Semua Murid Semua Guru: 100 Hari Pertama Sekolah

Najelaa Shihab
Pendidikan adalah belajar, bergerak, bermakna. Pendidik adalah kita, Semua Murid Semua Guru
Konten dari Pengguna
15 Juli 2018 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najelaa Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak sekolah (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sekolah (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Awal tahun ajaran jadi momen mengukuhkan tujuan pendidikan dan tujuan pengasuhan yang sejalan. Menumbuhkan potensi dan mengoptimalkan prestasi, butuh proses berkelanjutan, bukan sekadar perayaan satu hari. Karenanya, syarat penting keberhasilan adalah orangtua, murid, guru, kepala sekolah, dan warga yang mengambil peran -dari usia dini sampai sekolah menengah- terus berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Mari membedakan kehadiran atau keterlibatan, menarik atau bermakna, bersenang-senang atau menyenangkan dan menantang. Kalau tujuan kita pendidikan yang luar biasa, pastikan keterlibatan kita berkelanjutan, maka ini yang perlu kita lakukan di 100 Hari Pertama Sekolah.
Sebagai Orangtua:
Orang tua menjadi lebih kreatif. (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Orang tua menjadi lebih kreatif. (Foto: thinkstock)
1. Menceritakan pengalaman bersekolah dan adaptasi di awal tahun ajaran pada anak.
2. Membuat “kode” cinta untuk menenangkan kekhawatiran anak sebelum perpisahan. Banyak anak yang jengah kalau dipeluk atau diikuti terus saat di sekolah. Gerakan tangan yang aman dan hanya diketahui keluarga jadi bermakna tanpa membuatnya malu di hadapan orang banyak.
3. Mempersiapkan makanan anak selama di sekolah, apakah bekal dari rumah atau uang jajan. Jangan lupa, kotak makanan harus yang gampang dibuka sendiri ya.
ADVERTISEMENT
4. Menunjukkan dan mengantar anak ke tempat penting di sekolahnya -misalnya kamar mandi terdekat, perpustakaan, kantin, dan tentunya kelasnya.
5. Menyapa anak lain yang ada di sekolah, sekaligus mengenalkan anak kita.
6. Menyiapkan seragam anak yang sesuai ukuran dan ketentuannya.
7. Mengatur dan mengevaluasi proses antar jemput anak.
8. Memastikan guru di sekolah memiliki paling tidak dua nomor telpon darurat orangtua yang bisa dihubungi setiap saat.
9. Memberikan informasi data kesehatan atau alergi kepada guru atau petugas unit kesehatan sekolah.
10. Memahami program orientasi pengenalan lingkungan yang akan diikuti anak.
11. Menghadiri rangkaian acara orientasi orangtua yang diselenggarakan sekolah.
12. Berbincang dengan orangtua lain yang menyekolahkan anak di tempat yang sama.
ADVERTISEMENT
13. Mengecek jadwal pelatihan orangtua sepanjang tahun ajaran dan merencanakan kehadiran.
14. Ikut dalam grup media sosial, arisan atau bentuk interaksi nonformal antar orangtua.
15. Mendaftarkan diri sebagai relawan dalam kegiatan atau kelembagaan orangtua di sekolah.
16. Membahas bersama jumlah uang jajan dan anggaran lain berkait sekolah di dalam keluarga (termasuk kegiatan karyawisata, pembelian buku atau perlengkapan dan iuran yang berkaitan).
17. Membiasakan membaca buku bersama setiap hari di rumah.
18. Mengajak anak memberi label pada semua barang yang dipakai dan dibawa ke sekolah.
19. Menyesuaikan rutinitas di rumah dengan jadwal baru sekolah, misalnya jam sarapan atau tidur siang dan kegiatan akhir pekan.
20. Terus belajar mencintai dengan lebih baik sebagai orangtua. Ikut berbagi cerita atau nonton bareng Rangkul, atau daftar jadi penggerak pendidikan keluarga di Keluarga Kita @keluargakitaid.
