BPRS Botani dan CIBEST IPB University Diskusi Wakaf Uang

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
10 Juni 2021 10:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
BPRS Botani dan CIBEST IPB University Diskusi Wakaf Uang
zoom-in-whitePerbesar
BPRS Botani dan CIBEST IPB University Diskusi Wakaf Uang
ADVERTISEMENT
Sebagai dampak pandemi COVID-19 dan resesi ekonomi global, telah terjadi peningkatan angka kemiskinan. Salah satu solusi untuk permasalahan tersebut adalah wakaf. Potensi wakaf di Indonesia, Rp 2,188 triliun/tahun namun realisasi penghimpunan wakaf baru Rp 850 milyar .
ADVERTISEMENT
“Hal tersebut sangat disayangkan, padahal wakaf bisa memberikan banyak manfaat untuk dapat meningkatkan pembangunan di Indonesia” ujar Dr Irfan Syauqi Beik, Dosen IPB University dalam Webinar Wakaf Uang dengan tema “Optimalisasi LKSPWU dan Nazir untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat”, (3/6).
Dalam webinar yang digelar oleh BPRS Botani dan CIBEST IPB University ini, Dosen Berprestasi IPB University tahun 2018 ini mengatakan bahwa ada beberapa manfaat wakaf dalam pembangunan. Yakni sebagai instrumen keuangan publik, instrumen pengentasan kemiskinan, pemerataan pendapatan dan kekayaan, instrumen permodalan, investasi dan pembangunan serta instrumen pertumbuhan ekonomi berkeadilan.
“Pengelolaan wakaf dapat dilakukan melalui pendekatan produktif dan sosial dengan berbagai jangka waktu bergantung pada kesepakatan. Pendekatan sosial yaitu wakaf digunakan untuk membantu masyarakat, sedangkan pendekatan produktif yaitu menggunakan wakaf untuk berbisnis, agar didapatkan keuntungan dari modal (wakaf) tersebut,” ujar Pakar Ekonomi Syariah IPB University ini.
ADVERTISEMENT
Dr Irfan menambahkan webinar ini diharapkan dapat memberi informasi lebih dalam mengenai wakaf kepada masyarakat terutama Nazhir dan Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKSPWU). “Nazir dan LKSPWU sebagai jembatan antara wakif dan penerima manfaat harus mengkampanyekan program secara efektif dengan sasaran segmen yang tepat. Kolaborasi tersebut perlu memperhatikan kelayakan, keberlangsungan dan dampak dari wakaf yang diberikan. Dengan ini, insyaAllah wakaf dapat memberikan manfaat langsung untuk pemberdayaan ekonomi,” ujar Komisioner Badan Wakaf Indonesia ini.
Acara ini dihadiri Abdillah Jetha, S.Pi, CIRBD selaku Direktur Utama BPRS Botani IPB University dan Dr Lukman M Baga selaku Kepala CIBEST IPB University. Selain Dr Irfan, hadir juga nazir dari Daarut Tauhiid Peduli, Ustadz Fahrudin dan Global Wakaf Act, Dio Alif Aryana. (**/Zul)
ADVERTISEMENT