Lakukan 12 Kebiasaan Ini Begitu Gajian, Kamu Bakal Lebih Kaya!

Konten dari Pengguna
25 September 2017 11:47 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Natasha Erika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang kaya (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang kaya (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Seperti dikutip dari Swara Tunaiku, di tahun pertama saya bekerja dulu, setiap gajian saya hampir selalu kalap mengikuti keinginan untuk belanja ini itu tanpa berpikir panjang. Akibatnya, baru tengah bulan berlalu, saya mulai engap-engap kehabisan uang. Hmm… Apakah pengalaman seperti ini juga pernah kamu rasakan?
ADVERTISEMENT
Sebelum ngomong lebih jauh, saya ingin berbagi dulu pos-pos kebutuhan apa saja yang saya lakukan.
Pertama, mengatur untuk kebutuhan prioritas utama, antara lain: bayar uang kos, bayar cicilan (seperti asuransi dan kredit barang jika ada), tabungan, dan mengirimkan uang kepada orang tua. Pos prioritas ini biasanya sekitar 40% gaji.
Kedua, baru saya mengatur untuk kebutuhan rutin bulanan, antara lain: makanan untuk stok di kosan dan toiletries, isi saldo untuk transportasi ojek online, lalu untuk uang makan, minum, dan jajan sehari-hari.
Itu adalah pos-pos kebutuhan yang jatahnya selalu saya atur begitu dapat gaji. Sejauh ini hasilnya lumayan. Saya bisa bertahan hidup dan nggak lagi sering deg-degan di akhir bulan.
Sama seperti orang lain, tujuan utama saya bekerja adalah untuk menumpuk pundi-pundi harta, alias ingin jadi kaya dong. Jujur aja, deh, siapa sih yang nggak mau jadi kaya? Makanya saya pun sadar, harus menerapkan kebiasaan-kebiasaan setelah gajian yang jika rutin dilakukan bisa bikin saya lebih kaya. He-he-he.
ADVERTISEMENT
Dari keisengan saya berselancar di internet, saya menemukan kira-kira 12 kebiasaan yang jika rutin dilakukan setelah gajian, bakal bikin kita lebih kaya! Pengin, dong?
1. Bersyukur itu perlu
Biasanya semakin kamu terobsesi untuk jadi kaya, semakin banyak pengeluaran kamu. Jadi bersyukur atas apa yang sudah kamu miliki itu memang perlu. Dengan begitu, kamu nggak tergoda untuk punya yang lain, yang berarti semakin minimal uang yang akan dikeluarkan. Betul nggak?
Kembali, nggak mau mendidik soal moral. Tapi sebesar apa pun keinginan kita untuk jadi kayak bersyukur itu perlu. Ya maklum aja, soalnya sebagai manusia, kita pasti nggak akan pernah merasa cukup. Naik gaji, naik jabatan, pengeluaran kita pun biasanya ikut naik.
ADVERTISEMENT
2. Sedekah
Sedekah itu sekitar 2,5 – 5% dari gaji. Nggak berat, kan? Bukan ingin menggurui soal amal seseorang, tapi secara logika dan penelitian, sedekah atau mengumbangkan harta kita ternyata memang bisa membuat kita lebih makmur, lho. Bukan hanya petuah atau pesan dari kakek-nenek kita, tapi juga sudah ada data yang membuktikan.
Jorge Moll dari National Institute of Health, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa di bagian otak yang terkait dengan kesenangan, koneksi sosial, dan rasa percaya mereka yang bersedekah, terlihat aktif dan menimbukan efek “warm glow” alias pancaran kehangatan yang berarti ‘kebahagiaan’.
Bahagia = sehat. Sehat berarti kamu nggak perlu khawatir uang dokter dan rumah sakit. Logikanya begitu, kan?
3. Membuat catatan finansial di bulan tersebut
ADVERTISEMENT
Seharusnya ini sudah menjadi kewajibanmu sebagai seseorang yang ingin memiliki masa depan yang cerah. Dengan membiasakan diri membuat catatan finansial, kita jadi mengetahui seberapa besar uang yang akan kita pakai untuk menabung, belanja, dan sebagainya. Terutama, membayar tabungan dan utang! Ambil sekitar 30% dari gaji untuk menabung terlebih dulu, baru setelah itu kurangi sisa uang untuk membayar utang. Ingat, seperti yang sudah berulang kali umum diingatkan, habiskan dari apa yang tersisa setelah menabung, bukan sebaliknya.
4. Batasi ke ATM, siapkan uang tunai untuk jatah per minggu
Saya biasanya menargetkan maksimal jatah Rp300 ribu selama hari kerja dan Rp200 ribu untuk akhir pekan. Pokoknya kalau bisa dalam seminggu nggak menghabiska lebih dari Rp500 ribu untuk makan dan jajan. Dengan uang terbatas di dompet, kamu jadi lebih awas dengan apa yang kamu beli dan berapa yang tersisa. Kadang kebiasaan menggunakan kartu kredit atau debit juga bikin kita nggak sadar telah mengeluarkan banyak uang.
