Didampingi IPB University, Cianjur Menjemput Kemajuan dengan Data Desa Presisi

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
12 Januari 2021 8:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Didampingi IPB University, Cianjur Menjemput Kemajuan dengan Data Desa Presisi
zoom-in-whitePerbesar
Didampingi IPB University, Cianjur Menjemput Kemajuan dengan Data Desa Presisi
ADVERTISEMENT
“Data desa yang presisi merupakan salah satu elemen penting dalam perencanaan pembangunan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Fenomena yang terjadi saat ini, khususnya database pada tingkat desa, belum optimal. Sebagai contoh, dapat dilihat dari perbedaan data jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin, anak putus sekolah dan lainnya,” tandas Dr Sofyan Sjaf, Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) bidang Pengabdian Masyarakat IPB University yang juga penggagas Data Desa Presisi (DDP) pada Pelatihan Enumerator DDP di Desa Gelaranyar, (9/1).
ADVERTISEMENT
Dr Sofyan menambahkan, “Sudah selayaknya desa menjadi pusat aktivitas pemerintahan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Untuk mendukung berbagai aktivitas tersebut, membutuhkan data dasar yang sahih. DDP adalah jawaban dari permasalahan desa mengenai data. Soekarno, Bapak Pendiri Bangsa mengatakan jika kita ingin menyejahterakan bangsa, maka dasarnya adalah data yang harus akurat dan saksama. Data Desa Presisi ini mempunyai tingkat akurasi dan ketepatan tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa yang sesungguhnya.”
Selain Dr Sofyan Sjaf, kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Desa Gelaranyar, Jenal, Tim dari IPB University (Lukman Hakim, I Made Goodya Aditya, Riza Hariwahyudi dan Fajar Cakrawinata SE), Undang (Ketua BPD Gelaranyar), aparat RT dan RW, juga para calon enumerator.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan ini Dr Sofyan Sjaf menjelaskan mengenai DDP dan mengapa desa membutuhkan akurasi data tinggi. Lukman Hakim (Koordinator Tim Sosial) menjelaskan mengenai metodologi Drone Participatory Mapping (DPM) dan Panduan Sensus Desa. Selanjutnya I Made Goodya Aditya menjelaskan mengenai panduan penggunaan Aplikasi Merdesa yang akan digunakan para enumerator untuk menyensus. Pelaksanaan sensus dilakukan selama 21 hari dan akan didampingi oleh supervisor, Riza Hariwahyudi dan Fajar Cakrawinata.
Jenal, Kepala Desa Gelaranyar menegaskan, wilayah pemerintahannya yang pertama di antara 360 desa yang melakukan aktivitas DDP di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. “Besar harapan saya kegiatan ini bisa membawa dampak perubahan-perubahan ke depan. Selanjutnya desa-desa lain di Kabupaten Cianjur dapat mengikuti apa yang sudah dilakukan oleh Desa Gelaranyar Kecamatan Pagelaran ini,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Harapannya, dengan memiliki DDP sebagai data dasar, maka perencanaan pembangunan lebih tepat sasaran. “Dengan adanya data berakurasi tinggi, maka desa ini segera menjadi yang terdepan dalam perbaikan kesejahteraan dan menuju kemakmuran bersama,” pungkasnya. (LPPM/Zul)
Keyword: DDP, Data Desa Presisi, LPPM, IPB University
Kategori SDGs: SDGs-9