Dampak KDRT Terhadap Anak

Source image: pexels.com/Kat Smith

Akhir-akhir ini kita sering sekali mendengar rumor tentang kekerasan dalam rumah tangga. Perilaku kekerasan adalah suatu tindakan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain secara fisik dan mental dikarenakan emosi yang tidak dapat dikendalikan. Sedangkan kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap salah satu pasangan suami istri yang mengakibatkan kerugian dan penderitaan terhadap fisik, seksual, maupun psikologis. Biasanya kekerasan dalam rumah tangga ini terjadinya terhadap perempuan dan anak-anak dikarenakan mereka dianggap makhluk yang lemah dan apatis.

Dalam UU No.35 Tahun 2014 pasal (1) ayat (3) yang berbunyi Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri atas suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga. Dampak kekerasan dalam rumah tangga ini bukan hanya terjadi kepada korban, tetapi dampak ini akan memengaruhi keadaan anak di masa yang akan datang. Biasanya anak akan dihadapi oleh dua pilihan yaitu menerima apa yang terjadi dengan lapang dada atau ia akan menjadi orang yang mencari kesenangan diri di luar dengan semaunya. Dampak kekerasan dalam rumah tangga ini secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu fisik, mental, dan sosial. Berikut pengaruh kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak secara terperinci:

1. Berpotensi melakukan kekerasan yang serupa terhadap pasangannya

Anak yang mempunyai pemikiran yang sederhana yang belum berkembang secara signifikan akan mempengaruhi bagaimana pengaruh serta cara ia berfikir secara fase perkembangan selanjutnya. Ia berfikir bahwa kekerasan itu dapat ia lakukan saat ia dewasa nanti. Selain itu, tidak menutup kemungkinan ia akan melakukan kekerasan terhadap orang lain.

2. Menurunkan rasa percaya diri

Perilaku ini dapat menghilangkan rasa self eficecy atau keyakinan “saya bisa” yang membuat seseorang mengubah cara hidupnya serta memunculkan rasa malu yang membuat anak tidak percaya diri. Ia mungkin akan mendengar hinaan dan cibiran dari orang lain dikarenakan perlakuan keluarganya yang kurang baik dan cemoohan dari teman sebayanya.

3. Mengakibatkan trauma

Perilaku ini membuat anak menjadi trauma. Anak akan mengalami gangguan stres karena sering memendamkan perasaan dan merasa takut secara berlebihan. Oleh karena itu, ia akan mengalami pascatrauma. Rasa trauma yang dimiliki anak-anak akan mempengaruhi sampai dewasa nanti.

4. Menjadikan sangat emosional

Saat anak melihat perilaku kekerasan dalam rumah tangga tersebut akan berpengaruh dengan psikologisnya. Ia akan mudah tersulut emosi ataupun mudah menangis dengan hal-hal kecil tentang dirinya.

5. Terhambatnya perkembangan moral

Perilaku ini mempengaruhi perkembangan moral anak dikarenakan adanya gangguan dari fisik dan mental. Sehingga perkembangan moral anak terganggu dan tidak sesuai dengan tahap-tahap selanjutnya. Kemungkinan besar, hal ini akan memengaruhi moral anak saat ia dewasa nanti. Contohnya ia akan acuh dan tidak mempunyai belas kasihan terhadap sesuatu yang menyakitkan.

6. Penurunan prestasi belajar

Perilaku buruk ini mempengaruhi segala aspek kehidupan, seperti prestasi belajar. Karena perilaku buruk yang ia terima secara langsung atau tidak menyebabkan kurangnya fokus dalam belajar karena pikiran-pikiran negatif di kepalanya. Selain itu, anak menunjukkan kecenderungan perilaku buruk seperti membolos, berperilaku kasar, dan mencuri sehingga menurunkan prestasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisminah, Emi. 2012. Dampak Kekerasan Pada Istri Dalam Rumah Tangga Terhadap Kesehatan Reproduksi. Jurnal UNISULA

Gumintang, Gendis Hanum. 2021. 11 Dampak KDRT Terhadap Anak Yang Jarang Diketahui. Dosen Psikologi