81 Peneliti Berbagai Negara Paparkan Temuannya dalam Simposium Internasional

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
8 September 2021 7:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebanyak 81 Peneliti Berbagai Negara Paparkan Temuannya dalam Simposium Internasional Keanekaragam Hayati
zoom-in-whitePerbesar
Sebanyak 81 Peneliti Berbagai Negara Paparkan Temuannya dalam Simposium Internasional Keanekaragam Hayati
ADVERTISEMENT
Para peneliti dari Chili, Finlandia, Inggris, Jepang, Filipina, dan Jerman dalam acara
ADVERTISEMENT
The 5th International Symposium EMBRIO atau Enhancing Marine Biodiversity in Indonesia membahas tentang Perikanan dan Keanekaragaman Hayati Laut Berkelanjutan. Acara the 5th EMBRIO International Symposium dilaksanakan secara daring dan disiarkan dari Bogor pada 6-7 September 2021.
Prof Arif Satria menyampaikan terbentuknya Enhancing Marine Biodiversity in Indonesia (EMBRIO) IPB University merupakan bentuk dukungan terhadap dunia pendidikan dan riset. Hal ini disampaikannya dalam The 5th EMBRIO International Symposium, (6/9). Kegiatan ini dihadiri para peneliti dari Chili, Finlandia, Inggris, Jepang, Filipina dan Jerman.
“Kami menyambut para peserta untuk memberikan kontribusi dalam pengembangan bidang perikanan dan keanekaragaman hayati laut. COVID-19 bukan satu-satunya gangguan terhadap kemanusiaan. Gangguan juga terjadi pada keanekaragaman hayati laut dan perikanan di seluruh dunia. Pandemi telah membantu untuk memikirkan kembali secara mendalam bahwa ada keterkaitan antara sektor berbasis kelautan dan industri berbasis lahan dengan dampak ekonomi dan sosial di seluruh dunia. Sehingga pemulihan adalah suatu keharusan,” ucap Prof Arif.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kerangka kerja yang berkelanjutan, tangguh dan adil harus diterapkan. Seperti pembangunan yang lebih baik yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, peningkatan mata pencaharian, menjaga kesehatan ekosistem laut dan memelihara keanekaragaman hayati laut. Perguruan tinggi mendukung dalam bentuk perkembangan sains, memperkuat kerjasama untuk mendukung perkembangan ekonomi.
Ia berharap simposium ini dapat memberikan wawasan baru yang dapat bermanfaat bagi perkembangan sektor perikanan dan kelautan di dunia.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Dr Fredinan Yulianda menyampaikan bahwa EMBRIO merupakan think-tank unit di FPIK yang berdiri sejak tahun 2013. EMBRIO melakukan penelitian terkait keanekaragaman hayati laut di IPB University maupun di tingkat nasional dan internasional.
“Kegiatan ini ditujukan untuk menyebarluaskan hasil penelitian tentang keanekaragaman hayati laut dan perikanan, untuk mempromosikan solusi inovatif yang mendukung ekonomi samudera biru di negara ini. Dan juga untuk memperkuat jaringan serta jangkauan akademik melalui kolaborasi, presentasi ide, temuan penelitian serta publikasi di jurnal maupun prosiding bereputasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dr Ichsan Achmad Fauzi selaku Ketua Panitia mengatakan bahwa meski masih terkendala pandemi, kegiatan ini tetap dijalankan untuk membangun kerjasama terkait pengembangan keanekaragaman hayati perairan di Indonesia.
“Ada 81 peneliti yang memaparkan hasil penelitiannya dengan tema umum Sustainable Development of Fisheries and Marine Resource di Tengah Era COVID-19. Peserta berasal dari berbagai profesi seperti dosen, peneliti, dan mahasiswa. Beberapa di antaranya adalah Petri Suuronen, P.hD (LUKE, National Resource Institute Finland), Dr RuAngelie Edrada-Edel (Strathclyde University Glasgow, Scotlandia), Ir Kuncoro C Nugroho (APRI) dan Dr Budy Wiryawan (IPB University). Hadir juga memberikan Keynote Speak Ir Agung Kuswandono, MA, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi,” tuturnya.
Dikatakannya, karya ilmiah yang dihasilkan dari acara ini akan dipublikasikan secara internasional di Earth and Environmental Science, IOP. Ia berharap lokakarya internasional ini dapat mendorong penelitian lebih lanjut tentang perikanan dan keanekaragaman hayati laut yang dinamis. Terutama di tengah penentuan konsep normal baru sektor-sektor tersebut di era COVID-19. (dh/Zul)
ADVERTISEMENT