Dosen IPB University Ciptakan Inovasi Sumur Biber

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2020 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen IPB University Ciptakan Inovasi Sumur Biber
zoom-in-whitePerbesar
Dosen IPB University Ciptakan Inovasi Sumur Biber
ADVERTISEMENT
IPB University berlolaborasi dengan Danone Aqua dan PT Oriplus meluncurkan inovasi sumur resapan bijak berplastik (Biber) belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Dr Nana Mulyana, dosen IPB University dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) mengatakan inovasi sumur Biber berusaha menjawab dilema curah air hujan yang melimpah sehingga dapat diubah menjadi sumber rezeki. Sumur resapan Biber tersebut merupakan inovasi yang patut dibanggakan karena dapat dijadikan kunci pengendalian kerusakan lingkungan hidup yang masih menjadi momok besar bagi Indonesia.
Ia mengatakan tren bencana saat ini adalah bencana meteorologi yang mendominasi dari segi frekuensi, magnitude, hingga jumlah korban. Biasanya, pada beberapa daerah yang memiliki curah hujan tinggi, bencana banjir sering terjadi, sehingga konservasi air menjadi sangat penting.
“Itulah sebetulnya kita harus melihat secara utuh tiga lingkup kegiatan lingkungan terutama yang berkaitan dengan sumber daya air berupa konservasi, daya pengendalian, dan pengendalian daya rusak,” ungkapnya. Dalam paparannya, ia juga mengungkapkan upaya pengendalian air harus dimulai dari pemahaman mengenai kondisi landscape. Pemahaman ini sangat penting karena merupakan kunci dalam menentukan skema konservasi yang tepat guna. Inovasi tersebut juga dinyatakan sangat sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaannya, diperlukan tinjauan terhadap keadaan langdscape secara utuh agar inovasi tersebut dapat menjadi solusi permanen.
ADVERTISEMENT
“Sumur bijak berplastik yang dikembangkan oleh teman-teman IPB University dan Danone ini betul-betul menjawab tiga isu tadi dan saya pikir ini akan menjadi menarik untuk diterapkan dan dilaksanakan secara masif. Yang sekarang menjadi pekerjaan rumah kita adalah bagaimana ini mendorong menjadi sebuah cegakan,” tuturnya.
Lebih lanjut Dr Nana menjelaskan inovasi tersebut layak diujicobakan sebagai replikasi fungsi hutan. Uji coba tersebut dapat dilakukan di suatu wilayah yang cocok oleh otoritas pemerintah sehingga dapat menjadi model dalam menjawab permasalahan retensi air di daerah urban. Dengan memperhatikan toponimi dalam konservasi air, intervensi yang dilakukan akan membawa hasil yang maksimal.
Konstruksi sumur resapan Biber tersebut dibangun dengan biaya yang murah karena dibuat dengan sampah yang selama ini menumpuk di tempat pembuangan sampah. Pasalnya, sampah tersebut dibawa kembali ke perkotaan sebagai infrastruktur untuk mengurangi limpasan air serta mengurangi volume genangan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data pada tahun 2019, sumber daya air di wilayah DKI Jakarta tidak dikendalikan secara bijaksana sehingga merupakan tantangan tersendiri. Untuk mengatasi permasalahan limpasan air dan ground water, ia menyebutkan dibutuhkan setidaknya 400.000 sumur resapan. Penggunanaan soil wáter assesment tool swab juga merupakan salah satu langkah yang tepat untuk menentukan daerah yang cocok untuk dibangun sumur resapan dan dalam penelitiannya, 46 persen wilayah DKI Jakarta cocok untuk dibangun sumur resapan Biber.
Ia berharap dengan diterapkannya sumur resapan Biber, DKI Jakarta dapat melakukan lompatan besar dalam level pengelolaan kota menjadi Water Cyde City yang unggul dalam kegiatan konservasi dan perlindungan air. Tentunya hal tersebut dapat dicapai dengan dibantu oleh semua stakeholder serta didukung oleh strategi politik yang kuat. Dengan demikian air dapat dikelola di level rumah hingga kecamatan dengan bijak.
ADVERTISEMENT
Impiannya, pabrik konstruksi sumur resapan Biber dapat dibangun di beberapa tempat pembuangan sampah seperti Bantar Gebang. Tak terbatas sebagai sumur resapan, pabrik tersebut juga dapat digunakan untuk membangun konstruksi lain, misalnya bahan bangunan. Dalam pembuatannya, dibutuhkan sekitar 150 kilogram plastik non ekonomis untuk satu konstruksi sumur resapan. Biaya pembuatan sumur resapan tersebut juga dinilai sangat murah.
Selain berfungsi sebagai resapan air, sumur Biber juga memiliki banyak keunggulan. Keunggulan lain dari sumur resapan Biber tersebut adalah memiliki sifat fisik dan mekanis yang kuat, , awet, pemasangannya mudah, serta ramah lingkungan. Berdasarkan hasil pengujian, dalam waktu 8 jam setelah hujan, sumur resapan tersebut dapat meresapkan air limpasan 12-16 meter kubik per hari. Catatan penting lain yang ia sampaikan adalah dibutuhkannya peta hidrobiologi dan geologi sebagai kunci dalam menempatkan sumur resapan dalam perencanaannya. (MW/RA)
ADVERTISEMENT
Keyword : sumur biber, dosen IPB University, konservasi air, sumur resapan, lingkungan berkelanjutan, pengelolaan sampah, pengelolaan banjir
Kategori: SDGs-6, SDGs-15