Konten dari Pengguna

SDM dan AI: Menuju Kolaborasi Cerdas di Era Digital

Najwa Nadhira
Saya adalah mahasiswa Universitas Negeri Surabaya prodi Ilmu Administrasi Negara
13 Oktober 2024 17:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Najwa Nadhira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di era digital seperti sekarang, kolaborasi antara manusia dengan kecerdasan buatan sudah tidak dapat lagi dihindari. Kita hidup di masa di mana teknologi dapat mengubah segalanya, mulai dari cara hidup, bekerja, bahkan berinteraksi satu sama lain. Kali ini kita akan membahas dinamika antara SDM dan AI, mempertimbangkan manfaat dan tantangan yang ditimbulkan, serta memprediksi kolaborasi mendatang dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Pertama-tama, tentu kita sadar dengan adanya AI, banyak pekerjaan yang dapat dengan cepat diselesaikan. AI seperti alat berharga dalam aspek kehidupan manusia. Di dunia kerja misalnya, AI digunakan untuk otomatisasi proses pekerjaan sehingga meringankan beban kerja manusia. AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar dengan mengedepankan efektivitas serta akurasi yang tidak akan dapat dicapai oleh manusia. Contoh sederhananya, dalam industri perbankan, AI digunakan untuk melacak penipuan dan menyederhanakan proses kredit. Dalam hal kesehatan pun, AI membantu dalam mendiagnosis penyakit dengan tingkat akurasi yang tinggi dan cepat, sehingga sangat berguna untuk mengurangi korban jiwa.
Namun di sisi lain, penggunaan AI membawa tantangan besar, terutama pada SDM. Salah satu yang paling dikhawatirkan di era digital ke depan adalah penggantian pekerjaan manusia dengan robot atau sistem otomatis. Sudah dapat kita lihat bahwa, jika keadaan ini terus berlanjut, banyak orang akan kehilangan pekerjaan karena semakin minimnya lapangan kerja, hal ini dapat meningkatkan pengangguran, sehingga kedepannya akan menimbulkan banyak masalah seperti ketidakstabilan ekonomi serta meningkatnya kriminalitas. Selain itu, ada pula masalah algoritma AI, yang dapat memperburuk diskriminasi yang sudah ada dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, banyak juga yang berpendapat bahwa AI bukanlah pengganti SDM, melainkan hanya sebagai pendamping yang membantu meningkatkan kredibilitas SDM. Dengan AI, pekerja dapat terbebas dari pekerjaan yang monoton dan berulang, sehingga mereka dapat fokus pada pekerjaan yang berhubungan dengan manusia lain, kreativitas serta keputusan moral-kualitas yang sulit untuk ditiru dari sebuah mesin. Dalam konteks ini, AI hanya berperan sebagai penguat dan pembantu pekerjaan manusia di era digital bukan untuk menggantikannya.
Pelatihan dan edukasi yang baik sangat diperlukan karena menjadi kunci dalam memastikan bahwa SDM tidak kalah dengan AI dan dapat beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh AI. Pendidikan yang berfokus pada STEM (science, technology, engineering, and mathematics) memang diperlukan, tetapi selain itu kemampuan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan juga interpersonal juga harus ditekankan. Dengan ini, manusia tidak hanya sebagai pekerja biasa, tetapi juga bisa menggunakan teknologi canggih, berinovasi, dan berinteraksi secara efektif di lingkungan kerja yang semakin didominasi oleh AI.
ADVERTISEMENT
Melihat ke depan, kolaborasi antara manusia dengan AI mungkin akan membentuk tim yang lebih sinergis. Teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dapat dimanfaatkan untuk pelatihan kerja yang memungkinkan pekerja mengalami simulasi yang realistis di era digital ini. Disisi lain, AI juga bisa dibuat lebih adaptif dan sensitif terhadap kebutuhan manusia, dengan fokus pengembangan pada human-centered AI.
Singkatnya, kolaborasi antara SDM dengan AI adalah salah satu dinamika paling penting di era digital. Meskipun terdapat tantangan yang kompleks jika tidak diatasi dengan benar, potensi yang dihasilkan dari kolaborasi tersebut dapat membawa dampak perubahan yang signifikan. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat memanfaatkan kekuatan AI untuk melengkapi keunikan manusia bukan untuk menggantikannya. Oleh karena itu, investasi dalam pendidikan dan pelatihan, serta pengembangan etika dan standar AI, menjadi penting untuk memastikan kedua sumber daya ini dapat saling bekerja sama dan menguntungkan semua pihak.
ADVERTISEMENT
Cover
kolabaorasi manusia dengan AI dimasa mendatang. Sumber : freepik.com