Pembelaan Puan Maharani Terhadap Harkat Kemanusiaan

Jack Separrow
Cukup dengan menjadi diri sendiri. Saja!
Konten dari Pengguna
18 September 2017 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jack Separrow tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pembelaan Puan Maharani Terhadap Harkat Kemanusiaan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Puan Maharani menyadari betul bagaimana harkat kemanusiaan haruslah dijunjung tinggi. Harkat, martabat, dan harga diri kemanusiaan haruslah ditempatkan pada posisi tertinggi dalam kehidupan, terutama dalam konteks sosial-kemasyarakatan. Menghargai, menjaga, dan memanusiakan manusia, adalah prinsip tertinggi yang, semestinya, harus diinternalisasi pada diri seseorang.
ADVERTISEMENT
Puan Maharani memimpin sebuah Kementerian yang secara khusus ditugaskan untuk membangun kemanusiaan dan kebudayaan, maka kemanusiaan sejatinya menjadi “ruh” dan pertimbangan dalam segala kerja Puan Maharani.
Mari kita perinci, apa hal yang sudah dilakukan Puan Maharani dan menjadi representasi dari perjuangannya dalam meningkatkan harkat kemanusiaan. Dulu, Puan Maharani kecewa terhadap peristiwa penolakan Reny Wahyuni, pasien BPJS yang ditolak di 7 rumah sakit sekaligus (RS Ananda Bekasi, RS Anna Medika Bekasi, RS Mekar Sari, RS Bakti Kartini, RS Bella, RS Hermina, dan RSUD Kota Bekasi).
Puan Maharnai kecewa dan prihatin, bukan hanya karena Reny Wahyuni akhirnya diterima di RS Koja, Jakarta Utara, dan anak yang dilahirkannya meninggal, tapi juga tentang (lagi-lagi) negeri ini berkutat dengan aturan, bukan kemanusiaan. Dan negara, akan selalu menjadi “sasaran tembak” yang mematikan karena ulah dari Rumas Sakit yang “tidak berperasaan” itu.
ADVERTISEMENT
Lagi, baru beberapa hari yang lalu, Puan Maharani (kembali) dikecewakan oleh ulah rumah sakit “mata duitan” yang lebih mementingkan uang ketimbang nyawa, lebih mementingkan prosedur dan mekanisme dibandingkan kemanusiaan. Bayi Debora akhirnya meninggal. Pelayanan menjadi impian karena keluarga tidak kuat untuk membayar biaya pengobatan.
Pada kedua peristiwa “mengenaskan” itu, Puan Maharani ikut berbelasungkawa dan berharap kesadaran dari para tenaga atau lembaga kesehatan, bahwa tugas mereka adalah tugas yang mulia, tugas kemanusiaan. Jadi, tidak bisa kemanusiaan direndahkan hanya karena alasan yang tidak masuk akal, alasan karena uang yang kurang (apalagi masih bisa diusahakan).
Tidak hanya menghadapi dua kasus itu, beberapa bulan yang lalu, kita tahu bahwa Puan Maharani dengan tegas membela hak asasi manusia (HAM) bagi mereka yang kembali ke Indonesia menjadi deportan dan simpatisan ISIS. Sederhana, bahwa mereka sudah sadar dan mencintai Indonesia. Bukan tugas negara untuk mengebiri rakyatnya. Negara harus tetap memberikan hak hidup kepada setiap warganya. Itulah yang nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan oleh Puan Maharani.
ADVERTISEMENT
Termasuk juga upaya bersama dan gotong royong yang dikoordinasikannya untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan keperluan para pengungsi Rohingya di Bangladesh.
Artinya, pembelaan Puan Maharani terhadap kemanusiaan sebagai nilai tertinggi, tak bisa diragukan lagi. Banyak pembelaan dan kerja yang dilakukannya untuk menjaga dan meninggikan harkat kemanusiaan, terutama ditopang dengan tugasnya sebagai Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.