Departemen TMB IPB University Jadi Lembaga Pengujian Sprayer Kedua di Indonesia

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
27 Januari 2023 14:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Departemen TMB IPB University Jadi Lembaga Pengujian Sprayer Kedua di Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Alat penyemprot atau sprayer merupakan salah satu penentu keberhasilan kegiatan budidaya pertanian. Sebelum dipasarkan secara luas, sprayer harus melalui pengujian di laboratorium sprayer untuk menentukan kelayakannya.
ADVERTISEMENT
Lembaga pengujian sprayer di Indonesia yang dapat menguji sprayer untuk mendapatkan sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) di Serpong-Banten karena lembaga ini sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
Hal tersebut tentu menjadi sebuah keterbatasan terhadap proses penyediaan sprayer di pasaran domestik karena hanya ada satu lembaga uji sprayer yang sudah terakreditasi oleh KAN. Oleh karena itu Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University menyediakan Laboratorium Pengujian Sprayer kedua di Indonesia.
Laboratorium pengujian sprayer ini telah diinisiasi sejak tahun 2013, bertempat di daerah Leuwikopo, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor yang berada tepat di depan (seberang) gerbang utama Kampus IPB Dramaga.
“Kami mengganti penggunaan mikroskop dengan scanner untuk mengukur droplets atau butiran halus yang dihasilkan oleh sprayer,” papar Dr Gatot Pramuhadi selaku Kepala Lab Pengujian Sprayer IPB University.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, penggunaan scanner dapat mengeliminir human error sehingga hasil pengukuran memiliki validitas dan reliabilitas yang lebih baik dibanding menggunakan mikroskop. Selain ukuran droplet (droplet diameter), hal lain yang perlu diperhatikan adalah kerapatan droplet (droplet density) yang dihasilkan. Sprayer yang baik mampu menghasilkan droplet yang tersebar secara merata, yang ditandai dengan droplet diameter minimum dan droplet density maksimum.
“Selain penggunaan scanner untuk menggantikan mikroskop, waktu yang diperlukan dalam pengecekan dan pengujian di Lab Pengujian Sprayer, IPB University juga lebih singkat yakni hanya tiga pekan saja. Ini karena Lab Pengujian Sprayer IPB University memiliki jumlah sumberdaya manusia yang cukup, serta keilmuan yang memadai. Sehingga proses pengujian dapat dilakukan dengan waktu yang relatif lebih singkat,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, Lab Pengujian Sprayer awalnya hanya digunakan untuk kegiatan praktikum dan penelitian saja, namun melihat kebutuhan layanan pengujian sprayer yang tinggi, IPB University memutuskan untuk menyediakan layanan pengujian sprayer secara komersial.
“Alhamdulillah niat kami disambut baik oleh para produsen maupun importir sprayer,” kata Dosen Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta), IPB University tersebut.
Dr Gatot mengatakan bahwa kelebihan lainnya yaitu pemohon uji lebih suka dan lebih mantap jika sprayernya diuji di IPB University karena IPB University memiliki banyak pakar bidang pertanian dan bidang teknik pertanian (agricultural engineering).
“Pada Maret 2023, atau sesudahnya, nanti insyaa Allah Lab Pengujian Sprayer IPB University akan mendapatkan akreditasi dari KAN sehingga mampu meluluskan kelayakan produk sprayer secara resmi,” ungkap Dr Gatot optimis. (SWP/Zul)
ADVERTISEMENT