Semua Murid Semua Guru: Harta Keluarga yang Paling Berharga

Najelaa Shihab
Pendidikan adalah belajar, bergerak, bermakna. Pendidik adalah kita, Semua Murid Semua Guru
Konten dari Pengguna
29 Juni 2017 10:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najelaa Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Keluarga Kecil (Foto: Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Keluarga Kecil (Foto: Unsplash)
ADVERTISEMENT
Bicara tentang warisan keluarga buat kita sering berarti bicara tentang harta. Padahal, warisan keluarga yang utama adalah pola hubungan dan pola pengalaman.
ADVERTISEMENT
Banyak dari kita yang waktu remaja mengatakan, "Aku tidak mau cerewet seperti ibu", kemudian tersadar saat mendengar diri sendiri bicara puluhan tahun kemudian --persis seperti omelan ibu kita dulu. Pengasuhan memang diturunkan, seringkali tanpa kesadaran. Karenanya, tak heran banyak korban perisakan yang kemudian menjadi pelaku kekerasan. Untuk memutus lingkaran pengasuhan yang perlu dihentikan, siapapun kita tak bisa sendirian.
Saya percaya sepenuh hati bahwa pengasuhan bukan urusan pribadi. Apa yang saya dan Anda lakukan pada anak masing-masing akan mempengaruhi semua generasi masa depan Indonesia. Sekeren apapun kita sebagai orangtua, keberhasilannya ditentukan oleh orang yang secara langsung ataupun tidak berperan "mengasuh" dengan berada di sekeliling anak.
Keluarga menghadapi tantangan menyediakan makanan bernutrisi, bila tetangga berjualan jajanan yang tidak sehat. Masyarakat kesulitan menggunakan media sosial dengan cerdas, saat guru dan tokoh tidak membiasakan akhlak yang menghargai perbedaan pendapat. Bangsa ini mustahil melawan korupsi, bila rekan kerja kita serta anak-anak nanti tumbuh tanpa disiplin diri dan pemahaman tentang demokrasi.
ADVERTISEMENT
Kalau saja kita konsisten mempraktikkan bahwa manusia lebih berarti daripada benda, bahwa waktu lebih berharga daripada hadiah, hubungan dalam keluarga kita masing-masing pasti jadi berbeda. Kita tidak akan berteriak panik saat balita memecahkan cangkir kesayangan karena lebih berempati dengan kekhawatiran yang sang anak rasakan. Kita tidak akan sibuk bekerja untuk menambah koleksi aksesoris istri di ulang tahunnya, tetapi memilih mematikan gawai dan menikmati hari ini dengan bercakap tentang impian bersama.
Apa pun kebaikan yang kita lakukan pada anak masing-masing akan menjadi teladan bagi siapa pun di lingkungan. Bermain dengan asyik sambil menunggu antrean jadi pelajaran untuk keluarga lain menikmati kesenangan sederhana saat barengan. Bersabar di kala anak merajuk depan orang banyak jadi kesempatan untuk keluarga lain melihat pentingnya disiplin yang dibiasakan tanpa ancaman.
ADVERTISEMENT
Sebagian dari kita lebih "beruntung" daripada lainnya, diberkahi warisan pola keluarga yang patut dilestarikan. Tetapi, sebagaimana tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada hubungan yang bebas masalah dan tidak ada keluarga yang tidak perlu berubah.
Perjalanan keluarga memang berbeda-beda, tapi berbagi cerita jadi salah satu kebiasaan yang harus kita lakukan bersama. Tidak ada sekolah untuk menjadi orang tua, karenanya pelajaran satu keluarga adalah refleksi dan inspirasi yang tak ternilai bagi keluarga lainnya.
Selagi kita masih menikmati libur Lebaran, jangan lupa, pengasuhan keluarga juga menular. Keluarga bukan saja sumber kebahagiaan individu di dalam ikatannya, tapi menentukan moralitas dan modal sosial warga negara dan dunia. Mari merangkul lebih banyak keluarga yang ada di sekitar.
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Keluarga Nasional!
bit.ly/semuamuridsemuaguru