Bedah Buku Eulogi: Meladani Jejak Prof Tjondronegoro dalam Reformasi Agraria

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2020 12:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bedah Buku Eulogi: Meladani Jejak Prof Tjondronegoro dalam Reformasi Agraria
zoom-in-whitePerbesar
Bedah Buku Eulogi: Meladani Jejak Prof Tjondronegoro dalam Reformasi Agraria
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prof Dr Sediono MP Tjondronegoro (alm) adalah Guru Besar IPB University bidang Sosiologi Pedesaan. Ia juga termasuk sebagai salah satu tokoh ilmuwan bidang sosial Indonesia yang berperan besar dalam kebangkitan kembali reformasi agraria. Prof Tjondro telah bergulat dan berjuang demi hak-hak masyarakat pedesaan bersama kolega-koleganya yang berkiprah di bidang yang sama seperti Prof Sajogyo.
ADVERTISEMENT
Pusat Studi Agraria (PSA) IPB University bekerjasama dengan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB University, Jurnal Sodality, dan Ikatan Alumni Sosiologi Pedesaan IPB University mengadakan bedah buku Eulogi untuk Prof Sediono MP Tjondronegoro, 24/10.
Bedah buku ini sebagai bentuk apresiasi dan upaya meneladani semangat perjuangan Prof Tjondro dalam mengatasi problem kerakyatan. Kegiatan ini juga merupakan rangkaian akhir dalam kegiatan diskusi dan bedah buku Eulogi untuk Prof Tjondro yang sebelumnya telah dilakukan di beberapa kota yaitu Malang, Yogyakarta, Cirebon, dan Semarang.
Dalam kegiatan ini hadir beberapa pembicara dan penanggap untuk membahas keteladanan Prof Tjondro yang patut dicontoh terutama oleh civitas akademika. Dr Melani Abdulkadir Sunito, Dosen IPB University dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, memberikan kesaksian bahwa Prof Tjondro adalah sosok yang memiliki kejernihan metode pengajaran. Kejernihan tersebut terlihat ketika Prof Tjondro mengajar tentang topik ekologi manusia pada tahun 70-an.
ADVERTISEMENT
Sementara, praktik Prof Tjondro dalam memperjuangkan dan mendampingi rakyat kecil sendiri terbentuk dari integritas ilmiah yang tinggi. Integritas ilmiah ini dibangun berdasarkan seluruh proses bangun dari penelitian yang menyangkut pelaksanaan penelitian, diseminasi pengetahuan, dan komunikasi dengan orang lain. Dengan demikian, penting bagi para ilmuwan agar tidak hanya mempelajari konsep, namun juga merujuk sumber kredibel sebagai bentuk integritas ilmiah. Legacy kejujuran dan kesungguhan penulis terutama pada topik yang terkait sosiologi pedesaan atau agraria inilah yang harus diteruskan oleh generasi berikutnya.
Sementara Dr Undang Fadjar, Peneliti Sosiologi Pedesaan PSA IPB University dalam paparannya mengatakan dirinya selalu terinspirasi oleh legacy Prof Tjondro. Sebagai peneliti, ia merefleksikan pemikiran Prof Tjondro dalam kegiatan penelitian dan non penelitiannya. Refleksi tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosiologi-antropologi. Ia juga menggabungkan peran sodality dalam proses produksi petani khususnya di perkebunan. Tidak hanya itu, dirinya turut menggabungkan metode kualitatif-kuantitatif untuk merumuskan solusi program maupun kebijakan. Menurutnya, kajian sodality ini amat penting untuk membangun ekonomi pedesaan yang minim konflik.
ADVERTISEMENT
"Dalam korporasi petani, industri hilir diharapkan masuk ke petani. Tentunya harus melalui kawasan yang cukup besar karena menyangkut skala ekonomi maupun teknis mesin. Tetapi basis sodality harus tetap menjadi landasan supaya pondasi korporasi ini kuat, ini yang harus menjadi kajian kita ke depan,” tuturnya.
Berguru lebih jauh kepada pengalaman dan pemikiran Prof Tjondro menjadi suatu hal yang mencerahkan dan menggugah. Terutama dengan mempraktikkan studi-studi yang dikembangkan dan diperjuangkan oleh mendiang Prof Tjondro. Melalui kajiannya tersebut masyarakat dapat mengenal dan memahami lebih dalam mengenai kondisi kehidupan masyarakat yang penting dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan politik.
“Apa yang telah ditapaki oleh kiprah akademis mendiang Prof Tjondronegoro adalah ilmu sosial yang bukan hanya berfungsi mencatat atau melukiskan apa yang terjadi dan mencari jawaban mengapa peristiwa itu terjadi. Ilmu sosial harus lebih mengembangkan pengetahuan yang berguna untuk mengubah kehidupan, mengubah dunia, demi memperbaiki mutu kehidupan manusia, ” ujar Prof Dr Endriatmo Soetarto, Ketua Dewan Penasehat PSA IPB dalam bahasannya (MW/RA)
ADVERTISEMENT
Keyword : Prof Tjondronegro, reformasi agraria, sodality, buku eulogi, Pusat Studi Agraria IPB
Kategori: SDGs-4