5 Tugas Diplomat yang Harus Kamu Ketahui

Nefertiti Hindratmo
A diplomat, learning the curves through Sesdilu 61
Konten dari Pengguna
11 Juli 2018 15:05 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nefertiti Hindratmo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Diplomat (Foto: thebluediamondgallery.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Diplomat (Foto: thebluediamondgallery.com)
ADVERTISEMENT
Suatu hari, saya mendapat kesempatan untuk penempatan sebagai diplomat Indonesia di luar negeri. Seorang kerabat lalu bertanya, “kamu kerja apa sih di luar negeri?”. Ketika itu saya sedikit terhenyak dan saya menyadari bahwa pertanyaan ini mungkin mewakili banyak orang mengenai “apa sih yang dilakukan para diplomat?”.
ADVERTISEMENT
Profesi ini sudah lama ada, sebagai pembawa pesan dari pemerintah negara asal kepada negara lain. Alkisah, kata 'diplomat' berasal dari bahasa Yunani yang berarti pembawa dokumen. Dokumen di sini berarti dokumen legalisasi atas posisinya sebagai pembawa pesan pemerintah. Namun demikian, sejarah mencatat perwakilan diplomatik pertama baru ada pada abad ke XV di Italia.
Sementara itu, Indonesia memiliki perwakilan resmi pertamanya pada tahun 1947. "Indonesia Office" atau Kantor Urusan Indonesia didirikan di Singapura, Bangkok, dan New Delhi untuk menjadi perwakilan resmi Pemerintah RI, sekaligus menembus blokade ekonomi Belanda terhadap Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti pikiran banyak orang, para diplomat tidak hanya minum wine dan menghadiri resepsi diplomatik. Sejarah juga mencatat beberapa fungsi utama diplomat sebagai berikut.
5 Tugas Diplomat yang Harus Kamu Ketahui (1)
zoom-in-whitePerbesar
1. Representing
Tugas utama para diplomat adalah mewakili negara dan pemerintahnya. Tidak hanya dalam pertemuan resmi, sehari-hari pun ia akan menjadi juru bicara, bahkan wajah resmi negara yang diwakilinya.
Sulit untuk memisahkan peran mewakili negara dalam kehidupan sehari-hari seorang diplomat ketika ditempatkan. Pembicaraan dan opini santai seorang diplomat dapat dianggap mewakili posisi negaranya.
2. Promoting
Diplomat juga harus siap berpromosi. Apa saja akan ia promosikan dari produk unggulan, potensi investasi hingga kawasan wisata negara asalnya. Tujuannya agar terdapat peningkatan hubungan perdagangan, masuknya investasi dari negara asing, dan semakin banyak turis yang hadir di negara asalnya.
ADVERTISEMENT
Caranya pun beragam, mulai dari partisipasi pameran, pementasan kesenian, penyelenggaraan temu bisnis hingga mendatangi asosiasi-asosiasi pengusaha.
Selain promosi ekonomi dan sosial budaya, para diplomat pun mempromosikan kebijakan pemerintahnya. Misalnya, upaya pemerintah dalam memajukan pembangunan di berbagai daerah, bahkan lokasi yang paling terpencil sekalipun.
3. Protecting
Diplomat harus melindungi kepentingan negara asalnya. Setiap pemerintah negara telah menggariskan prioritas nasionalnya dan para diplomat akan berusaha sekuat tenaga agar kebijakan tersebut dapat berjalan optimal.
Ketika media ramai memberitakan usulan pembatasan biofuel dari sawit di tataran Uni Eropa, perwakilan RI di luar negeri telah melakukan serangkaian pendekatan dan kampanye yang mengedepankan produk sawit Indonesia yang sustainable. Hal ini dirasa penting, karena sawit merupakan produk unggulan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tentunya hal ini termasuk melindungi warga negaranya, warga setanah airnya. Semua warga negara dari negara asalnya harus ia lindungi. Mulai dari menyediakan Surat Perjalanan Laksana Paspor bagi WNI yang kehilangan paspor hingga mendampingi warga negara yang menghadapi masalah hukum dilakukan oleh para diplomat. Mereka kerap harus siaga 24 jam guna membantu rekan sebangsanya yang menghadapi masalah.
4. Negotiating
Tentunya kita semua ingat kemenangan Indonesia di Dewan Keamanan PBB. Kemenangan ini tidak hanya menandai kebesaran negara Indonesia namun juga apresiasi dunia atas peran aktif Indonesia pada berbagai isu global yang dinegosiasikan di PBB.
Negosiasi tidak hanya berhenti di fora multilateral, para diplomat pun berdiskusi di ranah regional dan juga dalam hubungan bilateral. Setiap diplomat yang terlibat dalam proses negosiasi akan menekankan hal-hal yang menjadi prioritas negaranya dan mencari jalan untuk memperoleh hasil yang menguntungkan.
ADVERTISEMENT
5. Reporting
Setelah semua tugas-tugas di atas selesai, si diplomat masih harus melaporkannya ke pemerintah asalnya. Hanya laporan biasa? Tentu tidak, ia harus pula memberikan rekomendasi dan pengamatannya atas kejadian-kejadian di negara akreditasinya.
Dalam tataran pemberian laporan ini pulalah, ia harus memahami betul lokasi penempatannya sehingga ia bisa memberikan informasi dan rekomendasi yang tepat bagi pemerintah.
***
Setiap diplomat memahami betul kelima tugas di atas. Berat? Mungkin. Sulit? Ya..kerap kali. Dalam banyak kesempatan tugas-tugas ini menyita waktu sedemikian rupa sehingga hanya lelah yang tersisa. Namun, kewajiban-kewajiban ini merupakan resiko sekaligus suka cita kami, diplomat-diplomat yang bekerja di balik layar untuk negaranya, untuk bangsanya.