Dosen IPB University Ajak Warga Desa Arisan Buntal Praktik Perbanyak Bibit Duku

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
7 Desember 2023 11:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen IPB University Ajak Warga Desa Arisan Buntal Praktik Perbanyak Bibit Duku
zoom-in-whitePerbesar
Dosen IPB University Ajak Warga Desa Arisan Buntal Praktik Perbanyak Bibit Duku
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Baru-baru ini, dosen IPB University dari Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian (Faperta) mengadakan pelatihan perbanyakan bibit buah lokal duku (Lansium domesticum) di Desa Arisan Buntal, Kayu Agung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
Dosen IPB University tersebut adalah Dr Bambang Sulistyantara dan Dr Rosyi Damayanti. Pelatihan dilakukan dalam rangka kegiatan Dosen Mengabdi Inovasi (DMI).
“Sumatera Selatan merupakan sentra produksi duku, salah satunya di Kabupaten OKI. Melihat potensinya yang masih belum banyak disentuh, kami mengajak warga Desa Arisan Buntal untuk bersama-sama belajar cara perbanyakan buah duku dengan teknik sambung pucuk,” ujar Dr Bambang Sulistyantara, Ketua Tim DMI.
Kegiatan ini dihadiri oleh 20 warga Desa Arisan Buntal dari berbagai kalangan usia. Pelatihan dilakukan di rumah Kepala Desa Arisan Buntal, Susneli yang disambut dengan antusias warga.
Acara dimulai dengan penyampaian materi oleh narasumber dari Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Dr Susilawati. Kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung teknik sambung pucuk tanaman duku oleh staf Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), Bapak Jambak.
ADVERTISEMENT
Peserta pun secara bergantian mencoba melakukan praktik sambung pucuk tanaman duku yang berjumlah 20 polybag tersebut. Bibit duku hasil praktik, kemudian disimpan di dalam sungkup plastik agar aman dari sinar matahari langsung dan terjaga kelembabannya.
Terdapat dua jenis bibit duku yang digunakan. Bibit bawah merupakan duku yang ditanam dari biji dengan perakaran kuat dan batang kokoh. Kemudian, disambung dengan bibit atas yang unggul buahnya.
Setelah mempraktikkan teknik sambung pucuk, seluruh partisipan menyantap hidangan makan siang ala rumahan yang telah disediakan sebelumnya. Acara pun ditutup dengan sesi diskusi, penyampaian kesan pesan dan dokumentasi.
“Harapannya, duku yang menjadi maskot flora Sumatera Selatan ini tidak hilang dan terus berlanjut. Dari kegiatan ini semoga warga Desa Arisan Buntal terpacu untuk terus mengembangkan duku yang telah ada di daerah sini,” ungkap Dr Susilawati. (*/Rz)
ADVERTISEMENT