Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB Undang Peneliti Upper ASEAN Wildland

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
30 Agustus 2021 10:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Selenggarakan Webinar, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Undang Peneliti Upper ASEAN Wildland
zoom-in-whitePerbesar
Selenggarakan Webinar, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Undang Peneliti Upper ASEAN Wildland
ADVERTISEMENT
Pusat Penelitian Manajemen Kebakaran Regional-Asia Tenggara, Fakultas Kehutanan IPB University menyelenggarakan webinar Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, (26/08). Didukung oleh International Tropical Timber Organization (ITTO), webinar tersebut mengundang Dr Veerachai Tanpipat selaku Peneliti di Upper ASEAN Wildland serta Prof Bambang Hero Saharjo selaku Eksekutif Direktur dari Regional Fire Management Research Center-Southeast Asia (RFMRC-SEA).
ADVERTISEMENT
Prof Bambang Hero Saharjo mengawali diskusi dengan pemaparan fakta bahwa sebagian besar kebakaran yang terjadi di hutan hujan tropis ialah bencana kebakaran akibat dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia, baik dari proses pembakaran secara sengaja maupun tidak sengaja. Di sisi lain pengelolaan kebakaran hutan di Indonesia memiliki beberapa kendala. Seperti kurangnya penelitian kebakaran hutan. Hal ini melemahkan efektivitas pengambilan keputusan dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan.
“Masalah kebakaran hutan dan lahan juga menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca yang terkadang tidak terkendali. Kebakaran hutan menimbulkan bencana yang lebih besar di kemudian hari. Oleh karenanya mustahil jika hanya mengandalkan satu cara saja, melainkan harus terintegrasi dengan berbagai aspek termasuk inisiatif politik dari pemerintah,” ujar Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University ini.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain Dr Veerachai Tanpipat memaparkan sebuah konsep manajemen kebakaran hutan yakni Community-based fire and water management. Konsep ini merupakan kombinasi dari community-based fire management atau manajemen kebakaran hutan berbasis komunitas dan community water resources management atau manajemen sumberdaya air berbasis komunitas.
“Dapat dikatakan bahwa jika di suatu tempat terdapat sumberdaya air yang melimpah, maka akan kecil kemungkinan kebakaran terjadi,” ujar Dr Veerachai. Namun demikian, menurutnya hal ini bukan berarti kebakaran di kawasan dengan sumberdaya air yang sedikit menjadi luput dari upaya manajemen. Tetapi justru mencari cara agar sumberdaya air mudah diakses meski di daerah yang jauh dari sumber air. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan upaya penanggulangan kebakaran hutan.
ADVERTISEMENT
Dosen di Universitas Kasetsart Thailand tersebut menekankan peran komunitas dalam upaya konservasi lahan yang mana tujuan dari konservasi ialah terbentuknya keadaan harmoni antara manusia dengan lahan.
Menurutnya, konservasi melalui penerapan etika lahan, bukanlah untuk mencegah perubahan, pengelolaan, dan penggunaan sumber daya lahan. Akan tetapi mengubah peran manusia yang pada mulanya penakluk menjadi pemakmur serta bagian dari komunitas lahan.
“Hal ini dapat didefinisikan sebagai sistem pengelolaan sumberdaya alam yang dinamis serta berbasis ekologis. Sehingga aktivitas produksi dilakukan juga untuk meningkatkan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi pengguna lahan di semua level,” tambahnya. (SWP/Zul)