CARE LPPM IPB Cari Titik Temu Permasalahan Perkebunan Sawit di Kawasan Hutan

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
31 Agustus 2020 8:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CARE LPPM IPB University Cari Titik Temu Permasalahan Perkebunan Sawit di Kawasan Hutan
zoom-in-whitePerbesar
CARE LPPM IPB University Cari Titik Temu Permasalahan Perkebunan Sawit di Kawasan Hutan
ADVERTISEMENT
Perkebunan sawit di Indonesia mendapat kritik tajam dari sebagian pihak terutama berkaitan dengan tatakelola perkebunan sawit yang oleh sebagian pihak dinilai tidak ramah lingkungan, dan menjadi penyebab deforestasi di Indonesia. Terlepas dari kritik dan tekanan terhadap pengusahaan sawit nasional, komoditi sawit ini menjadi penyumbang devisa yang dominan dan merupakan primadona ekspor nasional hingga kuartal 2 tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Pengusahaan sawit dari hulu hingga ke hilir mampu menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Atas dasar tersebut Pusat Kajian Resolusi Konflik (CARE) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University bekerja sama dengan Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral (PKPPIM), Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan menggelar diskusi dengan tema “Menguatkan Pengelolaan Kebun Sawit Berkelanjutan”, (25/8).
Prof Dr Didik Suharjito sebagai Kepala CARE mengatakan bahwa webinar ini diharapkan dapat menggali gagasan dan merumuskan rekomendasi untuk menuju tatakelola sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Lebih khusus untuk perkebunan sawit yang berada di kawasan hutan diharapkan dapat dicari titik temu penyelesaiannya.
Lebih lanjut Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB ini mengatakan bahwa
ADVERTISEMENT
“Banyak tantangan dalam pengelolaan kebun sawit yang perlu disikapi dengan cermat agar pengelolaannya memenuhi unsur keberlanjutan serta tetap mampu menopang perekonomian nasional, memberikan kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beragam peraturan dan kebijakan hendaknya dapat mengakomodir sisi resolusi atas konflik yang saat ini terjadi dan mencari jalan keluar/penyelesaian. Pun dalam kaitannya dengan kampanye negatif terhadap sawit nasional, harus direspon dengan data-data yang valid dan didukung dengan penelitian-penelitian ilmiah yang dapat dipertangungjawabkan validitasnya. Aspek diplomasi memegang peran penting dalam dialog-dialog internasional,” ujarnya.(af/ak/Zul)
Keyword: Kelapa Sawit, CARE, LPPM IPB