Dosen IPB University Jelaskan Peran Alsintan dalam Keberhasilan Pasca Panen

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
1 Juli 2022 14:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dosen IPB University Jelaskan Peran Alsintan dalam Keberhasilan Pasca Panen
zoom-in-whitePerbesar
Dosen IPB University Jelaskan Peran Alsintan dalam Keberhasilan Pasca Panen
ADVERTISEMENT
Hingga kini, petani masih sering kehilangan nilai produksi panen akibat manajemen panen dan pascapanen yang tidak sesuai. Penggunaan Alsintan atau Alat Mesin Pertanian dinilai dapat mengatasi masalah ini.
ADVERTISEMENT
Dr Emmy Darmawati, Dosen Sekolah Pascasarjana IPB University dari Program Studi Teknologi Pascapanen mengatakan bahwa peran Alsintan dapat berguna dalam penyelamatan kehilangan hasil. Setelah melewati proses pascapanen, potensi kehilangan dan kerusakan hasil panen dapat meningkat. Baik dilakukan secara tradisional maupun dengan bantuan alat modern.
“Mesin combine harvester dinilai dapat mengurangi potensi kehilangan dan kerusakan ini. Penggunaan mesin ini memberikan keuntungan berupa panen lebih cepat selesai, gabah lebih bersih, dan susut rendah. Mesin ini dapat memanen, mengumpulkan, merontokkan dan membersihkan secara sekaligus,” ujarnya dalam Webinar Propaktani “Era Mekanisasi: Mengenal, Memanfaatkan dan Merawat Alsintan Pasca Panen” yang digelar oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian secara daring, (28/06).
Menurutnya, kemampuan mesin combine sebagai alat panen sudah terbukti. Studi kasus di Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara tahun 2017 menunjukkan mesin ini mampu mengurangi potensi kehilangan saat perontokan. Masyarakat juga memberikan hasil positif berupa keuntungan lebih besar.
ADVERTISEMENT
“Dengan mesin ini akan meningkatkan mutu sehingga harga jualnya lebih tinggi. Pendapatan petani per musim tanam menggunakan combine harvester juga akan lebih tinggi. Walau biaya mesin lebih tinggi namun memberikan nilai keuntungan yang sebanding,” katanya.
Namun, lanjutnya, masih ada kendala operasional dalam penggunaannya. Mesin ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan. Kondisi lahan yang tergenangi air sangat berpengaruh pada pergerakan alat, membuat kecepatannya relatif lambat. Sehingga petani harus meningkatkan daya dukung lahan dan ketahanan tanah agar mampu menahan beban di atasnya.
“Mesin ini juga memiliki tingkat getaran dan kebisingan tinggi, sehingga operator dapat mengalami beban kelelahan. Luasan lahan panen juga mempengaruhi efisiensi kerja,” tambahnya.
Menurutnya, dalam pemanfaatan mesin combine, perlu ada manajemen pengelolaan agar luasan lahan bisa digarap bersama dalam waktu bersamaan. Sehingga mesin ini dapat digunakan oleh beberapa petani, mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
ADVERTISEMENT
Dr Gatot Pramuhadi, Dosen IPB University dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian turut mengatakan bahwa seharusnya inovasi Alsintan produksi dalam negeri menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Alsintan hasil produk anak bangsa bisa menjadi solusi terhadap Alsintan impor. Beberapa mesin sudah bisa diproduksi di dalam negeri, contohnya mesin pengupas kulit ari kelapa, pengupas kopi, dan sebagainya.
Ia mengatakan Alsintan ber-SNI (Standar Nasional Indonesia) dan aplikasi pengelolaan yang tepat sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) sangat penting. Harapannya, Alsintan memiliki kapasitas kerja tinggi, kehilangan rendah, tidak mudah rusak dan harga terjangkau.
“Mesin Alsintan juga harus inovatif, berkinerja bagus, awet dan terjangkau masyarakat pertanian Indonesia,” ujarnya. Penerapannya juga harus didukung dengan bengkel alsintan di setiap kecamatan dan tersedia suku cadang di setiap wilayah.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, ciri produk Alsintan inovatif adalah dapat dikerjakan secara on farm/off farm di daerah-daerah pertanian di Indonesia. Mudah dan nyaman saat dioperasikan serta ergonomis. Serta memiliki kinerja bagus, kokoh, dan komponen-komponennya tidak mudah rusak.
“Semua parameter unjuk kerja mesin tertuang di SNI, sehingga penting untuk membeli mesin yang sudah bersertifikat SNI agar menjamin kualitas mesin pertanian yang mudah-mudahan inovatif, lebih baik lagi bila diproduksi di dalam negeri,” tambahnya. (MW)