Dekan FPIK IPB Jelaskan Dampak Perubahan Iklim terhadap Perikanan di Indonesia

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
21 Maret 2024 8:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dekan FPIK IPB Jelaskan Dampak Perubahan Iklim terhadap Perikanan di Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Dekan FPIK IPB Jelaskan Dampak Perubahan Iklim terhadap Perikanan di Indonesia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University menyelenggarakan workshop bertema “Climate Adaptation in Indonesian's Fisheries and Coastal Communities” pada 13/3. Workshop ini merupakan bagian dari riset Climate Adaptation Project, kolaborasi antara IPB University, University of British Columbia dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang didukung oleh World Bank dan The David and Lucile Packard Foundation.
ADVERTISEMENT
Workshop ini diselenggarakan secara hybrid di Ruang Seminar Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, IPB University dan dihadiri oleh para akademisi, praktisi dan pemangku kepentingan terkait.
Pada kesempatan ini, Prof Fredinan Yulianda, Dekan FPIK IPB University menekankan pentingnya strategi adaptasi iklim yang sesuai bagi sektor perikanan dan masyarakat pesisir yang kedepannya kian rentan terhadap dampak perubahan iklim.
“Perubahan iklim benar-benar terjadi saat ini dan Indonesia telah diprediksi menjadi salah satu negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim telah mempengaruhi produksi perikanan, termasuk berdampak pada rumah tangga nelayan dan masyarakat pesisir yang bergantung pada keanekaragaman hayati laut dan perikanan di Indonesia,” ungkap Prof Fredinan.
Prof William Cheung dari University of British Columbia sekaligus Principal Investigator pada riset Climate Adaptation Project ini menjelaskan bahwa, perairan Indonesia telah menghadapi banyak perubahan dan ancaman yang harus disoroti sehubungan dengan perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Sementara, pakar Ekonomi Perikanan dari University of British Columbia, Prof Rashid Sumaila menerangkan, “Perubahan iklim yang saat ini terjadi juga berimplikasi pada sektor ekonomi dan perikanan, termasuk nelayan, pedagang grosir, pengecer dan orang-orang di restoran yang bergantung pada ikan dan hasil laut,” jelasnya.
Prof Jonson Lumban Gaol, selaku Co-Principal Investigator pada riset tersebut, bersama dengan Dr Alan Koropitan, selaku Dosen Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK IPB University menerangkan bahwa fokus riset ini adalah adaptasi iklim pada perikanan lemuru di Selat Bali.
“Riset ini mencakup pengumpulan data in situ ekologi dan sosioekonomi perikanan lemuru hingga model proyeksi iklim terhadap komoditas perikanan lemuru. Sebab seperti diketahui, perikanan lemuru memainkan peran penting dalam mata pencaharian sosial-ekonomi masyarakat di Selat Bali,” tutur Prof Jonson.
ADVERTISEMENT
Prof Jonson mengungkapkan, dalam rangka meningkatkan capacity building, ia telah menginisiasi pembentukan Climate Change and Fisheries Working Group di Indonesia bersama dengan sejumlah akademisi dan peneliti di Indonesia.
“Kami membuka kesempatan untuk akademisi dan peneliti lain di Indonesia untuk bergabung dengan working group ini dan berdiskusi bersama,” jelasnya.
Workshop ini juga mengundang para ahli dan pemangku kepentingan terkait untuk menyelaraskan hasil riset dengan kebijakan nasional diantaranya, Mohamad Rahmat Mulianda, Direktur Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; Fery Sutyawan, Koordinator Kelompok Sumber Daya Ikan (SDI) Laut Teritorial dan Perairan Kepulauan, Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan Prof Luky Adrianto, Kepala Pusat Kelautan, Maritim dan Perikanan, Lembaga Penelitian Internasional IPB University.