news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dosen Sekolah Vokasi IPB Jelaskan Strategi Menjamin Keberlanjutan Supply Chain

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
1 Desember 2022 10:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tiga Dosen Sekolah Vokasi IPB University Jelaskan Strategi Menjamin Keberlanjutan Supply Chain Produk Pertanian
zoom-in-whitePerbesar
Tiga Dosen Sekolah Vokasi IPB University Jelaskan Strategi Menjamin Keberlanjutan Supply Chain Produk Pertanian
ADVERTISEMENT
Sekolah Vokasi (SV) IPB University bekerjasama dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI menggelar Webinar PROPAKTANI dengan tema “Pendidikan Vokasi dan Supply Chain Produk Pertanian” secara daring, (25/11). Kegiatan ini digelar untuk menambah wawasan masyarakat tani dalam mengembangkan sistem rantai pasok yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Agung Prayudha, MT CPISC, dosen SV IPB University dari Program Studi (Prodi) Manajemen Industri menjelaskan terkait strategi dan inovasi pengembangan sistem rantai pasok pertanian modern. Ia mengatakan, disparitas harga kerap menjadi permasalahan di rantai pasok pertanian.
“Masalah ini terjadi karena karakteristik produk pertanian sedikit berbeda dengan produk manufaktur. Maka dari itu dibutuhkan skema rantai pasok pertanian yang mengarah kepada modernisasi sehingga efisiensi dan biaya serta output harga di tingkat hulu dan hilirnya tidak terjadi disparitas,” terangnya.
Ia menjelaskan, terdapat enam strategi rantai pasok modern yang bisa dikembangkan. Di antaranya fokus pada pelanggan dan konsumen. Spesifikasi yang ditetapkan oleh konsumen perlu diketahui oleh stakeholder hulu dan hilir.
Tidak luput, perlunya memastikan distribusi dan logistik yang efektif. Kemudian memiliki komunikasi dan informasi yang efektif, membangun kerjasama yang efektif dan penciptaan nilai tambah.
ADVERTISEMENT
“Pengembangan inovasi ini dengan pemanfaatan teknologi digitalisasi atau rantai pasok 4.0 dilakukan secara cerdas melalui pendekatan kecerdasan buatan agar proses on farm lebih efisien dan pada off farm menggunakan blockchain agar lebih tertelusuri,” lanjutnya.
Sementara, Sanitianing Anggraini, MM, dosen SV IPB University dari Prodi Manajemen Agribisnis turut menambahkan, strategi pengembangan jaringan pemasaran sub terminal agribisnis (STA) juga penting. Menurutnya, jalinan ke hulu atau backward linkage harus dilakukan secara kontinyu. Jalinan kemitraan juga harus dilakukan dengan baik melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan).
“Jalinan ini akan memastikan produk pertanian berkualitas baik agar menjamin keberlanjutan produktivitasnya. Karena tujuan distribusi untuk menjamin kontinuitas komoditas serta menjamin kepastian pasar,” ujar Sanitianing.
Selain itu, lanjutnya, dalam menjamin relasi yang baik dengan konsumen sebagai pelanggan harus terdapat strategi pemasaran yang baik. Perlu komunikasi baik dan penyesuaian strategi dari perkembangan kondisi masa kini yang serba digital.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Leonard Dharmawan, MSi dosen SV IPB University dari Prodi Komunikasi menjelaskan, selain strategi rantai pasok dan pemasaran, forum media dalam penyuluhan petani di era digital tidak kalah pentingnya. Ia menyebut, pembangunan penyuluhan di era digital akan menjembatani informasi antar petani di ruang pedesaan.
“Dampak teknologi cerdas dan entitas dominan menjadi harapan baru penyuluhan pembangunan. Penyuluh pembangunan selain harus konsisten dengan prinsip dan kaidah penyuluhan, juga harus adaptif, antisipatif dan bahkan harus disruptif,” katanya.
Hal tersebut menurut dia dapat diantisipasi melalui mekanisme berbagi dan berkolaborasi dengan para techno talent. “Melalui pengembangan forum media digital, akan membantu petani untuk memperjelas penyampaian pesan, membantu proses pengambilan keputusan, hingga membantu menyelesaikan tantangan logistik pertanian,” jelasnya. (MW/Rz)
ADVERTISEMENT