Alumnus IPB University Lima Hal Ini Bisa Bantu Manusia Bertahan dari Serangan AI

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
23 November 2020 20:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alumnus IPB University: Lima Hal Ini Bisa Bantu Manusia Bertahan dari Serangan AI
zoom-in-whitePerbesar
Alumnus IPB University: Lima Hal Ini Bisa Bantu Manusia Bertahan dari Serangan AI
ADVERTISEMENT
Ir Naufal Mahfudz, MM, alumnus IPB University dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) yang kini menjabat sebagai Direktur Umum dan SDM BPJAMSOSTEK hadir dalam webinar Alumni Insights yang diselenggarakan oleh Direktorat Kerjasama dan Hubungan Alumni (DKHA) dan Himpunan Alumni IPB University, akhir pekan lalu. Dalam acara yang bertemakan “Break Your Limit” tersebut, ia berbagi pengetahuan mengenai skill entrepreneurship yang saat pandemi ini amat dibutuhkan dalam mengembangkan karir maupun bisnis.
ADVERTISEMENT
Di era millenial ini, revolusi industri 4.0 telah bergerak dengan amat cepat sehingga menimbulkan disrupsi yaitu transformasi teknologi konvesional menjadi teknologi Artificial Intelligence (AI). Disrupsi akibat berkembang pesatnya teknologi AI menyebabkan beberapa profesi manusia hilang sebab tergantikan oleh teknologi tersebut. Ia menyebutkan bahwa walaupun terjadi disrupsi, meskipun ada pekerjaan yang hilang tapi muncul juga berbagai jenis pekerjaan baru, misalnya transportasi online. Dalam menghadapi pekerjaan di masa depan, tentu pula membutuhkan kemampuan dan keahlian yang sesuai.
Menurut World Economic Fórum (WEF) 2020, ada beberapa daftar top skill yang dibutuhkan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten, salah satunya adalah kreativitas. Berbicara mengenai kondisi dunia hari ini, dengan dihadapkan oleh doublé disruption atau tándem disruption berupa pandemi dan disrupsi, manusia dapat mengambil beberapa hikmah. Hikmah tersebut berupa disrupsi digital teknologi yang dapat mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi disrupsi berikutnya yaitu pandemi.
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi ini tentu saja masyarakat akhirnya tidak dapat terlepas oleh teknologi karena sebagian besar aktivitas dilakukan secara daring. Menurut WEF di bulan Oktober, hasil laporan mengenai future jobs di tahun 2020 melibatkan 15 sektor industri dan 26 negara. Sebesar 25 juta pekerjaan yang telah digantikan oleh disrupsi teknologi telah menghasilkan 97 juta pekerjaan baru dengan pengkombinasian antara teknologi, mesin, algoritma dan sumberdaya manusia. Berdasarkan hasil survei dan riset itu pula, dilaporkan bahwa ada lima urutan pertama skill yang muncul di Indonesia atau yang disebut dengan istilah emerging skill. Yakni kreativitas, orginalitas dan insisatif, complex problem solving, active learning, emotional intelligence, analytical thinking dan inovasi.
“Lima skill pertama ini hanya manusia yang punya, sehingga jika banyak yang bertanya bila banyak pekerjaan yang menghilang terus manusia ini kemana? Manusia tetap ada, namun dengan skill yang dimiliki adalah lima hal tadi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam karirnya, ia juga telah menerapkan program Insanova (Insan Inovasi Ketenagakerjaan) yang telah menghasilkan empat ribu lebih karya dan inovasi melalui perlombaan. Kunci dalam menghadapi disrupsi-disrupsi tersebut adalah bagaimana kita dapat mengeluarkan dan mengaktualkan seluruh potensi dan kemampuan diri. Sebagai lulusan baru atau learner juga harus mengakui keunikan diri, memiliki tujuan hidup, bekerja berdasarkan panggilan hati, selalu antusias dan optimis, berasosiasi atau berkerja sama dengan orang-orang yang tepat dan kompeten serta selalu berpengang teguh pada Tuhan. (MW/Zul)
Keyword: Alumni IPB University, Alumni Insights, entrepreneurship
Kategori SDGs: SDGs-8