ADVERTISEMENT
Sebagai Guru:
Ilustrasi guru mengajar. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi guru mengajar. (Foto: Shutterstock)
21. Membaca rencana pengajaran dan refleksi guru di kelas/pelajaran yang sama dari tahun ajaran lalu.
22. Menyiapkan rencana pengajaran dan kegiatan kelas untuk 1 caturwulan atau 1 semester pertama, dengan pemahaman bahwa akan ada penyesuaian yang dilakukan sesuai kebutuhan anak. Menyiapkan buletin atau edaran penjelasannya pada orangtua.
23. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan kelas yang dibutuhkan, tanpa berlebihan.
24. Membuat papan dan hiasan selamat datang di awal tahun ajaran. Menetapkan tempat menampilkan karya anak, untuk menjadi bagian dari proses belajar di kelas.
25. Membicarakan kesepakatan bersama di dalam kelas yang akan menjadi aturan yang dijalankan.
26. Mengajak murid menghias kelas, apabila dimungkinkan termasuk perabotan dan peralatan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
27. Melakukan observasi pada profil belajar anak; misalnya kecenderungannya lebih banyak bergerak atau mendengar, peran, dan interaksinya dalam kelompok.
28. Mengevaluasi tingkat kemampuan literasi dan numerasi murid dan menyiapkan bahan bacaan dalam pelajaran maupun pekerjaan rumah yang berbeda walaupun ada di tingkatan kelas yang sama.
29. Membaca laporan perkembangan dan pembelajaran anak dari sekolah atau guru sebelumnya (minimal 2 tahun terakhir, agar bisa melihat pola pertumbuhan).
30. Menceritakan tujuan dan target belajar guru bagi diri sendiri dan harapan bagi murid. Juga membantu semua murid untuk membuat target belajar individual yang menantang.
31. Mengenalkan perpustakaan dan isinya sejak awal, menyediakan waktu mendampingi anak serta melibatkannya dalam membeli atau memilih buku yang dikoleksi.
ADVERTISEMENT
32. Membiasakan rutinitas kelas, misalnya hari mengumpulkan tugas atau jadwal piket.
33. Membiasakan tanggungjawab penting sebagai bagian komunitas seperti membuang sampah, hanya membawa makanan sehat, menjaga barang bersama.
34. Membuat aktivitas bersama murid dengan murid kelas lain yang lebih muda maupun tua. Membicarakan tentang hubungan dan anti-perundungan dalam pertemuan. Penting di sekolah.
35. Mengajak murid mengelilingi daerah di sekitar sekolah dan mengenal tempat umum maupun warga sekitar, termasuk sekolah yang berdekatan.
36. Menghubungi orangtua lewat buku komunikasi, email atau jalur yang sudah disepakati untuk membangun hubungan sejak awal.
37. Melakukan kunjungan rumah sesuai kebijakan sekolah.
38. Menyusun rekomendasi buku bacaan anak di rumah bersama keluarga, fiksi maupun nonfiksi.
39. Menyiapkan paket berisi keterangan penting dan aktivitas yang sesuai untuk guru pengganti apabila mendadak guru tidak bisa hadir di kelas.
ADVERTISEMENT
40. *Berkolaborasi dengan guru dari sekolah yang berbeda untuk mengembangkan diri di Komunitas Guru Belajar yang terdekat yang diinisiasi Kampus Guru Cikal @KampusGuruCikal.
Sebagai Murid:
Hari Pertama Sekolah. (Foto: Antara/Yusran Uccang)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Pertama Sekolah. (Foto: Antara/Yusran Uccang)
42. Berbagi pengalaman dengan adik kelas agar membantunya mengurangi kecemasan.
43. Mendaftarkan diri pada kegiatan ekstrakurikuler, atau mengusulkan kegiatan klub baru yang diminati.
44. Membuat jadwal pertemuan dengan konselor atau guru Bimbingan Konseling (BK) untuk membina hubungan, walaupun belum ada masalah.
45. Mengikuti media sosial (pastikan sesuai aturan usiamu) sekolah atau membaca publikasi sekolah (majalah, buku tahunan).
