Diskusi Mahasiswa IPB Ungkap Edelweis di TNGC dalam Kondisi Kritis

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
9 September 2020 9:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diskusi Mahasiswa Kehutanan dan Lingkungan IPB University Ungkap Edelweis di TNGC dalam Kondisi Kritis
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Mahasiswa Kehutanan dan Lingkungan IPB University Ungkap Edelweis di TNGC dalam Kondisi Kritis
ADVERTISEMENT
Tanaman khas pegunungan Jawa Barat biasanya berasal dari famili Dipterocarpaceae, Fagaceae, Altingiaceae. Selain dari ketiga famili tersebut, ada empat jenis edelweiss yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Status IUCN edelweiss sendiri sudah dalam kondisi kritis atau CR, namun karena menariknya bunga edelweiss banyak yang mengambil untuk kepentingan pribadi sehingga populasi edelweiss terus berkurang.
ADVERTISEMENT
“Untuk jenis paling dominan, ada Edelweis Jawa (Anaphalis javanica). Ada juga Anaphalis maxima, namun jenis ini paling sulit dalam bertahan hidupnya,” ujar Dr Ichsan Suwandi, seorang Botanist saat menjadi narasumber Webinar Keilmuan Eksflorasi 2020 yang digelar Tree Grower Community, Himpunan Mahasiswa Silvikultur, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University, (6/9). Webinar ini mengangkat tema Dampak Kebakaran terhadap Permudaan Alam Vegetasi Pegunungan: Studi Kasus Keanekaragaman Edelweiss (Anaphalis sp.) Pasca Kebakaran di Taman Nasional Gunung Ciremai.
Sementara itu, Hendri Hariyadi selaku Pengendali Ekosistem Taman Nasional Gunung Ciremai menjelaskan bahwa bunga edelweiss mendominasi dari daerah yang berketinggian 2500 mdpl sampai puncak Gunung Ciremai. Anaphalis javanica oleh sebagian masyarakat sering digunakan dalam pengobatan tradisional yang berkhasiat untuk mengobati gangguan pernapasan.
ADVERTISEMENT
Selain Anaphalis javanica, ada pula jenis lain dari edelweiss yang tumbuh di TNGC seperti Anaphalis viscida di ketinggian 2400-2500 mdpl, Anaphalis longifolia di ketinggian 1500-2500 mdpl, dan Anaphalis maxima yang hidup di ketinggian 2500-2600 mdpl.
“Permudaan alam edelweiss sendiri secara alami mempunyai kemampuan untuk regenerasi. Adapun upaya rehabilitasi edelweiss di TNGC tersebut dilakukan dengan langkah awal seperti identifikasi edelweiss dari jenis, karakteristik dan sebarannya. Lalu pengembangbiakan atau budidaya edelweiss secara generatif maupun vegetatif dan penanaman semai edelweiss sesuai habitat ketinggiannya," jelasnya. (**/Zul)
Keyword: Edelweis, Taman Nasional Gunung Ceremai, Departemen Silvikultur, IPB University