Bersakit-sakit Dahulu Bangkit Kemudian, Boedi Utomo Pendahulu BPOM Masa Depan

Nesha Sitompul
ASN Badan POM yang lagi belajar tulis-menulis.
Konten dari Pengguna
12 Mei 2023 20:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nesha Sitompul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Petugas BPOM melakukan pengujian sampel makanan di Tanjungpandan, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (8/9/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Petugas BPOM melakukan pengujian sampel makanan di Tanjungpandan, Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (8/9/2022). Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kutipan ini menjadi bagian akhir dari sepenggal pidato awal dr.Soetomo saat pendirian organisasi Boedi Utomo.
ADVERTISEMENT

Siapa yang tak kenal Boedi Utomo?

Pertanyaan ini memecah keheningan apel, suatu pertanyaan yang tidak disangka akan tercetus di tengah khusyuknya apel pagi. Apel, rutinitas awal minggu di setiap kantor Badan POM berfungsi sebagai wadah pertemuan seluruh pegawai. Apel menjadi forum penyampaian kinerja, unek-unek atau kendala, isu terhangat, dan yang paling penting untuk berbagi motivasi sembari berharap akan pencapaian sesuai target, intinya.
Kembali ke laptop, teringat guyonan talkshow yang viral pada masanya. Menimpali pertanyaan tadi, seorang pegawai senior pun menjawab "Boedi Utomo, organisasi pemuda Indonesia". Sahut seorang lainnya, "hari lahirnya diperingati secara nasional". Seorang pegawai muda pun turut menimpali, "tepat tanggal 20 Mei", diiringi anggukan dan senyum pegawai-pegawai lainnya. Kesimpulannya, mereka ternyata cukup kenal dengan Boedi Utomo.
ADVERTISEMENT
Kini kepala kantor, sang empunya pertanyaan berkata “Saya yakin bahwa nasib Tanah Air di masa depan, terletak di tangan kita”, beliau menyampaikan kutipan dr.Soetomo sebagai pendiri Boedi Utomo tersebut dengan lantang.

Lini masa pendahulu dan generasinya

Flashback. Soetomo dan kawan-kawannya di ruang kelas Sekolah Kedokteran STOVIA di Batavia atau Jakarta berkumpul dan sepakat mendirikan sebuah perkumpulan yang diberi nama Boedi Utomo (Boedi Luhur), tepat pada hari Minggu, 20 Mei 1908. Organisasi yang lahir akibat kegelisahan akut yang mendera para generasi muda tanah air saat itu. Ketika pikiran mereka bergelut akan nasib bangsanya yang berada dalam duka dan derita penjajahan.
ADVERTISEMENT
Dalam bukunya ‘Budi Utomo Cabang Betawi’, Abdurrachman Suromihardjo (1980) menggambarkan secara runut bagaimana peristiwa otentik hadirnya Boedi Utomo, begitu pula dengan rangkuman tulisan ‘Sejarah Organisasi Boedi Utomo’ oleh Rahman Ardiansyah (2016). Keduanya meyakini semangat juang Boedi Utomo bukanlah gertakan semata, namun gerakan nyata. Berdirinya Boedi Oetomo pun menjadi pertanda berpadunya setiap gerak se-Nusantara. Berbekal semangat yang sejalan itulah, akhirnya Indonesia berani melangkah, bergerak, berjuang, dan merdeka.
Masih flashback. Merdeka, tidak semata-mata membuat perjuangan lantas terhenti. Di masa kemerdekaan, ketika Indonesia menjelang usia yang ke-56 tahun, tepatnya 31 Januari 2001, suatu momentum perjuangan baru pun lahir. Ketika organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian resmi berdiri secara mandiri.
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan-perubahan yang begitu signifikan pada industri farmasi, obat asli Indonesia, makanan dan minuman, serta kosmetika. Konsumsi masyarakat terhadap produk-produk tersebut pun cenderung terus meningkat, seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat termasuk pola konsumsinya.
Sedangkan pengetahuan masyarakat Indonesia sendiri masih belum memadai untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar, dan aman. Dan ditambah lagi dengan hadirnya pihak iklan dan promosi yang secara gencar mendorong konsumen untuk mengkonsumsi secara berlebihan dan seringkali tidak rasional.
Oleh karena itu, Indonesia harus memiliki Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif, efisien, dan ekonomis. Suatu sistem dengan kemampuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengawasi produk-produk tersebut guna melindungi keamanan, keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri. Sehingga, dibentuklah Badan POM yang memiliki jaringan nasional dan internasional, kewenangan penegakan hukum, serta memiliki kredibilitas profesional yang tinggi, semua hal ini bertujuan dalam menjamin obat dan makanan yang aman.
ADVERTISEMENT

