Dugong Terancam Punah, FPIK IPB Gelar Studi Banding Wisata Toli-Toli

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
12 Maret 2019 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mahasiswa FPIK IPB di Wisata Toli Toli
Maraknya perburuan duyung di Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengahmembuat Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Laut (KKHL) sebagai executing agency bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB), Pusat Penelitian Oseanografi LIPI (P2O LIPI) dan World Wide Fund (WWF) Indonesia melakukan upaya konservasi duyung dan habitat lanun di Indonesia. Upaya konservasi ini dinamakan Dugong and Seagrass Conservation Project (DSCP-Indonesia) yang diinisiasi oleh United Nation Environment Programme-Conservation Migratory Species (UNEP-CMS).
ADVERTISEMENT
Program insentif di Kabupaten Toli-Toli difokuskan pada dua program pengembangan yaitu pengembangan usaha pengolahan ikan dan pengembangan ekowisata bahari. Kegiatan pengembangan usaha pengolahan ikan telah dilaksanakan pada awal November-Desember 2018 lalu yang digelar oleh FPIK IPB di Kabupaten Toli-Toli.
Langkah selanjutnya dalam kegiatan DSCP adalah pengembangan ekowisata bahari, yakni menggelar kegiatan studi banding. Kegiatan ini mengirimkan perwakilan masyarakat atau pengelola wisata dan pihak pemerintah daerah Kabupaten Toli-Toli ke Pulau Pramuka dan Pulau Harapan, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta (7-12/02).
“Studi banding bertujuan meningkatkan wawasan pengelola wisata desa agar bisa diduplikasi untuk pengembangan desa. Kepulauan Seribu dipilih sebagai tempat studi banding karena sangat eksotik tempatnya. Masyarakat di sana juga baik, ada yang ingin melakukan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan dan sebagainya,” tutur M. Fedi A. Sondita selaku salah satu narasumber dalam studi banding dan Vice Director for Network & Communication Embrio, FPIK-IPB.
ADVERTISEMENT
Studi banding dilakukan untuk memenuhi kesenjangan informasi dan pengalaman dari setiap pelaksana kegiatan agar dapat memiliki gambaran menyeluruh mengenai wisata, pengawasan, dan sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan pihak pengelola kawasan konservasi.
“Ada beberapa output yang diharapkan dari kegiatan studi banding ini yaitu peserta mendapat gambaran mengenai kegiatan konservasi berbasis masyarakat dan pengembangan potensi sumber daya alam yang menjadi objek ekowisata, mengetahui komponen penting pengembangan pariwisata berbasis ekowisata desa, mendapatkan pembelajaran dari pengelolaan kawasan konservasi yang dilakukan di Pulau Pramuka dan Pulau Harapan, serta menyusun rencana tindak lanjut dalam kegiatan studi banding,” ujar Fedi.
Kegiatan studi banding terbagi menjadi tiga bagian yaitu kelas, praktek dan diskusi. Materi kelas bertujuan memberikan pengetahuan terkait program ekowisata yakni pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial-budaya, ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Pemberian materi dilanjutkan dengan praktek langsung oleh peserta.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, materi diskusi diarahkan berupa studi kasus. Peserta didorong agar dapat merancang penyusunan rencana tindak lanjut dalam upaya perlindungan dan menjaga kelestarian sumber daya alam (SDA), pengelolaan ekowisata, pengelolaan sampah, dan upaya pengembangan produk dari kegiatan insentif yang pernah diberikan sebelumnya.
“Kami mempunyai tiga desa binaan di Toli-Toli, yaitu Desa Malala, Ogotua dan Santigi. Masing-masing desa mempunyai potensi dan kini sedang mengembangkan usahanya. Maka, kami hadir untuk membantu mereka. Kita berikan studi banding supaya mereka dapat mengetahui bagaimana mengembangkan wisata yang baik dan kelembagaan yang ada. kita juga berikan gambaran konservasi,” ujar Aflaha Abdul Munib Site manager Tolitoli, FPIK IPB.
Kegiatan ini turut menghadirkan beberapa narasumber yaitu Sukendi perwakilan dari Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut-KKP, Adriani selaku Wakil Ketua CoE Dugong and Seagrass DSCP IPB, Fery Kurniawan dan M. Nur Arkham dari Pusat Kajian Sumberdaya, Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor (PKSPL-IPB), Syahrul selaku pemandu wisata lokal, serta Mahariyah selaku Penggiat Sentra Penyuluhan Konservasi Berbasis Masyarakat.(KR/Zul)
ADVERTISEMENT
Kata Kunci: Dugong, wisata toli-toli, Program DSCP, FPIK IPB