Semua Murid Semua Guru: Terjebak Sumbangan, Terpikat Kerelawanan

Najelaa Shihab
Pendidikan adalah belajar, bergerak, bermakna. Pendidik adalah kita, Semua Murid Semua Guru
Konten dari Pengguna
5 Juli 2017 8:19 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najelaa Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jadi relawan adalah kepuasan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Jadi relawan adalah kepuasan (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Hampir semua kita menanyakan "ada apa?" karena ingin tahu tentang banyak berita dan fenomena. Hanya sebagian yang mendalami lebih lanjut dengan "terus mengapa?" dan mereka ini yang menemukan latar belakang dan hubungan dari banyak persoalan. Segelintir dari yang sebagian baru terpuaskan setelah menjawab, "sekarang melakukan apa?" dan ini yang akhirnya menjadi relawan dan mampu menggerakkan perubahan.
ADVERTISEMENT
Relawan memberikan sedekah yang bukan sekedar dengan harta, tapi menyisihkan tenaga yang dalam banyak situasi jauh lebih berharga. Saya selalu percaya, orang-orang yang memilih bekerja sukarela bukan orang yang punya lebih banyak uang apalagi waktu luang tetapi yang lebih kaya hatinya. Relawan tidak sekedar berempati pada berbagai masalah dan keterbatasan, tetapi sadar bahwa mengerjakannya barengan lebih baik daripada sekedar bersuara dari kejauhan apalagi menunggu.
Dalam masa liburan lalu di Jakarta dan sepanjang perjalanan ke luar kota, saya bisa ikut menikmati kedermawanan dari banyak orang. Mengunjungi museum di Jakarta dan menikmati hasil jerih payah warga yang menjadi Mitra Museum, menerima sumbangan flashdisk dari Sahabat Inibudi.org yang saat mudik sengaja menyebarkan video ke sekolah di kampung halaman sebagai sumber belajar yang baik.
ADVERTISEMENT
Selain contoh di atas, kita mengamati banyak sekali kabar gembira lain di lingkungan masing-masing. Begitu banyak negara, mendorong kemajuan pembangunan dengan mengembangkan kerelawanan. 140 juta orang di 37 negara menjadi relawan di berbagai kegiatan berkait pendidikan, lingkungan, kemiskinan dan berbagai sektor lainnya. Relawan menghasilkan dampak ekonomi luar biasa yang diperkirakan 400 milyar dollar US atau setara dengan 20.8 juta orang yang bekerja penuh waktu.
Terlepas dari besaran di atas, dampak utama dari kerelawanan justru seringkali tidak bisa diukur sekedar dengan angka takaran. Ikatan sosial di masyarakat menjadi lebih kuat, saat orang dari berbagai latar belakang berjuang untuk kesamaan kepentingan kemanusiaan, bukan kekuasaan atau keuntungan.
ADVERTISEMENT
91.7% relawan menyatakan mereka bahagia karena bisa membina hubungan dan kepercayaan dengan orang yang tidak mungkin mereka temui dalam situasi yang berbeda. Riset juga menunjukkan semakin tinggi jumlah sukarelawan di masyarakat, semakin rendah tingkat kejahatan dan angka bunuh diri. Semakin banyak relawan di ruang publik juga terbukti meningkatkan kualitas layanan yang disediakan.
Kerelawanan juga meningkatkan partisipasi publik dalam berbagai aktivitas demokrasi. Sayangnya, pendidikan kerelawanan yang biasa kita lakukan seringkali terjebak pada sekedar mengumpulkan sumbangan.
Sampai di tingkat kuliahan pun, kita kadang masih melihat dewasa muda berjaket menjajakan sesuatu di pinggir jalan. Padahal yang diperlukan adalah pengalaman pendidikan yang utuh. Bukan sekadar tahu tapi paham isu, bukan sekedar peduli tapi beraksi, bukan sekedar memberikan sesuatu tapi memberdayakan masyarakat yang dituju, bukan sekedar satu kali tapi sampai ada perubahan berarti.
ADVERTISEMENT
Generasi masa depan seperti apa yang kita persiapkan akan tergantung pada pemahaman yang muncul dari keterlibatan hati, keaktifan pikiran dan pengalaman berkontribusi secara langsung yang dialami anak-anak kita. Bahkan anak usia dini pun, tidak hanya perlu tahu cara kerja listrik tapi bisa ikut memastikan penggunaan energi yang hemat, dengan menjadi "power rangers" kecil yang bertugas mematikan lampu yang tidak digunakan di rumah dan sekolah.
Ini bukan sesuatu yang mustahil diimplementasikan, sebaliknya inisiatif ini sudah dibuktikan dalam berbagai tingkatan. Anak-anak perlu dibiasakan bahwa berkontribusi bisa dilakukan di berbagai usia, dengan berbagai cara, tanpa harus oleh orang ternama atau diliput media. Anak-anak yang terpikat kesukarelawanan, bukan saja mendapat manfaat untuk dirinya sendiri, tetapi menyiapkan diri sebagai calon pemimpin negeri.
ADVERTISEMENT
Semoga kita semua bisa terus ikut berkontribusi, paling tidak dengan terus menyebarkan mengenai pentingnya hal ini.