5 Cara untuk Bisa Mengikuti Sidang Pertemuan di PBB

Nara Rakhmatia
Diplomat Indonesia
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2018 15:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nara Rakhmatia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pidato Kenegaraan JK di sidang umum PBB. (Foto: Ananda Teresia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pidato Kenegaraan JK di sidang umum PBB. (Foto: Ananda Teresia/kumparan)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden RI Bapak Jusuf Kalla pada akhir bulan September lalu baru saja menghadiri Sidang Majelis Umum ke-73 PBB di New York dan menyampaikan pernyataan nasional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mungkin kamu-kamu berpikir, “Wah, seru juga ya kalau bisa ikut pertemuan PBB.”
Ada banyak cara lho untuk dapat mengikuti pertemuan, atau yang biasa disebut sebagai sidang, di PBB. Sama banyaknya dengan jalan menuju Roma. Kamu mau tahu apa saja caranya? Simak tulisan ini.
1. Menjadi Utusan Pemerintah, Termasuk Diplomat
Ini mungkin cara yang kita sudah ketahui bersama. Dengan menjadi diplomat, seseorang bisa ditugaskan mengikuti berbagai sidang di PBB sebagai anggota dari delegasi sebuah negara.
Dengan menjadi diplomat juga, seseorang bisa ditempatkan di perwakilan sebuah negara yang terakreditasi untuk PBB ataupun organisasi multilateral lainnya.
5 Cara untuk Bisa Mengikuti Sidang Pertemuan di PBB (1)
zoom-in-whitePerbesar
Diplomat RI berpose bersama rekan diplomat negara-negara lain dan rekan Sekretariat PBB setelah mencapai kesepakatan dalam negosiasi resolusi untuk isu pengentasan kemiskinan (2015).
ADVERTISEMENT
Indonesia sendiri memiliki Perutusan Tetap RI (PTRI) untuk PBB di New York dan di Jenewa; KBRI Paris yang menangani UNESCO; KBRI Den Haag yang menangani ICJ dan OPCW; KBRI Roma yang menangani IFAD dan FAO; KBRI Wina yang menangani beberapa badan di bawah PBB seperti IAEA, UNIDO, dan UNCITRAL; serta UNEP ditangani oleh KBRI Nairobi.
Delegasi sebuah negara tidak melulu beranggotakan para diplomat. Terkadang delegasi juga terdiri dari pejabat pemerintah dari berbagai kementerian/lembaga lain di luar Kementerian Luar Negeri, ataupun bahkan dari pemerintah daerah.
Hal ini karena sidang-sidang di PBB membahas berbagai macam lingkup isu, seperti kesehatan, anak dan perempuan, sampai ke tata pemerintahan. Sehingga diperlukan anggota delegasi yang memahami betul isu-isu teknis tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Menjadi Perwakilan NGO
Beberapa sidang PBB dapat dihadiri oleh perwakilan dari Lembaga Swadaya Masyarakat atau Non-Governmental Organization (NGO) internasional, terutama yang memiliki status konsultatif di badan ECOSOC PBB.
Sebagai gambaran, PBB memiliki sistem akreditasi bagi NGO dari seluruh dunia untuk mendapatkan status konsultatif di ECOSOC. NGO yang memiliki status konsultatif di ECOSOC dapat secara otomatis mengikuti sidang-sidang PBB yang terbuka bagi NGO.
Hingga akhir 2016, terdapat beberapa NGO dari Indonesia yang sudah memiliki status konsultatif di PBB, seperti Indonesian Child Welfare Foundation, International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), Kongres Wanita Indonesia, Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Yayasan Pendidikan Indonesia, Yayasan Rumah Zakat Indonesia, dan Yayasan Wadah Titian Harapan.
ADVERTISEMENT
Jumlah NGO dari Indonesia dengan status konsultatif di PBB memang terlihat sedikit, tetapi perlu dicermati bahwa INFID sendiri merupakan gabungan dari 30 NGO Indonesia.
Terdapat juga NGO internasional yang memiliki status konsultatif di PBB dan turut beraktivitas di Indonesia, seperti Oxfam, Save the Children, Amnesty International, ataupun World Vision.
3. Menjadi Staf di Sekretariat PBB
Ilustrasi logo PBB (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi logo PBB (Foto: Reuters)
Keberadaan Sekretariat PBB sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran sidang-sidang PBB, baik dari segi administrasi maupun substansi. Para staf Sekretariat PBB membantu penyiapan dokumen-dokumen sidang, memberikan saran rujukan hukum akan suatu kasus, hingga membagi 'bocoran' perkembangan pembahasan sebuah isu.
