CTSS IPB University Kembali Diskusikan Interkoneksi dalam Kehidupan

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
25 September 2020 9:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CTSS IPB University Kembali Diskusikan Interkoneksi dalam Kehidupan
zoom-in-whitePerbesar
CTSS IPB University Kembali Diskusikan Interkoneksi dalam Kehidupan
ADVERTISEMENT
Center for Transdisciplinary and Sustainability Science (CTSS), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University kembali mengadakan diskusi lintas disiplin ilmu secara daring membahas interkonektivitas dalam kehidupan, (23/9). Diskusi kali ini menghadirkan pembicara Prof Dr Antonius Suwanto, Guru Besar IPB University bidang Mikrobiologi.
ADVERTISEMENT
Kepala CTSS IPB University, Prof Dr Damayanti Buchori menjelaskan, sebagai pusat kajian yang ditugaskan untuk mengembangkan sustainability sciences, pihaknya menggunakan transdisciplinary approach dalam membangun sustainability science tersebut. “Dalam rangka membangun sains keberlanjutan tersebut, kami menyelenggarakan berbagai macam forum diskusi. Forum diskusi ini adalah tempat untuk berbicara lintas disiplin ilmu, serta menggali pengalaman dan pengetahuan dari disiplin ilmu yang berbeda, kemudian melihatnya secara holistik untuk menuju kepada sustainability science, ” jelasnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, dihadirkan Afternoon Discussion on Redesigning the Future (ADreF) yang terbuka bagi semua kalangan baik akademisi, peneliti, lembaga pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM). Diskusi ini hadir dilatarbelakangi oleh keprihatinan dengan kerusakan lingkungan, global warming, polusi dan pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini.
ADVERTISEMENT
“Ini kan sebenarnya adalah tanda-tanda bahwa mother earth sudah mulai memberontak, dalam konteks itu, kami mengembangkan platform diskusi ini untuk memahami interkonektivitas dalam kehidupan. Jadi bagaimana kehidupan itu saling berhubungan dan kemudian manusia itu bisa kembali menggali wisdom yang ada di masyarakat yang sudah mulai dilupakan,” tambah Prof Damayanti.
Terkait keterhubungan dalam kehidupan, Prof Antonius menjelaskan kehidupan ini sejatinya memiliki keterhubungan satu sama lain mulai dari sel sampai kehidupan secara luas. Di dalam tubuh makhluk hidup, terdapat sel-sel yang saling berhubungan satu sama lain. Sel-sel ini memiliki peran dan fungsinya masing-masing dan saling melengkapi.
“Bahkan komponen terkecil di dalam kehidupan seperti elektron juga saling berkaitan dan berhubungan. Kalau di tingkat sel, manusia itu punya 10 miliar sel di dalam tubuhnya yang saling berkaitan satu sama lain dan punya fungsinya sendiri-sendiri tetapi saling berkaitan,” papar Prof Antonius.
ADVERTISEMENT
Secara lebih besar, lanjutnya, kehidupan di bumi saling berkaitan yang kemudian membentuk sebuah keseimbangan. “Kalau keseimbangan ini dirusak satu sisi saja, kehidupan di bumi akan terganggu. Misalnya, tubuh kita punya banyak sel dan organ, kalau satu sel atau organ tersebut tidak berfungsi, maka tubuh kita akan sakit, kalau ini tidak diobati, lama-kelamaan bisa mati, seperti itulah kehidupan di bumi juga,” pungkasnya. (RA)
Keyword: interconnectedness, CTSS IPB, redesigning the future, ADreF, dosen IPB