Dukung MBKM, FMIPA IPB dan Sekolah Vokasi Universitas Pakuan Jalin Kerjasama

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
11 Oktober 2021 10:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dukung MBKM, FMIPA IPB University dan Sekolah Vokasi Universitas Pakuan Jalin Kerjasama
zoom-in-whitePerbesar
Dukung MBKM, FMIPA IPB University dan Sekolah Vokasi Universitas Pakuan Jalin Kerjasama
ADVERTISEMENT
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB University bersama Sekolah Vokasi Universitas Pakuan Bogor tandatangani Perjanjian Kerjasama pada rangkaian kegiatan Webinar ”Sensor Ferroelektrik serta Strategi Perlindungan dan Permohonan Paten” (7/10). Acara yang digelar oleh Institute of Electrical and Electronis Engineers (IEEE) - IPB University ini menjadi langkah awal kerjasama kedua perguruan tinggi itu untuk mendukung implementasi kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Dekan Sekolah Vokasi Universitas Pakuan, Dr. Tjut Awaliyah Z, MKom mengungkapkan bahwa kerjasama ini dapat menjadi salah satu sarana menuju sarjana terapan yang membutuhkan implementasi Kampus Merdeka.
“Harapannya kerjasama ini tidak hanya berhenti sampai penelitian saja, tetapi dapat berlanjut ke bidang-bidang lain. Terutama yang saat ini sedang ramai dibicarakan, yaitu Merdeka Belajar Kampus Merdeka,” imbuh dosen Ilmu Komputer Unpak tersebut.
Dekan FMIPA IPB University, Dr Berry Juliandi menilai bahwa Sekolah Vokasi dapat menjadi andalan dalam pengembangan sumberdaya manusia yang memiliki keterampilan. “Penelitian pendidikan modalnya dihasilkan dari dasar terlebih dahulu. Untuk meningkatkan penelitian dan kolaborasi bersama demi kemajuan di berbagai bidang, IPB University siap membantu kapanpun jika dibutuhkan,” ujar Dr Berry Juliandi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dalam webinar yang diselenggarakan dalam rangka skema Hibah Penelitian Kerjasama antar Perguruan Tinggi (PKPT) ini menghadirkan dua narasumber. Yakni Dr Irzaman dan Dr drh I Ketut Mudite Adnyane.
Dr Irzaman memaparkan sintesis dan karakterisasi film berbasis bahan ferroelektrik dan penerapannya sebagai sensor ferroelektrik. Menurutnya, ferroelektrik menunjukkan bahwa loop histeris elektrik yang polarisasi spontan tetap ada walau tidak ada medan elektrik.
“Saat ini tim telah berhasil mensintesis film berbasis ferroelektrik yang dapat diterapkan sebagai sensor suhu (sifat pyroelektrik), sensor cahaya (sifat ferroelektrik) dan sensor tekanan (sifat piezoelektrik),” jelasnya.
Menariknya, tambahnya, penemuan sensor ini dapat diaplikasikan untuk mendeteksi denyut jantung bayi dan bau mulut hingga sebagai alat deteksi dini kadar hemoglobin darah non-invasive,” jelas dosen Departemen Fisika FMIPA IPB University ini.
ADVERTISEMENT
Ia berharap invensi ini dapat terus berkembang. Kemandirian bangsa dalam penguasaan teknologi proses pembuatan sensor ferroelektrik sangat penting diperdalam oleh peneliti Indonesia.
“Sehingga dapat meningkatkan sumberdaya manusia Indonesia yang tentu saja berkorelasi dengan peningkatan devisa negara,” kata Ketua Tim Peneliti Mitra Hibah PKPT ini.
Terkait paten, Dr I Ketut Mudite Adnyane menyampaikan bahwa untuk meningkatkan daya saing bangsa, berbasis sumberdaya alam saja tidak cukup. Tetapi juga dibutuhkan keunggulan kompetitif dan keunggulan kreatif atau disebut inovasi.
“Kekayaan Intelektual (KI) adalah penghargaan berupa hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada seseorang atau kelompok orang dan merupakan perlindungan atas penemuan (inovasi),” jelas Dosen IPB University dari Fakultas Kedokteran Hewan ini.
Lebih lanjut, Asisten Bidang Pengelolaan dan Perlindungan KI-Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University ini juga mengatakan bahwa teknologi/inovasi yang telah memiliki KI dapat dilisensikan kepada mitra/industri. Sehingga peneliti atau inventor dapat memperoleh royalti sebagai reward atas usaha dan kerja kerasnya dalam menciptakan suatu inovasi. (NAR/Zul)
ADVERTISEMENT