BLT Bukan Solusi Rakyat Jika Mafia dan Kartel Industri Masih Menguasai Pasar

Nazar EL Mahfudzi
Direktur Pusat Studi Demokrasi dan Pancasila
Konten dari Pengguna
8 April 2022 14:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nazar EL Mahfudzi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar : Ilustrasi Pemberian BLT
zoom-in-whitePerbesar
Gambar : Ilustrasi Pemberian BLT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelontorkan sederet bantuan langsung tunai (BLT) tidak mampu untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok ekonomi masyarakat, terjadi disparitas berbagai kebijakan harga yang menyebabkan kelangkaan distribusi barang.
ADVERTISEMENT
Bila dikilas balik, ternyata di masa lalu Jokowi pernah mengkritisi dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap program bantuan tunai kepada masyarakat.
Jokowi Pernah Menolak Pemberian BLT
Pada era SBY, pernah terjadi trending Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (Balsem). Bantuan diberikan sebagai kompensasi kenaikan BBM kala itu.Namun harga-harga pasar berhasil distabilkan dan kembali normal hingga terjadi peningkatan daya beli masyarakat.
Pada era Jokowi saat ini program Bantuan Langsung Tunai (BLT) menjadi alat untuk menyogok rakyat, meredam aksi-aksi protes kenaikan sejumlah harga, bahkan tidak mengarah untuk membantu usaha produktif kecil dan menengah, tetapi lebih prioritas kepada masyarakat miskin.
Pemberian BLT yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo justru menaikan kebutuhan pokok produsen secara mikro ekonomi karena sebelumnya telah terjadi peningkatan harga bahan baku barang di berbagai belahan dunia.
ADVERTISEMENT
Hal ini sudah di sadari Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Plaza Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 1 Maret 2022, mengungkapkan secara runut penyebab dari bakal naiknya harga-harga barang, antara lain :
Pertama , kata dia, ini dipicu oleh semakin langkanya kontainer di seluruh dunia. Kelangkaan kontainer ini disebutkannya akan memicu ongkos angkut atau freight cost naik sehingga memicu kenaikan biaya logistik.
"Artinya apa ? Harga barangnya ikut naik. Kalau harganya naik artinya harga konsumen akan lebih mahal dari biasanya ".
Kedua , kelangkaan pangan di berbagai belahan dunia sehingga menyebabkan harga-harga pangan juga ikut naik. Jokowi menyebutkan, di beberapa negara sudah ada kenaikan harga pangan hingga 90 persen.
ADVERTISEMENT
Ketiga , kenaikan inflasi. Apa yang terjadi kalau inflasi naik, artinya harga-harga semua naik. Artinya apa? Beban masyarakat dalam keinginan untuk membeli barang itu juga semakin naik tinggi," tegas dia.
Terkahir, Jokowi menyatakan, sudah terjadi kelangkaan energi di dunia ini. Kondisi ini menurutnya diperburuk dengan adanya perang yeng terjadi diantara Rusia dan Ukraina. Akibatnya, harga BBM hingga LPG diperkirakannya akan naik.
"Karena kelangkaan, ditambah perang, naik lagi. Sekarang harga batubara sudah di atas 100 sebelumnya hanya 50-60. Di semua negara yang namanya harga BBM naik semua LPG naik semua, hati-hati dengan ini," ucapnya.
Mengapa Pemberian BLT Justru Menaikan Harga Pasar Kebutuhan Pokok Rakyat ?
Oleh sebab itu walaupun BLT digulirkan tetapi para mafia dan kartel industri belum ditangkap, maka produsen berusaha menaikan harga-harga, efek berantai distribusi untuk mendapatkan keuntungan dari kebutuhan pokok masyarakat.
ADVERTISEMENT