ADVERTISEMENT
5. Belanja bulanan dengan daftar yang sudah dibuat di rumah
Stok makanan di kulkas dan peralatan mandi sudah menipis. Sebelum belanja bulanan, buat daftar barang yang mau dibeli. Ini sebenarnya basic banget tapi ngaku saja, sering lupa kan? Padahal, berbelanja dengan membawa daftar bisa menghemat hingga 20 – 25% dari yang nggak pakai daftar, lho. Kita jadi lebih fokus pada apa yang sudah ada di daftar dan bisa lebih menguatkan diri untuk nggak asal ngambil barang yang sebenarnya nggak butuh. Coba deh.
6. Pakai mobile atau internet banking, jangan lupa hitung ulang
Cash di dompet hanya untuk makan dan jajan sehari-hari ya. Untuk transaksi lainnya, lebih baik via transfer mobile atau internet banking agar mudah ditelusuri. Setalah gajian, saya selalu langsung melakukan pembayaran rutin, untuk kosan, cicilan barang dan asuransi. Kecuali uang kos, saya pakai sistem auto-debet pada tanggal sehari setelah gajian. Sedangkan uang kosan saya langsung transfer di awal bulan.
ADVERTISEMENT
7. Sebisa mungkin hindari 'latte factor'
Apa itu 'latte factor'? Latte factor merujuk pada pengeluaran-pengeluaran kecil rutin yang jika diakumulasikan, totalnya lumayan besar, alias bikin bangkrut. Padahal sifatnya nggak begitu penting bahkan bisa ditiadakan. Pengeluaran ini cenderung bersifat konsumtif dan untuk hal-hal yang nggak penting-penting amat.
Seperti membeli kopi seharga Rp50 ribu dari gerai kopi mahal, padahal beli kopi di mini market pun sama saja cafeinnya. Atau belanja cemilan, biaya tansfer antar bank, air mineral kemasan (padahal bisa bekal minum dengan tumblr), atau kebiasaan berangkat kantor mepet jadi harus selalu pakai ojek online, padahal bisa lebih hemat kalau pakai transportasi umum masal.
8. Jangan kalap, tahan keinginan belanja berlebih!
Saat gajian saya suka merasa ‘kaya raya’, jadi mudah banget menggelontorkan uang atau main gesek saat melihat barang lucu pas jalan-jalan ke mal. Tunggu dulu jangan langsung beli! Endapkan beberapa jam, bahkan beberapa hari. “Kira-kira saya bakal bahagia nggak ya sebulan setelah beli ini? Atau dua bulan? Atau setahun?” Biasanya setelah diendapkan begini keinginan beli akan hilang sih. Jangan terbiasa belanja impulsif karena itu yang bikin kamu cepat miskin. He-he-he.
ADVERTISEMENT
9. Tapi jangan pelit pada kebutuhan yang krusial
Barang-barang krusial di sini maksudnya adalah yang memang wajib dimiliki untuk menunjang pekerjaanmu. Misalnya, laptop, pakaian kerja yang layak atau sekadar jaket tebal saat naik motor. Ini termasuk investasi alias kamu menghemat dalam jangka waktu panjang. Untuk kebutuhan yang seperti ini jangan pelit ya, kamu harus berani berinvestasi.
10. Gunakan “5-question-rule” setiap ingin membeli sesuatu
“Saya benar-benar butuh nggak, atau cuma ingin? Seberapa sering akan dipakai? Saya benar-benar mampu beli ini nggak ya? Kira-kira worth it nggak ya? Saya benar-benar ingin nggak ya?”
Itulah setidaknya 5 pertanyaan yang harus diajukan pada dirimu saat ingin membeli sesuatu, terutama untuk barang-barang dengan harga yang menurut kamu tergolong mahal atau mewah. Atau bahkan untuk barang-barang sederhan yang harganya lebih dari Rp100 ribu. Ingat, fungsi utama gajimu itu untuk bayar kos/rumah, beli makan, dan menabung, lho.
ADVERTISEMENT
11. Belanja hanya dengan uang yang benar-benar kamu miliki
Kartu kredit itu memang kadang kita butuhkan, untuk mempermudah transaksi seperti beli tiket pesawat, hotel atau kalau lagi ada promo tertentu. Tapi jangan salah, kartu kredit itu terkadang menipu. Membuatmu merasa aman dan selalu punya uang, padahal nyatanya nggak.
Alih-alih kartu kredit, jadikan isi dompet dan kartu debitmu sebagai acuan. Kalau memang ada isinya, berarti ya kamu punya uang. Tapi kalau nggak, ya berarti nggak bisa jajan. Cukup gunakan kartu kredit untuk sesuatu yang memang harus pakai kartu kredit atau untuk hal mendesak sekali.
12. Bedakan antara menghemat Rp50 ribu dengan 50%
Maksudnya begini, menghemat 5% dari Rp50 ribu nggak sama dengan menghemat 5% dari Rp5 juta. Jadi, kamu mengejar harga sabun dan sampo yang diskon 5% setiap belanja, akan lebih berdampak buat keuangan kamu kalau kamu pindah ke kosan/kontrakan yang lebih murah Rp 500 ribu? Atau kalau melihat barang diskon tapi tempatnya jauh sehingga kamu butuh biaya transport lebih mahal juga kan percuma, dong. Akhirnya jatuhnya sama saja dengan beli barang nggak diskon di tempat yang lebih dekat.
ADVERTISEMENT
Kira-kira seperti itulah 12 kebiasaan yang jika rutin dilakukan setelah gajian, kamu akan lebih kaya. Asal konsisten, ya! Selamat mencoba di gajian selanjutnya!