news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dosen IPB Kemajuan Industri Benih Bermutu, Paralel dengan Kemajuan Pertanian

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
17 Mei 2022 14:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen IPB University Sebut Kemajuan Industri Benih Bermutu, Paralel dengan Kemajuan Pertanian
zoom-in-whitePerbesar
Dosen IPB University Sebut Kemajuan Industri Benih Bermutu, Paralel dengan Kemajuan Pertanian
ADVERTISEMENT
Dr M Rahmad Suhartanto, Dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB University menyebutkan meskipun harga input benih tidak terlalu besar, tetapi pengaruh kualitas benih kepada produktivitas sangat signifikan. Hal ini disadari oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dengan bercermin pada negara-negara maju seperti di Eropa dan Kanada. Bahwa kunci pertanian ada pada benih bermutu dan bersertifikat.
ADVERTISEMENT
“Bahkan FAO memiliki program berupa penguatan penangkar benih untuk meningkatkan mutu dan penggunaan benih bersertifikat. Program ini sudah terbukti memajukan pertanian dan mengurangi angka kemiskinan di Amerika Tengah dan Afrika,” ujarnya.
Ia menambahkan, bila dilihat dari heterogenitas, kemajuan pertanian di Indonesia terbilang sangat tinggi. Sehingga bila dikatakan bahwa benih berkualitas adalah kunci pembangunan pertanian maka bisa dimengerti dan juga diakui oleh dunia.
“Sering dikatakan, industri benih paralel dengan kemajuan pertanian,” terangnya dalam Webinar Propaktani dengan topik “Pentingnya Mutu Benih Bersertifikat untuk Meningkatkan Produktivitas, Produksi dan Mutu Hasil” yang digelar oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, (13/05).
Menurutnya, hal ini tergambar pada beberapa kasus penggunaan benih padi dan jagung komersial bersertifikat pada tahun 2020 yang diolah dari data Ditjen Perbenihan Tanaman Pangan. Daerah yang menjadi lima besar penggunaan benih komersial bersertifikat adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Lampung. Penggunaan benih komersial di kelima daerah ini selaras dengan kemajuan pertaniannya jika dibandingkan wilayah lain Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Dua fungsi besar produsen benih yakni memperbanyak dan memelihara mutu benih. Produsen benih juga memiliki quality control bersifat internal dan eksternal yang akan menghasilkan benih bermutu dan bersertifikat. Pentingnya benih bersertifikat akan menjamin mutu fisik benih sehingga konsumen dapat memprediksi keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan,” imbuhnya.
Ia mengatakan, benih bersertifikat juga memberikan kebenaran varietas sesuai dengan deskripsi. "Paling tidak, bila benih yang kita beli ada sertifikatnya, harapan produktivitas dan mutu produk yang dihasilkan tidak kosong. Manfaat lainnya juga dapat memperluas akses pasar karena yakin memproduksi varietas yang dijanjikan. Benihnya juga mudah dilacak bila ada masalah atau sengketa,” ujarnya.
Ia menambahkan, benih bersertifikat juga dapat menjadi technical barrier dari serbuan benih impor yang kurang bermutu. Standar mutu benih domestik akan menentukan standar mutu benih impor sehingga bisa melindungi kepentingan konsumen dalam negeri. Benih impor yang masuk harus melalui standar mutu yang dikeluarkan oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
“Kalau standar (mutu benih) kita rendah, maka benih impor yang kurang bermutu akan mudah masuk. Tetapi kalau standar kita tinggi, maka mereka (pengimpor) mau tidak mau harus memiliki benih dengan standar mutu yang melampaui persyaratan pemerintah. Baik melampaui standar kualitas genetik maupun kesehatannya,” jelasnya. (MW/Zul)