BPOM, penjaga masa depan

Layaknya tugu peringatan atau monumen nasional, tanggal 20 Mei kini dijadikan sebagai peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Suatu momentum ketika masyarakat Indonesia diajak untuk melihat kembali dan mengingat gigihnya perjuangan para pendahulu semasa kemerdekaan masih angan semu. Momen refleksi itupun menjadi pemantik semangat bagi perjuangan BPOM di masa kini, terus maju dengan gigih sebagai garda depan bagi keamanan, kesehatan, keselamatan, bahkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Sebagaimana visinya, “Obat dan Makanan aman, bermutu, dan berdaya saing untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”, BPOM hadir sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam mendorong hadirnya produk obat, obat tradisional, makanan, dan kosmetik kualitas terbaik.
BPOM mengawal keseluruhan proses pembuatan produk, mulai dari standarisasi bahan baku hingga produk jadi berkualitas, termasuk sarana dan prasarana serta izin yang diperlukan selama proses produksi produk, inilah yang disebut masa pre-market (sebelum produk diedarkan).
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, BPOM juga melakukan pengawalan pada masa post-market (setelah produk diedarkan). Pada produk-produk yang sudah beredar di masyarakat, akan dilakukan pengawasan kualitas produk. Proses pengawasan inilah yang menjadi titik fokus dari tugas dan tanggung jawab BPOM.
Pengawasan dimulai dengan pengecekan produk di pasaran baik yang dijual atau didistribusikan di pasar, toko, apotik, hingga ranah e-commerce, setelah itu dilanjutkan dengan tahapan pengujian guna memastikan kembali apakah produk yang sudah ber-BPOM dan tengah beredar ini tetap aman kualitasnya atau memiliki indikasi berbahaya.
Setelah selesai diuji maka pelaporan berjenjang pun dilakukan untuk mendata produk tersebut hingga akhirnya didapatkan kesimpulan produk Memenuhi Syarat (MS) atau Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Dengan kata lain, produk jadi tersebut disimpulkan dalam kondisi aman dikonsumsi/digunakan atau tidak.
ADVERTISEMENT
Bagaikan jam yang terus berdetak, pengawasan BPOM pun terus bergerak dari waktu ke waktu. Pesatnya perkembangan produk seiring perubahan teknologi, sistem perdagangan internasional, dan gaya hidup konsumen, merupakan realitas yang harus dihadapi. Perubahan-perubahan ini akan semakin meningkatkan resiko dengan implikasi yang luas pada sektor kesehatan, keselamatan, bahkan kesejahteraan masyarakat selaku konsumen.
Untuk itulah, BPOM tidak akan berhenti dalam menjalankan seluruh tugas pengawalan dan pengawasan produk dengan baik dan benar. BPOM berusaha menghadirkan masa depan Indonesia yang lebih baik dengan menjamin hadirnya produk obat dan makanan yang aman dan bermutu, serta mendorong keamanan, kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Boedi Utomo, sang pendahulu yang kini telah menjadi masa lalu namun masif semangat kebangkitannya tak lekang oleh waktu. BPOM, sang penjaga yang sejak hadirnya terus mengobarkan semangat pendahulunya. Mari berjuang bersama demi masa depan bangsa yang berkualitas bersama BPOM. BPOM hadir untuk anda, saya, dan cerahnya masa depan Indonesia.
ADVERTISEMENT