CTSS IPB University Manfaatkan AI untuk Memerangi Wildlife Trafficking

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2021 11:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
CTSS IPB University Gandeng Wildlife Conservation Society Manfaatkan AI untuk Memerangi Wildlife Trafficking
zoom-in-whitePerbesar
CTSS IPB University Gandeng Wildlife Conservation Society Manfaatkan AI untuk Memerangi Wildlife Trafficking
ADVERTISEMENT
Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences (CTSS) IPB University bersama dengan Wildife Conservation Society (WCS) bersepakat menanggulangi perdagangan dan perburuan satwa liar menggunakan teknologi artificial intelligence (AI). Upaya ini dilakukan guna melindungi satwa-satwa liar baik yang berstatus dilindungi maupun bukan.
ADVERTISEMENT
Prof Damayanti Buchori, Kepala CTSS IPB University menjelaskan, program ini berusaha menggunakan artificial intelligence untuk mendeteksi perburuan dan perdagangan satwa liar. “Kita tahu bahwa saat ini teknologi artificial intelligence ini memiliki peran penting dalam dunia konservasi. Jadi ini merupakan pengalaman berharga kami di CTSS IPB University bersama WCS,” kata Prof Damayanti Buchori dalam expert meeting kedua CTSS IPB University, 15/10.
Dosen IPB University itu berharap, software yang akan dihasilkan nanti bermanfaat dalam mengatasi perdagangan dan perburuan satwa liar. Lebih lanjut, Prof Damayanti menjelaskan, hasil software yang dibuat juga akan disampaikan kepada pihak terkait seperti Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Kami berharap, pada expert meeting ini kami ingin mengetahui apakah software yang sudah dibuat ini menjadi embrio bagi pengembangan riset maupun kerjasama lainnya di masa mendatang,” ungkap Prof Damayanti Buchori, Guru Besar IPB University dari Departemen Proteksi Tanaman.
ADVERTISEMENT
Terkait software yang dibuat, Dr Irman Hermadi, mengatakan software tersebut dapat digunakan untuk mengetahui hewan yang sering diperjualbelikan, mengetahui bagian (part) hewan yang diperjualbelikan, dan mengetahui sebaran spesies yang diperjualbelikan setiap tahun. “Dengan software ini, kita rancang juga untuk mengetahui sebaran kasus setiap spesies per tahun dan mengetahui lokasi terbanyak terjadinya kasus jual beli,” kata Irman Hermadi, dosen IPB University dari Departemen Ilmu Komputer.
Lebih lanjut, Irman Hermadi menjelaskan, pada dashboard user dapat melihat visualisasi dari banyaknya kasus wildlife trade setiap tahun. Tidak hanya itu, pada dashboard juga disajikan data 10 hewan yang paling banyak diperjualbelikan secara ilegal.
“User juga dapat melihat 10 kota dengan kasus wildlife trade terbanyak di dashboardnya,” kata Irman Hermadi.
ADVERTISEMENT
Untuk mengakses data tersebut, katanya, user diminta untuk melakukan login atau mendaftar terlebih dahulu sebelumnya. Pada software ini, user juga dapat memanfaatkan berbagai layanan seperti halaman upload training data, halaman training, halaman summaries, dan halaman prediction.
“Saat ini software masih dalam pengembangan dan akan di-upgrade sesuai dengan kebutuhan di masa mendatang,” pungkas Irman Hermadi. (*/RA)