Agrisocio Besutan Alumnus IPB University Kembangkan 82 Produk Pertanian & Pangan

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
23 November 2020 19:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Agrisocio Besutan Alumnus IPB University Kembangkan 82 Produk Pertanian dan Pangan
zoom-in-whitePerbesar
Agrisocio Besutan Alumnus IPB University Kembangkan 82 Produk Pertanian dan Pangan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktorat Kerjasama dan Hubungan Alumni (DKHA) dan Himpunan Alumni IPB University kembali menggelar webinar Alumni Insight secara daring dalam rangka berbagi pengalaman dan pengetahuan mengenai karir alumni, akhir pekan lalu. Acara tersebut digelar dengan mengambil tema “Break Your Limit” dan diadakan selama dua hari. Alfi Irfan, SE, alumnus IPB University dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan sekaligus Founder dan CEO Agrisocio berbagi mengenai optimalisasi potensi bidang pertanian di era pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang didirikan sejak tahun 2014 tersebut bergerak di bidang pertanian, baik profit maupun non profit, melalui beberapa legal dan unit bisnisnya. Perusahaan tersebut bergerak di bidang agrievent, planting and trading, local brand, serta consultant and and rural development. Namun kini Agrisocio lebih fokus pada planting and trading hingga 95 persen dari unit bisnisnya. Ia juga telah mengembangkan 82 produk pertanian dan pangan untuk memenuhi kebutuhan market domestik dan ekspor.
Alfi berkeyakinan bahwa sektor pertanian dapat bergerak lebih maju bila menerapkan inovasi dan teknologi kekinian. Agrisocio sendiri telah berinovasi khususnya di teknik budidaya, penemuan sensorgram untuk mendeteksi parameter pertumbuhan secara real time, hingga smart irrigation yang telah menyumbangkan peningkatan produktivitas hingga 147 persen dengan kualitas yang baik. Selain berbisnis, ia juga concern di bidang pengembangan masyarakat dan wilayah pedesaan dengan menggabungkan model kemitraan bersama gabungan kelompok tani, koperasi, dan pondok-pondok pesantren.
ADVERTISEMENT
Kini perusahaannya telah bekerjasama dengan 95 mitra strategis yang tersebar di 21 desa di Indonesia yang sebagian besar di Kabupaten Bogor seperti Ciampea, Megamendung, dan Cipanas. Kemitraan tersebut berfokus pada pengembangan teknologi dan inovasi mulai on farm hingga ke pasca panen serta nilai tambah dalam bentuk kering dan olahan misalnya pada produk jahe.
Dasar ia mendirikan Agrosocio juga berasal dari ketertarikannya terhadap tantangan dalam dunia pertanian seperti supply chain komoditas pertanian, adopsi teknologi dan sumber daya manusianya. Tantangan petani saat ini juga lebih mengarah pada finansial dan kesulitan dalam mencari eksekutor di lapangan yang betul-betul profesional dalam menjalankan bisnis pertanian.
“Ini menjadi peluang bagi para alumni IPB University maupun mahasiswa yang nanti ingin berbisnis pertanian. Modal harusnya bukan menjadi kendala. itu, Tantangan yang sesungguhnya adalah bagaimana bisnisnya proven, bagaimana marketnya jelas, produknya punya standar mutu baik, kemudian laporan keuangannya jelas, sehingga untuk scale-up ini relatif lebih mudah,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mengingat sistem logistic dan supply chain di Indonesia yang masih belum optimal, prospek bisnis start up yang berfokus pada cutting middle man juga dinilai menjanjikan. Ia percaya bahwa bila strategi usaha yang disusun telah baik maka bisnis tersebut akan berpotensi sangat menguntungkan. Selain itu, sektor pertanian dalam hal korporasi, dari hulu ke hilir, peluangnya juga amat lebar. Tantangan di masa pandemi ini, tidak diragukan lagi bila Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) dan praktisi pertanian memerlukan transformasi digital dalam pemasaran produk hasil pertanian. Bisnis door to door kini dinilai jauh tertinggal dibandingkan dengan digital marketing.
“Ada tiga kata kunci yang harus diterapkan dalam bisnis pertanian yakni berkaitan dengan standar mutu, nilai tambah, dan teknologi terapan. Hal tersebut dapat dicapai dengan pengimplementasian Standard Operasional Prosedur (SOP) yang baik sehingga dapat menambah nilai jual dan profit ke depannya. Aspek lain yang perlu diperhatikan ialah aspek legal, aspek keuangan, sistem rekrutmen hingga pengembangan sumberdaya manusia agar dapat mencegah terhambatnya pengembangan bisnis karena pemulihannya cenderung lama,” ujarnya. (MW/Zul)
ADVERTISEMENT
Keyword: Alumni Insights, Sektor Pertanian, Bisnis Pertanian, alumni IPB University, Agrisocio
Kategori SDGs: SDGs-8