecil saya percaya, Mama pahlawan super yang keajaibannya adalah bisa membaca pikiran dan perasaan manusia.
ADVERTISEMENT
Ketika saya memilih menikah dan membina keluarga di usia sangat muda, belum genap 19 tahun usia - Mama jadi teman perjalanan yang menenangkan dengan berbagai cara. Salah satunya, karena Mama (dan Abi) selalu menyuburkan canda. Kepanikan saya saat bayi jatuh dari tempat tidur, ditanggapinya dengan santai seraya tertawa, "Nanti, kalau Fathi mulai jatuh cinta, baru Elaa tahu rasa khawatir yang sesungguhnya." Belasan tahun kemudian, saat akhirnya mengalami punya anak remaja - jadi pendidik murid-murid sekolah menengah- saya semakin yakin betapa berharganya cinta mama.
Hari ini, saya perempuan yang berada di tengah banyak peran. Yang terpenting - peran sebagai ibu dari dua anak perempuan, peran sebagai anak dari satu perempuan yang merayakan usia tengah 60-an. Hubungan lintas generasi yang kami alami saat ini, adalah salah satu nikmat Allah yang paling saya syukuri. Saya sadar betul, pola pengasuhan diwariskan - apapun yang terjadi antara Mama dan saya, adalah sesuatu yang akan dipraktikkan oleh Nishrin dan Nihlah, anak-anaknya, sepanjang masa.
ADVERTISEMENT
Saya bukan saja percaya bahwa “surga ada di telapak kaki ibu”, tetapi juga percaya bahwa sebagai perempuan kita bisa saling memudahkan perjalanan menuju kesana. Caranya, dengan saling menularkan kebiasaan bermakna di keluarga. Mulai dari mana? Mengekspresikan apresiasi dan empati tiada henti, untuk semua ibu yang tanpanya kita tidak akan hadir di dunia ini.
Catatan: Tulisan ini dibuat di 18 September 2018. Selamat Ulang Tahun Mama Fatmawaty!