Dekan SV IPB University: Penting Ciptakan Iklim Kolaborasi Inovasi Bersama IDUKA

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
5 Oktober 2020 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dekan Sekolah Vokasi IPB University: Penting Ciptakan Iklim Kolaborasi Inovasi Bersama IDUKA
zoom-in-whitePerbesar
Dekan Sekolah Vokasi IPB University: Penting Ciptakan Iklim Kolaborasi Inovasi Bersama IDUKA
ADVERTISEMENT
Dengan dukungan Direktorat Kemitraan dan Penyelerasan Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Profesi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Sekolah Vokasi (SV) IPB University menggelar Kick Off Meeting dan Focus Group Discussion Pengembangan dan Penyelarasan Konten Pembelajaran Industrial Based, (30/9) secara daring.
ADVERTISEMENT
Dekan Sekolah Vokasi, Dr Arief Darjanto menyampaikan harapannya terkait kolaborasi yang baik antara Perguruan Tinggi Vokasi dan IDUKA ini agar dapat menghasilkan inovasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Pendekatan kolaborasi atau kerjasama ini dapat diimplementasikan dalam kurikulum yang dirancang lebih dekat dengan kebutuhan industri yang disebut dengan demand driven curriculum atau work based curriculum. Kolaborasi antara Perguruan Tinggi Vokasi dan IDUKA harus kita rawat, kita tumbuhkan, dan apabila sudah saling mengenal akan kita kembangkan dan apabila sudah berkembang akan menjadi kerjasama yang kokoh,” ujarnya.
Dr Desianto Budi Utomo selaku Vice President Feed Technology Charoen Pokphand Indonesia memberikan masukan terkait metode evaluasi, baik magang, internship maupun fieldtrip, melalui skill improvement.
ADVERTISEMENT
“Pengalokasian selama tiga bulan magang, evaluasinya dilaksanakan secara detail (item-item). Mahasiswa harus paham secara knowledge mengenai business proses, business culture, dan detail teknis selama magang. Skill improvement selama technical period, sebelumnya mahasiswa sudah dibekali hal-hal teknis sesuai dengan bidangnya. Memiliki pengetahuan problem solving jika terjadi kasus atau masalah di farm dan diharapkan memiliki pengetahuan PICA (Problem Identification and Corrective Action) di lapangan dimana mahasiswa memiliki kemampuan melakukan diagnosa dengan tepat dan memberikan solusinya,” jelasnya.
Sementara itu, menurut Ir Agus Wahyudi dari PT Ciomas Adi Satwa Commercial Division, penting sekali bagaimana softskill perlu ditambahkan agar mahasiswa atau lulusan siap menghadapi kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) atau IDUKA.
“Kompetensi umum softskill yang diharapkan dapat dimasukkan ke dalam setiap mata kuliah ialah 21st Century Skills yang terdiri dari complex problem solving - PDCA (Plan Do-Check-Action), critical thinking, creativity, people management – keadership, service orientation, negotiation,” ujarnya. Menurutnya penting juga untuk mengidentifikasi calon lulusan sejak awal untuk melihat apakah para mahasiswa dan lulusan akan menjadi entrepreneur atau profesional.
ADVERTISEMENT
Kesempatan ini juga digunakan oleh Desianto Budi Utomo untuk menjelaskan bahwa teknologi closed house hadir sebagai solusi dari berbagai masalah industri perunggasan. "Modernisasi kandang boiler dari open closed menjadi sistem closed house merupakan langkah optimalisasi budidaya unggas, yaitu ayam. Cara ini dilatarbelakangi oleh environmental condition Indonesia yang merupakan daerah tropis dan mampu memperngaruhi performance ayam meliputi temperatur serta kelembaban udara. Oleh Karena itu, closed house dapat menjadi jawaban untuk kontrol lingkungan yang tepat,” ujarnya.
Ir Agus Wahyudi juga menggarisbawahi bahwa para pelaku usaha perlu pintar beradaptasi dan mampu melihat peluang dari setiap perkembangan pasar. Maka ia menjelaskan sebuah skema hilirisasi ayam broiler model UMKM, yaitu pengalihan olahan ayam yang tidak laku di pasaran menjadi home industry guna menciptakan nilai tambah suatu produk.
ADVERTISEMENT
“Mulai memikirkan usaha tidak hanya usaha budidaya, tetapi mendekatkan produk ke konsumen yang mempunyai nilai tambah dengan memotong dustribution channel (hilirisasi),” simpulnya.
Kegiatan ini dihadiri Drs Agus Susilohadi, MSi (Koordinator Kemitraan dan Penyelerasan IDUKA Dirjen Pendidikan Vokasi dan Profesi Kemendikbud), dr Abbi AP Dharmaputra (PT TriGroup), Sugeng Wahyudi, Sekjen Gabungan Organisasi Perternakan Ayam Nasional (GOPAN), Dr Bagus P Purwanto, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Vokasi, para dosen dari Program Studi Teknologi dan Manajemen Ternak dan Program Studi Manajemen Agribisnis, serta pelaku UMKM Perunggasan di Kabupaten Bogor. (WB/RMY/Zul)
Keyword: Peternakan, Sekolah Vokasi, FGD, IPB University
Kategori SDGs: SGDs-4, SDGs-9, SDGs-17