Kerja Puan Maharani Penuh Dedikasi

Jack Separrow
Cukup dengan menjadi diri sendiri. Saja!
Konten dari Pengguna
21 September 2017 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jack Separrow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kerja Puan Maharani Penuh Dedikasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pemimpin haruslah menjejakkan kaki. Ia tidak bisa hanya duduk manis di atas Menara gading lalu berbicara seolah-olah ia membersamai masyarakat bumi yang dipimpinnya. Sah-sah saja sebagai pemimpin berdiam diri, toh, negara mempersiapkan pegawai yang bisa membantunya, tapi hasil laporan pasti akan berbeda, secara psikologis, politik, dan sosial, dibandingkan dengan turun langsung dan memerhatikan realitas di lapangan.
ADVERTISEMENT
Kita kemudian mendengar istilah sidak, kunjungan kerja, atau istilah yang popular blusukan. Mengunjungin, melihat, dan memastikan kondisi real dalam program yang sedang direncanakan atau dikerjakan.
Hal itu pulalah yang dilakukan oleh Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK). Dalam banyak kesempatan, kita bisa menyaksikan Puan turun langsung ke lapangan (dalam posisinya sebagai Menteri atau ketika mendampingi Presiden jokowi).
Sebut saja seperti, ketika Puan Maharani melakukan inspeksi ke lokasi pembangunan fasilitas Asian Games 2018 serta pembangunan beberapa sarana penunjang seperti LRT dan beberapa fasilitas yang bisa digunakan untuk space public. Termasuk juga ketika Puan turun langsung mendampingi Presiden untuk membagikan beberapa “kartu sakti” yang menjadi trade mark pemerintahan saat ini, baik KIP, KIS, PKH, PMT, dan lain sebagainya di beberapa daerah, dan di pelosok-pelosok.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks ini, kita bisa melihat Puan Maharani sebagai sosok yang bekerja dengan dedikasi tinggi, yaitu sebuah kesanggupan dan ikhtiar melalui pengorbankan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan pembangunan dan untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Bahkan, seringkali Puan Maharani rela untuk tidak pulang ke Jakarta, meninggalkan agenda yang sudah disusun untuk menunjukkan rasa peduli dan kehadiran pemerintah ketika terjadi sebuah bencana. Sungguh luar biasa apa yang dilakukan Puan. Salah satu contohnya, begitu mendengar kabar terjadinya banjir bandang di Kota Bitung, Sulut, Puan Maharani memutuskan untuk menunda kepulangannya dan melakukan peninjauan langsung ke lokasi korban banjir bandang dan longsor di kota tersebut.
Ini menunjukkan bahwa dedikasi Puan Maharani terhadap kerjanya begitu tinggi. Puan Maharani ingin menunjukkan, bahwa pemerintah harus menjadi pihak yang pertama kali hadir untuk rakyatnya ketika terjadi sebuah bencana, setidaknya ikut membersamai dan merasakan langsung derita yang dialami. Kehadiran pemerintah akan memberikan kekuatan, dan pemimpin harus menjadi sosok yang menguatkan. Pesan itulah yang sebenarnya ingin disampaikan oleh Puan Maharani, bahwa dedikasi tinggi pada sebuah tugas adalah kewajiban.
ADVERTISEMENT
Kepentingan rakyat harus dinomor-satukan, dan itulah yang dilakukan oleh Puan Maharani.