46. Minta rekomendasi guru dan kakak kelas untuk daftar bacaan pelengkap pelajaran.
47. Berkenalan dengan ketua kelas dan organisasi kesiswaan, mencari tahu apakah ada kesempatan terlibat dalam berbagai kegiatan.
ADVERTISEMENT
48. Mencari tahu tempat menyimpan dan meletakkan barang yang disediakan di sekolah, termasuk tempat mengumpulkan barang yang hilang (lost and found).
49. Mencari tahu jadwal dan fasilitas kegiatan di sekitar sekolah atau rumah, misalnya latihan olahraga di GOR atau pengajian di masjid.
50. Membiasakan rutinitas membaca buku dan mengkonsumsi media massa di rumah dan membahasnya bersama di sekolah.
51. Membuat kesepakatan bersama cerdas digital di rumah dan di sekolah, misalnya tentang group line, jam penggunaan, selalu mem-back up, dll.
52. Mempraktikkan manajemen waktu dengan misalnya aplikasi kalendar atau papan di kamar.
53. Menyesuaikan jadwal harian agar jumlah tidur malam tidak kurang, sempat sarapan sebelum berangkat, dan sebagainya.
54. Menyiapkan dan memilih seragam atau perlengkapan lain yang dikenakan. Ingat, ketentuan berpakaian berlaku bukan hanya di jam pelajaran, tetapi dalam semua kegiatan sekolah termasuk di akhir pekan.
ADVERTISEMENT
55. Membuat daftar pertanyaan berkait sekolah, yang bisa dibicarakan dengan guru, teman atau orangtua. Menurut penelitian, menuliskan apa yang ada di pikiran membantu mengurangi kekhawatiran.
56. Mendokumentasikan pengalaman bersekolah dalam bentuk foto atau jurnal, mengumpulkan hasil karya yang membanggakan untuk menjadi bagian portofolio.
57. Menghubungi teman lama di sekolah atau kelas berbeda untuk belajar dari yang diceritakan dan terus menjaga hubungan.
58. Menghubungi alumni yang dikenal, mencari tahu tentang pengalamannya dan sekolah lanjutan.
59. Membiasakan berani bertanya tentang pelajaran atau apa saja yang ingin kamu ketahui di dalam dan luar kelas, bila butuh bantuan gunakan qlevers.com.
60. Mengenal jurusan dan berbagai pekerjaan di masa depan lewat youthmanual.com
Sebagai Kepala Sekolah:
Murid-murid dan guru mereka. (Foto: indonesiamengajar.org)
zoom-in-whitePerbesar
Murid-murid dan guru mereka. (Foto: indonesiamengajar.org)
61. Memperkenalkan diri lewat berbagai bentuk -surat maupun kehadiran- kepada komunitas sekolah.
ADVERTISEMENT
62. Membiasakan cara kerja yang memudahkan prioritasi, misalnya briefing harian.
63. Membahas kesepakatan dan aturan bekerja bersama dengan guru.
64. Membantu guru merancang proses pengembangan diri yang direncanakan sepanjang tahun ajaran, termasuk menjadwalkan pelatihan guru sesuai kebutuhan.
65. Membaca data administrasi dari dua tahun ajaran dan merencanakan data yang akan dicari serta dimonitor di tahun ajaran ini.
66. Membahas kesepakatan dan aturan belajar bersama dengan (perwakilan) murid berbagai angkatan.
67. Merancang dan melaksanakan berbagai kesempatan murid terlibat di sekolah; misalnya bertugas sebagai pustakawan, konselor remaja atau peran lain yang dibutuhkan lingkungan.
68. Membuat dan mengawasi program Pengenalan lingkungan sekolah bersama guru dan murid.
69. Melakukan latihan evakuasi bencana untuk kebakaran, gempa dan situasi lain yang sesuai.
ADVERTISEMENT
70. Merancang dan menjadwalkan kesempatan orangtua hadir dan terlibat sepanjang tahun ajaran, misalnya paduan suara saat upacara atau kepanitiaan aksi sosial.
