Kelemahan Liverpool yang bernama Bek

Nanda Rizka Syafriani Nasution
Halftime student Fulltime footballover
Konten dari Pengguna
23 Oktober 2017 8:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nanda Rizka Syafriani Nasution tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kelemahan Liverpool yang bernama Bek
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gol cepat Harry Kane menit ke 4 di saat Spurs menjamu Liverpool di Wembley pada pada lanjutan game week ke-9 Liga Premier Inggris semakin mencatat daftar kelam kualitas lini belakang sebuah tim dengan kesejarahan yang besar. Kane mencetak gol berkat assist dari Kieran Trippier yang lolos dari jebakan offside. Mignolet yang salah menebak arah pergerakan Kane tidak mempu menyelamatkan gawangnya begitu juga dengan pemain belakang Liverpool yang berusaha mengawal Kane yang mencetak gol ke-7 di musim ini.
ADVERTISEMENT
Heung-min Son menambah kedudukan Spurs di menit 12 lewat tendangan gawang dari Hugo Lloris yang tidak mampu dijangkau oleh Milner. Kane yang lantas berdiri di belakangnya dengan tepat mengolah bola dan memberi umpan crossing pada Son yang dengan mudah menambah gol untuk The Lily White, sekali lagi koordinasi lini belakang yang buruk ditambah dengan panampilan Mignolet yang mengecewakan.
Liverpool kebobolan 2 gol di dalam 12 menit. Sesuatu yang lantas membuat anda menyiritkan dahi lalu tersenyum atau bahkan tertawa melihat hobi si merah yang tak kunjung berganti.
Son bahkan bisa menceta gol nya kedua di menit ke 16. Umpan Eriksen dapat dimaksimalkan engan baik oleh Son yang sayang menempa mistar. Disana terlihat kinerja bek yang tidak mempu berkereja secara maksimal. Lovren maupun Milner sama-sama tidak mampu mengawal si anak berdarah Asia.
ADVERTISEMENT
Liverpool sebenarnya dapat memaksimalkan pertandingan melawan Spurs yang berusaha melawan kesialan di Webley, namun Juergen Klopp juga tak selalu baik ketika bermain disana. Lagi-lagi dengan lini pertahanan yang tidak mempunyai visi bermain yang jelas. Mereka tidak mampu mengantisipasi dan meladeni permainan terbuka Spurs.
Bagi saya sendiri, Liverpool terlalu mudah kehilangan bola untuk sebuah klub yang sebelumnya memengkan pertandingan 7 gol tanpa balas di UCL
Liverpool yang pada pertandingan itu masih mencari pola permainan harus dikejutkan dengan gol cepat dan lantas meurunkan mental pemain. Liverpool dengan situasi tertinggal seperti merindukan sosok pemimpin yag dapat memotivasi mental permainan.
Salah berusaha mengembalikan asa di laga yang disaksikan secara langsung oleh Maradonna ini. Berawal dari Kane kehilangan kontrol atas bola yang kemudian dimanfaatkan Coutinho untuk selanjutnya mengirim umpan ke Henderson. Salah yang on-side di menit 24 berhasil membuat kedudukan berubah menjadi 2-1 setelah sebelumnya bola membentur tiang gawang.
ADVERTISEMENT
Di dalam permainan, Spurs memanfaatkan long-shoot yang sering gagal diantisipasi oleh pemain belakang Liverpool. Berulang kali secara bergantian baik Dele Ali maupun Kane membuat umpan terobaosan kedepan yang membuat para defender Liverpool sedikit kelabakan. Klopp sebenarnya beraksi cepat dengan menggantikan Lovren dengan Chamberlain di menit ke-30 yang tidak terlalu mengubah ritme permainan.
Kerjasama Coutinho dan Salah sebenarnya juga merepotkan tim belakang Spurs namun, selalu berakhir ditangan Lloris yang bermain gemilang malam itu.
Dele ali menutup paruh pertama dengan keunggulan 3-1. Gol tercipta akibat dari kelengahan pemain belakang Liverpool terhadap pecah konsentrasi freekick Spurs. Persoalan kebobolan dari situasi bola mati ini sudah menghantui Liverpool dalam beberapa musim terakhir. Sistem zona marking Liverpool dalam menghadapi situasi-situasi bola mati sangat dapat dinilai tidak tepat. Pemain lawan berpostur tinggi dalam situasi ini sering tak terkawal karena dalam situasi zonal marking kita tahu, pemain lawan tidak ditempel satu per satu dan gol Dele Ali sama persis dengan situasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemain terbuka dan efektifitas serangan tim tuan rumah tidak mampu di respon dengan baik oleh tim tamu. Formasi 4 bek yang yang diturunkan Klopp menjadikan kerapuhan lini belakang Liverpool yang diakibatkan Full-back bermain terlalu jauh kedepan.
Joe Gomes yang ditugaskan untuk menjaga Kane tidak mampu berusaha secara optimal. Gomes yang terlalu mudah terkecoh dengan pergerakan Kane untuk membuka peluang bagi skuad Spurs.
Bek tengah selalu berada dalam situasi yang mudah dieksploitasi. Situasi di mana jika lawan berhasil mencuri bola di lini tengah dan langsung mengalirkannya ke depan. Dalam situasi counter-attack bek akan terlambat turun ke bawah. Pemain cepat seperti Kane akan dengan mudah memanfaatkan situasi.
ADVERTISEMENT
Pelatih harusnya lebih faham mengenai urgensi lini pertahanan yang selalu menjadi sorotan. Lini belakang seharusya menjadi benteng tim untuk memenangi pertandandingan dengan mempertahankan untuk tidak keboolan. Para defender adalah pemain-pemain tangguh yang sangat dituntut untuk konsistensi sepanjang musim demi tim yang ingin berprestasi.
Klopp harus segera merubah persepsi.
sumber gambar: google pict