Dosen Ekonomi Syariah IPB University: Amil Muda Diperlukan untuk Gerakan Zakat

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
23 Desember 2020 11:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen Ekonomi Syariah IPB University: Amil Muda Diperlukan untuk Gerakan Zakat ke Depan
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Ekonomi Syariah IPB University: Amil Muda Diperlukan untuk Gerakan Zakat ke Depan
ADVERTISEMENT
Dosen IPB University dari Departemen Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), Dr Irfan Syauqi Beik mengatakan bahwa World Zakat Forum (WZF) memasuki dekade kedua sejak didirikan pada 30 September 2010 lalu di Yogyakarta. Kini, dalam WZF pertemuan tahunan dan konferensi internasional ke-9, awal bulan Desember lalu, dilakukan juga pemilihan Sekretaris Jenderal dan Deputi Sekretaris Jenderal WZF untuk periode 2020-2023. Pada periode 2020-2023, Dr Zainulbahar Noor terpilih menjadi Sekjen menggantikan Prof Bambang Sudibyo.
ADVERTISEMENT
Pertemuan WZF kali ini telah menghasilkan tiga keputusan penting. Pertama, pembentukan WZF Youth. Kedua, pembentukan WZF Research and Development (RnD) dan yang ketiga, disetujuinya perluasan keanggotaan WZF pada institusi wakaf mulai tahun 2021, sehingga nama WZF dapat diperluas menjadi World Zakat and Waqf Forum (WZWF). Perluasan keanggotaan dan perubahan nama ini juga akan menjadi salah satu agenda penting yang nantinya akan dibahas pada pertemuan tahunan dan konferensi internasional ke-10 tahun depan di London, Inggris.
"Ketiga keputusan tersebut pada dasarnya menegaskan keinginan WZF untuk memperluas peran dan kontribusinya secara internasional sekaligus merealisasikan potensi besar zakat dan wakaf di dunia. Pada dekade pertama, WZF telah berhasil memperluas basis keanggotaan, dari tujuh negara menjadi 40 negara. WZF juga telah meletakkan pondasi standarisasi pengelolaan zakat dunia melalui adopsi ZCP (Zakat Core Principles) yang dilakukan secara bertahap," ujar Anggota Advisory Council WZF ini.
ADVERTISEMENT
Pada dekade kedua ini, berdasarkan hasil keputusan pertemuan tahunan (Annual Meeting 2020), pengembangan WZF akan dititikberatkan pada tiga hal utama. Pertama, penguatan peran generasi muda amil sebagai aset masa depan gerakan zakat yang harus dikembangkan kapasitas dan kompetensinya. Para pemimpin WZF menyadari bahwa untuk menjawab tantangan pengelolaan zakat yang semakin berat, dibutuhkan adanya penguatan peran amil muda. WZF Youth, yang dipimpin oleh Azim Kidwai (CEO National Zakat Foundation Inggris) diharapkan dapat menjadi sarana yang efektif dalam mengkonsolidasikan kekuatan amil muda pada level global, sekaligus mengoptimalkan potensi dan peran yang dapat mereka mainkan. Melalui interaksi yang intensif, diharapkan akan lahir berbagai gagasan strategis perzakatan yang bersifat inovatif dan out-of-the box.
Kedua, para pimpinan lembaga-lembaga zakat dunia yang bernaung di bawah WZF juga semakin menyadari pentingnya pengembangan RnD (Research and Development) dalam meningkatkan kualitas pengelolaan zakat. Kebijakan zakat yang didasarkan pada hasil riset dan kajian yang tepat, yang didukung pendekatan metodologis yang bertanggungjawab, terbukti mampu mengakselerasi pembangunan zakat.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks Indonesia misalnya, berbagai terobosan yang dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam lima tahun terakhir, antara lain karena input kebijakan berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS. Banyak terobosan-terobosan out-of-the box yang dihasilkan Puskas BAZNAS, seperti Indeks Zakat Nasional (IZN), Indeks Kesejahteraan BAZNAS, Indeks Transparansi OPZ, Indeks Pendayagunaan Zakat, dan Indeks Kepatuhan Syariah.
Ketiga, perluasan pada sektor wakaf. Tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan memperluas keanggotaan pada institusi wakaf akan semakin menyolidkan sektor zakat dan wakaf. Bagaimanapun juga, zakat dan wakaf adalah kakak dan adik kandung, yang kalau kompak, akan menjadi satu simpul kekuatan yang sangat dahsyat.
Ke-40 negara anggota WZF secara otomatis akan menggandeng institusi wakaf di negara masing-masing untuk bergabung. BAZNAS tentu akan menggandeng Badan Wakaf Indonesia (BWI) untuk bersama-sama mengarahkan gerakan WZF (sekarang WZWF) ini ke depan. Tahun 2021 adalah tahun yang sangat strategis karena di tahun inilah proses pelibatan institusi wakaf diresmikan. Dr Syauqi memperkirakan bahwa agenda konferensi dan annual meeting tahun depan akan lebih dinamis dengan keterlibatan otoritas dan lembaga wakaf.
ADVERTISEMENT
"Sesungguhnya konsolidasi ini diyakini akan lebih mudah dilakukan mengingat di beberapa negara WZF, zakat dan wakaf telah dikelola dalam satu institusi. Di negara bagian Sokoto Nigeria, SOZECOM merupakan institusi pemerintah yang mengelola zakat dan wakaf sekaligus. Demikian pula dengan Singapura dimana MUIS (Majelis Ugama Islam Singapura) adalah lembaga negara yang diberi tugas memayungi pelaksanaan zakat dan wakaf sekaligus," imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakannya, konsolidasi zakat dan wakaf global jika bisa direalisasikan, tentu akan memiliki dampak yang sangat dahsyat bagi umat Islam di seluruh dunia, apalagi jika semakin banyak negara yang bergabung. Akan lahir beragam inovasi dan kolaborasi program zakat dan wakaf yang akan mengokohkan kekuatan sosial ekonomi umat. Inilah di antara tantangan besar kepemimpinan WZF periode 2020 – 2023 untuk secara bersama-sama dapat mewujudkan mimpi WZF menjadi media pemersatu umat secara internasional melalui kekuatan Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf (Ziswaf). Menurutnya hal ini akan membawa kemaslahatan yang lebih besar bagi peningkatan kesejahteraan umat. (*/Awl/Zul)
ADVERTISEMENT
Kata kunci; Ekonomi Syariah, Zakat, FEM IPB University, Irfan Syauqi Beik, pertemuan tahunan Advisory Council WZF
Kategori SDGs: SDGs-8