71. Menetapkan kalendar sekolah sepanjang tahun ajaran dan menyebarkannya kepada semua pihak.
72. Membuat materi pelatihan orangtua berdasarkan pengumpulan pendapat akan kebutuhan mereka, guru, dan anak
73. Mengenal seluruh tim kerja, bukan hanya guru tapi tim pendukung proses belajar seperti keamanan dan kebersihan.
74. Mengidentifikasi guru dan orangtua dengan karakteristik penggerak dan mengadakan pertemuan-pertemuan terbuka untuk membahas budaya dan misi sekolah.
75. Menghormati sejarah sekolah -misalnya dengan menampilkan ceritanya dalam pertemuan orangtua, bersilaturahmi dengan kepala sekolah sebelumnya, menghubungi alumni.
76. Mendiskusikan dan merumuskan harapan serta tujuan di tahun ajaran bersama pengawas sekolah.
ADVERTISEMENT
77. Mengadakan berbagai kegiatan akademik maupun nonakademik bersama sekolah tetangga.
78. Mengadakan pertemuan dan mengunjungi kantor polisi dan rumah sakit terdekat, petinggi masyarakat dan petugas lingkungan (Kelurahan, Rukun Warga, dll).
79. Belajar mengenai kebijakan pendidikan yang berkaitan dengan penyelenggaran sekolah dengan berlangganan Kilas Pendidikan atau menghadiri Beranda Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK - @pspk_id).
80. Menjalin kerjasama dengan penggerak dan komunitas pendidikan yang bekerja di daerah sekolah berada dengan mendaftarkan kebutuhan sekolah di Jaringan Semua Murid Semua Guru (@semuamuridsemuaguru).
Sebagai Warga dan Alumni Sekolah:
Hari Pertama Sekolah. (Foto: Antara/Saiful Bahri)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Pertama Sekolah. (Foto: Antara/Saiful Bahri)
81. Menyapa anak yang berada di sekitar sekolah. Bila memungkinkan hadir dalam acara tertentu yang terbuka, misalnya lomba olahraga atau pentas kesenian.
82. Menyumbangkan buku atau alat belajar yang tidak terpakai ke sekolah. Mengecek kebutuhan flashdisk video belajar yang sesuai dan memberikan alamat sekolah ke program #kirimbudi atau inibudi.org.
ADVERTISEMENT
83. Memberi kesempatan anak untuk belajar dari lingkungan, misalnya menawarkan program magang atau kunjungan pada guru dan kepala sekolah.
84. Berkendara dan lalu-lalang dengan hati-hati di area sekolah, terutama saat waktu antar-jemput.
85. Memanfaatkan fasilitas sekolah untuk kegiatan bersama warga, misalnya olahraga dan meminjam buku atau perayaan hari nasional.
86. Menjaga kebersihan pos kamling, sanitasi warung atau kegiatan dan tempat lain di sekitar sekolah.
87. Menghubungi keponakan atau orangtuanya, bagian dari keluarga yang baru masuk sekolah baru. Menceritakan pengalaman dan mencari tahu yang mereka alami.
88. Mengontak guru anda yang sudah lama tidak berjumpa, menyampaikan apresiasi atau refleksi.
89. Mendatangi sekolah lama, atau mengikuti media sosialnya, sekadar mengetahui perkembangan sekolah anda serta apa yang dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
90. Menjalin jaringan dengan teman-teman lama di sekolah, berjejaring, dan berkegiatan bersama.
Daftar ini bukan daftar yang lengkap, mari berbagi apa yang kita praktikkan di awal tahun ajaran! (10 cerita praktik baik dari berbagai daerah dan sekolah, akan dimuat dalam e-book 100 Hari Pertama Sekolah yang dikompilasi oleh Semua Murid Semua Guru).
Ada begitu banyak hal yang perlu dilakukan, tetapi siapapun yang menjalankan, ini bukan kesibukan tanpa tujuan. Peran pemangku kepentingan pendidikan saling berkaitan. Mari berusaha menjadi teladan, agar semua dan setiap anak, akan mencapai keberhasilan.
#semuamuridsemuaguru #100haripertamasekolah #haripertamasekolah