FEM IPB University Hadirkan Pakar dari Australia Bahas Green Marketing

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
19 Oktober 2020 8:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
FEM IPB University Hadirkan Pakar dari Australia Bahas Green Marketing
zoom-in-whitePerbesar
FEM IPB University Hadirkan Pakar dari Australia Bahas Green Marketing
ADVERTISEMENT
Seiring semakin berkembangnya teknologi menjadikan masyarakat sekaligus konsumen memiliki akses informasi yang terbuka terhadap produk yang digunakan. Perhatian masyarakat saat mengonsumsi produk tidak hanya tertuju pada harga dan kemasan tetapi lebih dari pada latar belakang produk tersebut. Hal itu tidak lepas dari mulai munculnya kesadaran konsumen terhadap kerusakan lingkungan seperti pemanasan global dan pecemaran lingkungan yang disebabkan oleh perilaku pembelian produk oleh mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, sebagai wujud kepedulian lingkungan memunculkan penerapan prinsip yang disebut green consumerism. Hal inilah yang melahirkan tantangan bagi perusahaan agribisnis untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan aman bagi konsumen melalui strategi green marketing.
Hal tersebut telah mendorong Departemen Agribisnis IPB University untuk menggelar webinar membahas “Green Marketing for Agribusiness: Theory of Reasoned Action". Webinar ini mengundang Dr Marthin Nanere, dosen Senior dalam Bidang Marketing dari La Trobe University Melbourne, Australia.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Prof Dr Nunung Nuryartono menyatakan bahwa pengetahuan mengenai green marketing sangat penting untuk memastikan produk yang dikonsumsi mendukung pada pencapaian Renewable Energy. “Banyak perusahaan di seluruh dunia mulai concern terhadap penerapan green marketing pada produknya, seperti Wall-Mart, perusahaan retail terbesar di dunia, juga mulai concern menerapkan strategi green marketing ini,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Prof Nunung juga menyampaikan bahwa melalui webinar ini dapat memberikan wawasan terkait framework dari sebuah sektor produk dan jasa untuk dapat berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Framework tersebut dijelaskan melalui teori of reasoned action memengaruhi perilaku.
Sebagai pemateri, Dr Marthin menyampaikan bahwa agribisnis adalah seluruh aktivitas di pertanian dengan memasukkan pelaku petani, pengolah, dintributor dan pelanggan dalam sistem produksi, pengolahan, transportasi, pasar dan pendistribusian produk.
“Di Australia, jumlah peternakan pada tahun 2019 sebanyak 135.997 peternakan dengan jumlah 63.7 juta domba,” katanya. Menurutnya, untuk mewujudkan produk agribisnis yang bertanggung jawab pada lingkungan, maka green marketing menjadi strategi yang diterapkan dalam proses penjualan produk berdasarkan manfaat lingkungan. Selain itu, green marketing juga dikenal dengan istilah lain seperti Ecological Marketing, Environmental Marketing dan Sustainable Marketing.
ADVERTISEMENT
“Persamaan antara green marketing dan traditional marketing adalah sama-sama bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, namun yang berbeda adalah green marketing masuk untuk meminimalkan dampak berbahaya dari produk terhadap lingkungan alam,” paparnya.
Hal-hal yang termasuk dalam green marketing adalah terdapat adanya modifikasi produk, perubahan kemasan, perubahan proses produksi dan iklan yang juga dimodifikasi. Dengan demikian, konsumen akan mau membayar harga suatu produk jika ada peningkatan pada desain, fungsi, daya tarik visual, rasa dan manfaat lingkungan.
Oleh karena itu, untuk membuat konsumen mudah menggunakan produk-produk hijau diperlukan pemahaman terhadap nilai perilaku dan perilaku pembelian oleh konsumen.
“Setidaknya ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan dari konsumen, pertama posisi nilai konsumen, pengetahuan konsumen dan kredibilitas klaim produk,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan ada beberapa tips untuk menuju go green antara lain yaitu mengetahui masalah dan perhatian konsumen, mengedukasi konsumen dengan berbeda, menambah beberapa nilai disamping hanya menyelamatkan lingkungan, menjadi terbuka dengan apa yang sudah atau belum dilakukan, mengembangkan produk baru (eco-innovate).
“Manajemen lingkungan dilakukan dengan formula yang dikenal dengan 3R yaitu Reusing (penggunaan ulang) kemasan, Recycling (daur ulang) bahan dan Reducing (pengurangan) penggunaan sumber daya. Formula tersebut bertujuan untuk mengendalikan limbah sumber daya alam,” tambah Marthin.
Oleh karena itu, diperlukan dorongan untuk melakukan pembelian hijau oleh masyarakat melalui perilaku yang dibentuk dari norma (normative belief), keyakinan (behavioral belief) dan kontrol perilaku (Control belief.) Perilaku tersebut dapat dijelaskan dalam teori yang dikenal sebagai Theory of Reasoned Action (TRA).
ADVERTISEMENT
Behavioral belief adalah keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap suatu perilaku dan merupakan keyakinan yang akan mendorong terbentuknya sikap atau perilaku pembelian produk hijau. Sementara normative belief merupakan persepsi individu mengenai harapan orang atau pihak lain yang penting bagi kehidupan individu mengenai dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tertentu untuk membentuk niat pembelian produk hijau. Sedangkan control belief merupakan persepsi individu mengenai kontrol yang dilakukannya sehubungan dengan perilakunya dan mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku tertentu seperti perilaku konsumen untuk berpartisipasi dalam praktik yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. (*/RA)
keyword: green marketing, green economy, ekonomi hijau, FEM IPB
kategori: SDGs-12