FPIK IPB Pimpin FGD Pengembangan Sumberdaya Sidat Berkelanjutan di Poso, Sulteng

Berita IPB
Akun resmi Institut Pertanian Bogor
Konten dari Pengguna
7 Desember 2022 9:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita IPB tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
FPIK IPB University Pimpin FGD Pengembangan Sumberdaya Sidat Berkelanjutan di Poso, Sulawesi Tengah
zoom-in-whitePerbesar
FPIK IPB University Pimpin FGD Pengembangan Sumberdaya Sidat Berkelanjutan di Poso, Sulawesi Tengah
ADVERTISEMENT
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University bersama dengan Universitas Tadulako, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Poso menggelar Focus Group Discussion (FGD) tentang “Pengembangan Industri Sidat Berkelanjutan Melalui Pengelolaan Sumber Daya dan Teknologi Produksi Hulu-Hilir Ikan Sidat Anguilla spp.” Pada 1/12 di Palu.
ADVERTISEMENT
FGD ini juga menghadirkan pihak yang berkait dengan perikanan sidat seperti penangkap, pembudidaya, pengusaha ikan sidat dan akademisi IPB University yaitu Prof Ridwan Affandi dan Prof Ismudi Muchsin. Hadir juga Dekan FPIK IPB University, Prof Fredinan Yulianda.
Menurut Prof Ridwan, sumberdaya ikan sidat (Anguilla spp.) sedang menghadapi ancaman dari tekanan penangkapan, degradasi habitat, pencemaran dan modifikasi aliran sungai. Upaya pemanfaatan, perlindungan dan tata kelolanya harus berdasarkan kepada prinsip “science-based management”; “science-based economy”; dan “science-based policy and governance”.
“Permasalahan sidat Danau Poso saat ini bukan hanya permasalahan tekanan penangkapan. Untuk meningkatkan keberhasilan budidaya, semua upaya yang dilakukan harus terkoordinasi dan terintegrasi dari hulu hingga ke hilir. Yang paling penting adalah upaya tersebut harus keberlanjutan serta bisa mempertahankan heritage dan ikon Danau Poso sebagai danau purba dan ciri khas Kabupaten Poso,” sebut Prof Ridwan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut Dekan FPIK IPB University, Prof Fredinan, pengembangan sumberdaya perikanan sidat secara berkelanjutan diperlukan usaha yang bersama dari berbagai pihak. Yaitu pemerintah, Non-Governmental Organization (NGO), pihak swasta, masyarakat dan akademisi untuk menindaklanjuti hasil FGD dan terus berpartisipasi aktif.
“Koordinasi yang baik antar para pihak, dukungan kebijakan yang pasti dan kuat (termasuk memasukkan sidat sebagai spesies akuakultur prioritas) serta penegakan hukum merupakan kunci utama bagi keberhasilan semua upaya dalam pemanfaatan sumberdaya ikan sidat berkelanjutan,” jelasnya. (Ihsan/Zul)