Karier di PBB terbagi atas berbagai jenjang dan bidang pekerjaan, baik sebagai pejabat senior, profesional, staf umum, ahli bahasa, hingga konsultan.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang membanggakan adalah ketika pada pertengahan September lalu Ibu Armida Alisjahbana, mantan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS RI, ditunjuk sebagai Sekretaris Eksekutif dari Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UN ESCAP). Ini adalah sebuah jabatan senior yang prestisius di PBB.
Setiap tahun PBB juga membuka Young Professional Programme (UN YPP) untuk menjaring tenaga muda yang ingin memulai karier di PBB. Negara-negara yang hanya sedikit warga negaranya bekerja di PBB, sehingga dianggap kurang terwakili, dapat mengikuti program ini. Indonesia termasuk salah satunya.
Hingga akhir 2017 hanya terdapat sekitar 81 warga negara Indonesia yang bekerja untuk Sekretariat PBB. Jadi, masih terbuka kesempatan luas bagi warga Indonesia yang ingin bekerja di PBB, termasuk melalui program UN YPP.
ADVERTISEMENT
4. Menjadi Individu Penting/Eminent Person
Upaya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia harus turut melibatkan seluruh masyarakat dunia. Oleh karena itu, PBB kini membuka pintu partisipasi dalam sidang-sidang PBB, bagi individu-individu penting/eminent persons yang dapat berkontribusi pada upaya perwujudan perdamaian dan kesejahteraan dunia tersebut.
Individu-individu penting yang banyak dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan PBB bisa datang dari kalangan ahli, baik akademisi ataupun praktisi, yang memiliki pengetahuan dan pengalaman luas dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, HAM, ataupun resolusi konflik. Salah satu contoh ahli yang terlibat dalam berbagai pertemuan dan kegiatan PBB adalah ekonom Jeffrey Sachs.
Peran dari kalangan bisnis juga semakin didorong untuk mendukung kebutuhan biaya yang besar dalam menjalankan berbagai program PBB, dari penjagaan perdamaian hingga pengentasan kemiskinan.
ADVERTISEMENT
Pengusaha papan atas dunia terkadang memiliki kekayaan yang melebihi nilai GDP dari negara-negara kecil. Jika dihitung berdasarkan perbandingan total kekayaan pada tahun 2017 dan 2018, pendiri Microsoft, Bill Gates, diperkirakan memiliki pendapatan per tahun yang mencapai USD 4 miliar, atau sekitar Rp 60 triliun.
Pendapatan ini melebihi GDP Timor Leste yang tidak mencapai USD 3 miliar berdasarkan data Bank Dunia pada tahun 2017. Bill Gates telah acap kali menghadiri sidang PBB dan terlibat dalam kemitraan dengan PBB dalam upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Bill Gates. (Foto: REUTERS/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Bill Gates. (Foto: REUTERS/Stringer)
PBB juga memiliki UN Global Compact, yang menjadi wadah perusahaan dunia berkontribusi dalam isu-isu HAM, ketenagakerjaan, lingkungan, dan pencapaian SDGs. Dari Indonesia sendiri terdapat 78 perusahaan yang terlibat di dalamnya, termasuk antara lain Eka Tjipta Foundation (Sinarmas), Martha Tilaar Group, dan Media Group.
ADVERTISEMENT
Kelompok berikutnya yang mulai banyak dilibatkan dalam sidang di PBB adalah kalangan selebriti. Selebriti dunia memiliki kemampuan memengaruhi para penggemar fanatiknya yang berjumlah besar untuk terlibat dalam berbagai inisiatif PBB.
Beberapa selebriti dunia yang pernah hadir dan berbicara dalam sidang PBB, antara lain Leonardo DiCaprio, Emma Watson, Angelina Jolie, dan Nicole Kidman.
5. Menjadi Perwakilan Pemuda
PBB semakin menyadari pentingnya melibatkan para pemuda sebagai masa depan dunia, dalam setiap upaya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia. Berbagai platform dalam lingkup kepemudaan dicanangkan oleh PBB, seperti UN Youth Delegate Programme, Youth2030, UN Youth Associations, hingga ECOSOC Youth Forum.
ADVERTISEMENT
Masih gres dalam ingatan ketika pada bulan Februari tahun ini Tasya Kamila mewakili Indonesia dalam ECOSOC Youth Forum. Dalam pertemuan tersebut, Tasya menghadiri forum energi bersih dan terjangkau, perubahan iklim, dan sesi pleno. Ini adalah contoh teladan yang bisa diikuti pemuda Indonesia lainnya.
***
Wah, ternyata banyak juga cara untuk dapat mengikuti berbagai sidang di PBB. Bahkan mungkin masih ada pintu-pintu lain yang bisa dibuka untuk dapat mengikuti sidang di PBB. Kita semua bisa kok turut berkontribusi dalam upaya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia melalui PBB. Kita semua bisa kalau mau.
Where there’s a will, there’s a way.