Fapet IPB Gandeng FLPI Workshop Peternakan

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
8 Mei 2019 9:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Fapet ipb
Fakultas Peternakan (Fapet) Institut Pertanian Bogor (IPB) gandeng Forum Logistik Peternakan Indonesia (FLPI) gelar Workshop Pemanfaatan Teknologi 4.0 pada Rantai Pasok Industri Olahan Hasil Ternak di Puslitbangnak, Jl.Raya Pajajaran Kota Bogor (2/5). Menurut Ketua Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (IPTP) Fapet IPB, Prof. Irma Isnafia Arief mewakili Dekan Fapet IPB saat membuka kegiatan workshop, saat ini industri peternakan sebagai produsen pangan hasil olahan ternak semakin berkembang.
ADVERTISEMENT
“Manajemen rantai pasok pada industri olahan ternak merupakan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Karena pada dasarnya manajemen rantai pasok memperhatikan bagaimana proses barang hingga sampai ke tangan konsumen dengan memperhatikan kualitas barang, seperti daya tahan, keutuhan barang hingga waktu respon pemesanan. Penerapan industri 4.0 pada pengolahan hasil ternak dapat mendorong proses inovasi dan meningkatkan produktivitas, mempercepat proses produk dan kemasan dengan baik, produk yang dihasilkan lebih bersifat khusus dengan skala lebih baik. Dan efisiensi bisa tercapai dalam transportasi, logistik, komunikasi, serta produksi lewat jejaring sehingga mendorong terciptanya pabrik yang handal,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurutnya workshop ini digelar untuk menambah pengetahuan para pelaku industri olahan hasil ternak terkait pemanfaatan teknologi 4.0 dalam meningkatkan efisiensi rantai pasok industri, olahan hasil ternak dan sebagai wadah untuk saling berbagi dalam membuka peluang serta tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan teknologi 4.0 di industri olahan ternak.
ADVERTISEMENT
“Industri penyedia daging dan unggas harus terus berinovasi untuk menghasilkan bahan pangan dengan jumlah besar dalam waktu yang cepat di era revolusi industri 4.0. Sudah suatu keharusan bagi peternak di Indonesia untuk menerapkan teknologi 4.0 karena adanya perkembangan digital yang terus maju. Dua hal penting yang sudah mulai harus dikuasai yakni teknologi big data dan kecerdasan buatan. Dua teknologi itu menjadi bahan pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan perusahaan lebih cepat dan reaksi jika terjadi penyimpangan dalam proses dapat dilakukan lebih cepat lagi untuk menghindari kerugian yang lebih besar,” imbuhnya.
Menurutnya, industri 4.0 bisa mencakup dari kandang hingga ke meja makan. Maka untuk industri olahan daging sebagai salah satu mata rantai pasok industri pangan, diperlukan adanya hubungan sinergis dengan pihak-pihak di dalam rantai mulai sejak dari kandang hingga konsumen akhir. Oleh karena itu, sangat penting adanya berbagai aplikasi yang menghubungkan pabrik olahan dengan pemasok bahan mentah hingga ke konsumen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Agro, Kementerian Perindustrian RI, Iken Retnowulan mengatakan bahwa saat ini pemerintah sudah mulai menerapkan teknologi 4.0 terhadap industri peternakan.
Salah satu bentuk upaya penerapan teknologi 4.0 adalah perbaikan alur aliran material yang perlu ditingkatkan. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan menerapkan dan memberdayakan melalui teknologi 4.0 untuk skala usaha dan membangun infrastruktur digital nasional.
“Tugas pemerintah adalah meningkatkan fasilitas infrastruktur teknologi agar industri peternakan nasional dapat maju berkembang dalam menghadapi era teknologi 4.0. Ada peternakan di Indonesia yang telah melakukan teknologi 4.0 dengan melalui pemasangan barcode pada ternaknya. Peternak bisa mengetahui pergerakan ternaknya dan mendapatkan informasi detail mengenai ternak tersebut. Misalnya soal riwayat sapi, kesehatan sapi, asupan makanan dan obat yang diberikan akan diketahui. Bahkan peternakan di Indonesia ada yang dapat mengetahui ternak sakit menggunakan teknologi. Sebenarnya teknologinya sederhana, namun masih banyak masyarakat di Indonesia yang merasa sulit karena menggunakan teknologi. Harapan kami pemerintah menetapkan regulasi untuk implementasi teknologi 4.0 disesuaikan dengan kondisi industri peternakan di Indonesia ini, sehingga pangsa pasar industri peternakan berkembang lebih maju terutama pada rantai pasok industri olahan hasil ternak,” katanya.(awl/Zul)
ADVERTISEMENT
Keyword: peternakan. Forum Logistik Peternakan Indonesia, teknologi 4.0, barcode